Jumat, 24 Februari 2023

KAJIAN ISLAM ATAS SURAH AR-RAD AYAT 32-36

 


³² […] Maka, Aku memberi tenggang waktu kepada orang-orang yang kufur itu, kemudian Aku siksa mereka. […] ³³Apakah Dia yang mengawasi setiap jiwa atas apa yang diperbuatnya (sama dengan tuhan yang tidak demikian)? Mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah. […]. ³⁴ [...]. ³⁵ […]. ³⁶Orang-orang yang telah Kami berikan al-Kitab kepada mereka bergembira dengan apa (kitab) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) […] (QS 13: 32 – 36)

Umat islam yakin bahwa Al-Qur’an merupakan firman yang langsung berasal dari Allah sendiri. Firman itu disampaikan secara langsung kepada nabi Muhammad (570 – 632 M). Berhubung Muhammad adalah seorang yang tidak bisa membaca dan menulis, maka setelah mendapatkan firman Allah itu dia langsung mendiktekan kepada pengikutnya untuk ditulis. Semua tulisan-tulisan itu kemudian dikumpulkan, dan jadilah kita yang sekarang dikenal dengan nama Al-Qur’an. Karena itu, apa yang tertulis dalam Al-Qur’an adalah merupakan kata-kata Allah sendiri. Tak heran bila umat islam menganggap kitab tersebut sebagai sesuatu yang suci, karena Allah sendiri adalah mahasuci. Penghinaan terhadap Al-Qur’an adalah juga penghinaan terhadap Allah, dan orang yang melakukan hal tersebut wajib dibunuh. Ini merupakan kehendak Allah sendiri, yang tertuang dalam Al-Qur’an (QS al-Maidah: 33).

Keyakinan umat islam bahwa Al-Qur’an merupakan kata-kata Allah didasarkan pada firman Allah sendiri. Ada banyak ayat dalam Al-Qur’an, yang merupakan perkataan Allah, yang mengatakan hal tersebut. Al-Qur’an diturunkan agar menjadi petunjuk bagi umat islam. Setiap umat islam wajib mengikuti apa yang dikatakan dalam Al-Qur’an. Untuk kemudahan ini maka sengaja Allah mudahkan Al-Qur’an (QS al-Qamar: 17). Dengan kata lain, Al-Qur’an adalah kitab yang sudah jelas dan mudah dipahami.

Berangkat dari keyakinan umat islam ini, maka kutipan ayat Al-Qur’an di atas haruslah dikatakan merupakan perkataan Allah, yang disampaikan kepada Muhammad. Namun tetap harus diakui tidak semua yang tertulis dalam kutipan di atas merupakan perkataan Allah. Apa yang tertulis dalam tanda kurung bisa dipastikan berasal dari tangan-tangan manusia kemudian. Sejatinya kata-kata tersebut tidak pernah diucapkan Allah kepada Muhammad. Penambahan tersebut bertujuan untuk membuat wahyu Allah menjadi jelas. Di sini terlihat kalau ternyata Al-Qur’an bukanlah kitab yang jelas sebagaimana dikatakan Allah, karena untuk untuk membuat wahyu Allah menjadi jelas dibutuhkan keterangan tambahan dari manusia.

Kutipan di atas diambil dari surah ar-Rad ayat 32 hingga 36. Dalam ayat 32 Allah mengawali dengan satu informasi tentang nasib para rasul sebelum Muhammad yang diolok-olok oleh umatnya. Tujuan pernyataan Allah ini adalah agar Muhammad tidak berkecil hati ketika mengalami olok-olokan dari orang terkait dengan tugas perutusannya. Artinya, olok-olokan terhadap para rasul itu biasa terjadi, bukan hanya terjadi pada diri Muhammad saja. Allah tidak berhenti pada informasi masa lalu saja. Allah akan menindak tegas mereka yang mengolok-olok Muhammad. Informasi ini penting buat Muhammad, karena dengan ini ia mendapatkan peneguhan. Muhammad tidak hanya mendapatkan semacam solidaritas sesama rasul Allah, tetapi juga perlindungan dan peneguhan. Ketika pesan Allah ini disampaikan kepada pengikutnya, tentulah pesan ini menjadi penegasan akan kenabiannya.