BEATA ANNA MARIA TAIGI, PENGAKU IMAN
“Keluargaku seperti Firdaus
tampaknya, dan hatiku sungguh bahagia.” Demikian kata Dominiko Taigi waktu
berlangsungnya proses pernyataan ‘beata’ atas diri Anna Taigi, isterinya.
Kegembiraan dan kebahagiaan yang sama meliputi anak-anaknya serta pembantu
rumah yang melayaninya. Mereka semua kagum akan kesucian hidup Anna Maria Taigi
yang sangat mencintai mereka dengan perhatian dan kebaikannya yang luar biasa.
Anna Maria Taigi lahir di
Siena pada tahun 1769. Ketika berumur 6 tahun, ia berada di Roma untuk
mengikuti pendidikan di sana. Ia kelihatan saleh dan sederhana. Ia gemar
mengenakan pakaian yang indah-indah serta gemar akan kesenangan-kesenangan
dunia yang pantas. Perkawinannya dengan Dominiko Taigi berlangsung pada usia 21
tahun. Tuhan menganugerahan kepadanya tujuh orang anak. Hidup mereka sederhana
namun bahagia. Untuk menambah pendapatan keluarga, ia menerima pesanan jahitan.
Memang banyak sekali pengalaman pahit dialaminya, namun semuanya dipersembahkan
kepada Tuhan. Tuhan selalu meneguhkan hatinya dengan menganugerahkan kedamaian
batin kepadanya. Baginya, mendidik dan membesarkan ketujuh orang anaknya
bukanlah perkara yang mudah. Ibu kandungnya sendiri tinggal bersama mereka.
beban tanggungannya semakin bertambah ketika Sophia, anaknya, menjadi janda dan
kembali tinggal dengannya bersama enam orang anaknya yang lain.
Untuk mereka semua, Anna
benar-benar menjadi seorang malaikat pelindung dan pendamai. Urusan-urusan
rumah tanggah dibereskannya dengan senang hati. Bagi tetangga-tetangganya, ia
juga menjadi seorang penghibur. Pada suatu hari Tuhan menampakkan diri
kepadanya dalam rupa sebuah bulatan cahaya ilahi. Dalam bulatan cahaya itu, ia
dapat melihat segala sesuatu yang terjadi, baik di masa lampau, kini dan yang
akan datang. Tuhan pun menganugerahkan kepadanya kemampuan mengenal keadaan
batin orang lain dan mengetahui nasib orang lain.
Terdorong oleh pengalaman
akan Allah itu, Anna semakin yakin akan perlindungan Tuhan atas dirinya. Ia
menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah sebagai korban silih atas dosa-dosa
dunia dan bagi keselamatan Gereja yang tengah dilanda banyak masalah. Banyak
sekali orang datang kepadanya untuk meminta bimbingan. Banyak waktu
dihabiskannya untuk melayani orang-orang itu. kesucian hidupnya ternyata
berpengaruh besar terhadap lingkungan sekitarnya. Meski banyak kali disibukkan
untuk melayani orang lain, namun apa yang menjadi kewajibannya sebagai ibu
rumah tangga tak pernah dilalaikannya. Suami dan anak cucunya dilayaninya
dengan penuh kasih sayang. Ia pun banyak membantu orang-orang yang susah dan
menyembuhkan banyak orang sakit tanpa meminta bayaran.
Anna Taigi digelari ‘beata’
bukan karena penglihatan ajaib yang dilihatnya, tetapi karena kebaikan hatinya,
kemiskinannya, kerendahan hatinya serta kerelaannya untuk menderita bagi
jiwa-jiwa. Ia meninggal dunia pada tahun 1837.
sumber: Orang Kudus
Sepanjang Tahun
Baca juga orang kudus hari ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar