DOA SEORANG PELACUR
Di hadapan para muridnya, sang Guru Agung duduk bersila. Tak lama
kemudian ia bercerita. “Ada seorang perempuan. Sore, setelah selesai mandi,
perempuan itu khusyuk berdoa: ‘Tuhan,
berilah malam ini pria hidung belang yang banyak dan royal. Ibu sedang sakit. Aku
butuh duit untuk biaya berobat. Kabulkanlah doa hamba-Mu yang hina ini. Amin!’
Setelah berdoa, ia segera mengenakan pakaian “dinas”-nya,
merias wajahnya dengan make up supaya
kelihatan menarik. Sesudah semuanya beres, ia ke luar rumah dan berjalan menuju
tempat biasanya ia mangkal bersama wanita-wanita seprofesi.
Sungguh di luar dugaan, dia mendapatkan pengguna jasanya
cukup banyak. Kalau biasanya dia hanya melayani maksimal 2 orang sepanjang
malam, kali itu ia mendapat 5 orang. Semuanya royal dan murah hati. Perempuan itu
mendapatkan uang yang banyak.”
Cerita berhenti sampai di situ. Suasana hening. Para murid
serius mendengarkan cerita sang Guru Agung. Dan mereka masih menunggu
kelanjutannya.
Tak lama kemudian sang Guru Agung angkat bicara. Ia bertanya,
“Menurut kalian, apakah doa perempuan itu dikabulkan Tuhan atau kebetulan saja?”
Langsung saja suasana hening pecah dalam suasana debat dan
diskusi. Ada murid yang menyatakan bahwa Tuhan telah mengabulkan doa perempuan
itu. Ada juga murid yang menentangnya. Bagi mereka, mana mungkin Tuhan
mendengarkan doa seorang pelacur. Berbagai argumen tumpah ruah di ruangan itu.
Debat pun semakin seru di antara para murid. Sang Guru Agung hanya diam dalam
diamnya.
Tiba-tiba seorang murid bersuara. “Menurut Guru gimana?”
Sang Guru Agung menatap wajah para muridnya satu per satu
dengan bijak. Lalu ia berkata, “Aku tidak tahu. Yang kutahu, besok paginya
perempuan itu membawa ibunya ke rumah sakit untuk berobat, dan setelah itu ia menghaturkan syukur terimakasih kepada Tuhan.”
Pangkalpinang, 30 November 2015
by: adrian
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar