Minggu, 16 November 2014

Orang Kudus 16 November: St. Margareta dari Skotlandia

SANTA MARGARETA SKOTLANDIA, PENGAKU IMAN
Margareta adalah seorang puteri Kerajaan Inggris yang dilahirkan pada tahun 1046. Ia dan ibunya berlayar ke Skotlandia untuk melarikan diri dari raja yang berhasil menguasai tanah mereka. Raja Malcolm dari Skotlandia menyambut mereka. Raja jatuh cinta kepada puteri jelita itu. Tak lama kemudian, Margareta dan Malcolm pun menikah.

Sebagai seorang ratu, Margareta membawa banyak perubahan baik bagi suami maupun negaranya. Malcolm seorang yang baik, tetapi ia dan para anggota istananya amat kasar. Ketika dilihat raja betapa bijaksana isterinya itu, raja bersedia mendengarkan nasehat-nasehat baik isterinya. Margareta membantu raja untuk menguasai diri dan melatih keutamaan-keutamaan kristiani. Ia menjadikan istananya indah serta tahu sopan santun. Raja dan ratu menjadi teladan yang mengagumkan, oleh karena cara mereka berdoa bersama serta cara mereka memperlakukan satu sama lain. Mereka membagikan makanan kepada kaum miskin papa. Mereka berdua berusaha keras untuk meneladani Yesus dalam hidup mereka.

Margareta merupakan berkat bagi seluruh rakyat Skotlandia. Sebelum ia datang, rakyat amat bodoh. Banyak di antara mereka yang mempunyai kebiasaan buruk yang menghalangi mereka untuk dekat kepada Tuhan. Margareta berjuang keras mendapatkan guru-guru yang baik untuk membantu rakyatnya memperbaiki kebiasaan-kebiasaan mereka yang buruk itu. Ia dan Malcolm mendirikan gereja-gereja baru. Ratu senang menghiasi gereja-gerejanya dengan indah sebagai ungkapan rasa hormatnya kepada Tuhan. Malahan, Ratu Margareta sendiri yang menyulam sebagian jubah-jubah liturgi para imam. Margareta dan Malcolm dianugerahi enam putera serta dua puteri. Mereka amat mengasihi putera dan puteri mereka. Putera bungsunya kelak menjadi orang kudus (Santo David). Tetapi, Margareta mengalami saat-saat sedih juga. Pada saat sakitnya yang terakhir, ia mendengar kabar bahwa suami beserta puteranya, Edward, terbunuh dalam perang. Mereka  meninggal hanya empat hari sebelum Margareta sendiri meninggal dunia. St. Margareta wafat pada 16 November 1093. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Innosensius IV pada tahun 1250.

Baca juga orang kudus hari ini:
2.      St. Rochus Gonzales

Renungan Hari Minggu Biasa XXXIII - A

Renungan Hari Minggu Biasa XXXIII, Thn A/II
Injil      Mat 25: 14 – 30;

Salah satu pesan sabda Tuhan hari ini adalah rasa tanggung jawab. Tanggung jawab adalah tindakan pribadi yang diarahkan kepada pribadi yang lebih tinggi. Dalam bacaan pertama, Tuhan meminta umat manusia untuk hidup bertanggung jawab dalam banyak aspek kehidupan. Salah satunya adalah sikap takut kepada Tuhan. Sikap ini lahir dari kesadaran bahwa manusia itu kecil di hadapan Tuhan dan bergantung pada-Nya. Dengan kesadaran ini manusia tidak akan merasa diri hebat dalam segala aspek kehidupan, melainkan akan merasa rendah hati. Sikap takut pada Tuhan merupakan wujud rasa tanggung jawab manusia pada kesadaran dirinya.

Demikian pula dalam bacaan kedua, yang diambil dari Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Tesalonika. Dalam suratnya itu Paulus berbicara tentang hari Tuhan, yang biasa juga dikenal dengan sebutan akhir zaman. Paulus mengulang kembali apa yang pernah disampaikan Tuhan Yesus bahwa tak ada satu manusia pun yang tahu kapan akhir zaman itu tiba. Akhir zaman datang secara mendadak, seperti pencuri pada malam. Karena tidak tahu waktunya, maka sikap yang harus ditanamkan adalah “berjaga-jaga dan sadar” (ay. 6). Sikap ini merupakan wujud rasa tanggung jawab manusia pada dirinya sendiri.

Tuhan Yesus dalam Injil hari ini memberi pengajaran tentang hal kerajaan sorga yang disampaikan dalam bentuk perumpamaan. Tuhan Yesus memberikan perumpamaan talenta. Inti dari perumpamaan ini adalah setiap orang dianugerahi talenta dan Tuhan berharap supaya masing-masing orang mengembangkannya. Persoalan bukan terletak pada jumlah talenta, melainkan pada usaha mengembangkannya. Tuhan sangat senang pada orang yang berusaha mengembangkan talenta itu. Mengembangkan talenta bisa dilihat sebagai wujud rasa tanggung jawab.

Rasa tanggung jawab selalu melakat pada pribadi manusia. Setiap manusia yang dewasa secara moral, psikis dan intelektual sudah dikenakan rasa tanggung jawab ini. Rasa tanggung jawab bisa dilihat sebagai ungkapan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan orang lain. Hidup kita merupakan anugerah Tuhan. Tuhan juga banyak memberi sesuatu kita. Sebagai ungkapan rasa terima kasih kita kepada Tuhan, sudah sepantasnya kita bertanggung jawab memelihara, mengembangkan dan menjaga anugerah Tuhan itu sehingga dapat berguna, bukan saja bagi diri kita sendiri, melainkan juga bagi sesama. Salah satu contoh sederhana adalah menjaga kesehatan. Menjaga dan memelihara kesehatan bukan karena kita takut sakit atau takut mati melainkan karena kita bertanggung jawab atas rahmat kehidupan yang Tuhan berian kepada kita.

by: adrian