EMOSI BIANG KEGAGALAN
Elizabeth Gilbert, penulis novel best seller versi New York
Times, ‘Eat, Pray, Love’ berkata, “Emosi
Anda adalah budak dari pikiran Anda dan Anda adalah budak dari emosi Anda.”
Di sini Gilbert mau mengatakan bahwa manusia dikendalikan oleh pikiran dan emosi.
Manusia hanya punya dua pilihan ketika bicara emosi. Mengendalikan emosi atau justru sebaliknya dikendalikan
olehnya. Emosi dapat berdampak pada karier. Misalnya seperti yang dialami
pegolf legendaris, Bobby Jones. Jones
adalah pegolf dengan kemampuan yang luar biasa. Ia mulai bermain golf diusia 5
tahun di tahun 1907. Sebelum berusia 12 tahun, ia telah berhasil memperoleh
angka di bawah par, sebuah
keberhasilan yang tak bisa dicapai oleh sebagian besar pemain golf sepanjang
umur hidupnya bermain golf.
Pada usia 14 tahun, ia mendapat kualifikasi untuk mengikuti
kejuaraan golf amatir Amerika Serikat. Ternyata Jones tidak berhasil menang
dalam acara itu, karena ia sering kehilangan kendali emosinya dan tidak mampu
bermain baik. Sampai-sampai ia dijuluki club
thrower atau orang yang suka melempar tongkat golf.
Seorang pegolf lebih senior yang dipanggil Grandpa Bart
memberinya nasehat. “Kau tak akan pernah
menang kalau kau tidak dapat mengendalikan emosimu.” Jones menerima nasehat
itu dan mulai belajar mendisiplinkan emosinya.
Pada usia 21 tahun, Jones mulai berkembang dan selanjutnya
menjadi pemain golf terbesar dalam sejarah. Ia pensiun dari golf pada usia 28
tahun setelah memenangi Grand Slam Golf. Grandpa Bart mengomentarinya, “Bobby berusia 14 tahun ketika ia menguasai
permainan golf, tetapi baru pada usia 21 tahun ia baru mampu menguasai diri
sendiri.”
Karena itu, hendaknya kita jangan membiarkan karier
kita yang tengah menanjak rusak hanya
karena emosi.
by: adrian, diolah dari email Anne Ahira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar