Senin, 18 Februari 2013

(Inspirasi Hidup) Kejarlah Mimpimu!

MENGEMBANG BAKAT, MENGEJAR MIMPI
Setiap manusia pasti mempunyai mimpi atau cita-cita. Dan tentu mimpi yang dimiliki oleh setiap orang tidak hanya satu. Apakah mimpi itu terwujud atau tidak, itu persoalan lain. Yang jelas, setiap kita mempunyai mimpi. Untuk membuat mimpi itu menjadi nyata, dibutuhkan kemauan dan keberanian. Walt Disney pernah berkata, "Semua mimpi kita dapat terwujud, asalkan kita punya keberanian untuk mewujudkannya."

Semua orang diciptakan istimewa oleh Tuhan dengan bakatnya masing-masing. Bandingkanlah dengan perumpamaan talenta dari Yesus Kristus dalam Injil Matius 25: 14 – 30. Setiap orang memiliki talenta, namun ada yang mengembangkannya dan ada juga yang tidak. Hambatan untuk mengembangkan bakat atau talenta ini terkadang berasal dari pikirannya sendiri.

Zig Ziglar, motivator dunia mengategorikan orang-orang  yang tidak mengembangkan bakatnya ke dalam 4 golongan. Pertama adalah yang menyangkal dirinya memiliki bakat. "Ah, saya tidak punya bakat apa-apa," sangkalnya. Ia merasa tidak perlu berbuat sesuatu  atau berkontribusi bagi orang lain atau kehidupan umat manusia.

Orang kedua suka menunda-nunda. "Saya memang punya bakat. Tapi, tidak sekarang mengembangkannya. Mungkin besok, lusa atau nanti sajalah." Begitu alasannya.

Orang ketiga adalah yang merasa takut. "Sebetulnya saya ingin mengembangkan bakat saya. Tapi takut gagal, daripada saya ditertawakan orang, lebih baik saya diam saja, bukankah lebih aman?" Itu selalu yang dikatakannya.

Orang keempat tidak mau bertanggung jawab. Dia selalu berdalih bahwa orang lain atau keadaanlah yang salah. "Bagaimana saya dapat mengembangkan bakat saya kalau orang di sekitar saya dan keadaan tidak mendukung," katanya menyalahkan keadaan.

Tentulah Anda tidak termasuk dalam keempat tipe orang di atas. Bakat Anda terlalu sayang untuk disia-siakan, karena artinya Anda menyia-nyiakan anugerah Tuhan. Menyia-nyiakan anugerah Tuhan berarti Anda tidak bertanggung jawab kepada Tuhan dan diri Anda sendiri. Tuhan telah mendesain dan menciptakan manusia dengan keistimewaannya masing-masing. Kembangkan bakatmu, kejarlah mimpimu.

dikembangkan dari email Anne Ahira
Baca juga refleksi lainnya:

Orang Kudus 18 Februari: St. Flavianus

SANTO FLAVIANUS, USKUP & MARTIR
Flavianus dikenal sebagai Patriark Konstantinopel (sekarang: Istambul) pada tahun 447. Ia memimpin Gereja selama dua tahun yang sarat dengan banyak masalah.

Suatu ketika, Chrysapius, seorang pegawai kepercayaan Kaisar Teodosius, mengajukan permohonan kepada Flavianus agar menyerahkan kepada kaisar sejumlah perhiasan dan intan berlian dari harta kekayaan Gereja. Flavianus terkejut mendengar permintaan yang aneh itu dan dengan tegas menolak memenuhinya. Sebagai gantinya ia mengirimkan satu bingkisan roti yang telah diberkati untuk menunjukkan kepada kaisar kedalaman cinta kasihnya kepada Yesus. Penolakan Flavianus ini menimbulkan pertentangan antara Flavianus dengan Chrysapius dan kaisar sendiri.

Sementara perkara ini belum tuntas, Flavianus dihadapkan lagi pada bidaah yang diajarkan Eutyches, seorang petapa. Eutyches menyangkal adanya kodrat Kristus yang ilahi sekaligus manusiawi. Flavianus bereaksi keras terhadap ajaran bidaah ini. ia segera mengundang satu sinode di Konstantinopel pada tahun 448 untuk mengekskomunikasikan Eutyches. Paus Santo Leo I mendukung Flavianus dengan mengirimkan sepucuk surat dogmatik yang berisi penjelasan tentang kodrat Kristus, yang sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia, seperti diwariskan para Rasul.

Pada tahun yang sama pula, Dioscorus, Patriark Aleksandria, memimpin sebuah sinode tandingan di Efesus untuk membela Eutyches dan menghukum Flavianus. Karena Flavianus dengan keras menentang sinode gelap itu, ia diserang dan disiksa dengan kejam, lalu dibuang ke Lydia hingga kematiannya. Jenasahnya dimakamkan di Konstantinopel oleh kaisar pengganti Teodosius. Sedangkan Chrysapius dihukum mati oleh kaisar baru itu karena ia sering menyalahgunakan kuasanya untuk menindas Gereja.

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Senin Prapaskah I-C

Renungan Hari Senin Prapaskah I, Thn C/I
Bac I : Im 19: 1 – 2, 11 – 18; Injil       : Mat 25: 31 – 36

Injil hari ini mengisahkan tentang pengadilan terakhir, di mana Tuhan memisahkan manusia baik dan manusia jahat. Manusia baik menerima kebahagiaan kekal. "Terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan." (ay. 34). Ini bisa terjadi karena orang-orang ini selalu berbuat baik dalam hidupnya. Perbuatan baik itu terarah kepada sesamanya.

Selalu berbuat baik dalam hidup membuat manusia menjadi kudus. Dan ini sesuai dengan kehendak Allah. Dalam bacaan pertama, Allah bersabda, "Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus." (ay. 2). Bentuk kekudusan itu adalah dengan melakukan kebaikan dan menghindari perbuatan jahat, baik kepada Tuhan maupun sesama (ay. 11 - 18).

Sabda Tuhan hari mau mengajak kita untuk berlaku kudus. Hendaklah dalam kehidupan kita senantiasa berbuat amal baik kepada sesama dan bukannya kejahatan. Yesus menegaskan bahwa apa yang kita perbuatan kepada sesama itu juga kita lakukan kepada Dia.

by: adrian