Selasa, 10 September 2013

(Pencerahan) Bertindaklah Jika Tahu

TIDAK DIBERITAHU KARENA SUDAH TAHU


Ada sebuah kapal penumpang. Kapten nahkoda kapal itu adalah Bapak Sailor. Ia menjadi nahkoda hanya karena punya ijasah nahkoda dan diangkat oleh sang pemilik kapal. Soal apakah ia paham dan mengerti seluk beluk perkapalan dan kenahkodaan, itu lain soal. Sebagai nahkoda ia adalah pimpinan alias boss. Siapapun yang ada di kapal itu harus tunduk dan memberitahu padanya.

Suatu ketika kapal hendak berlayar. Saat itu musim cuaca kurang bersahabat, namun ia tetap memutuskan berangkat. Sehari sebelum berangkat, nahkoda mengecek seluruh bodi kapal, perlengkapan dan kondisi ABK (Anak Buah Kapal). Ia menemukan banyak ketidakberesan, misalnya ada bodi kapal yang retak, beberapa baut mesin dan peralatan lain yang sudah lepas atau longgar, lampu suar yang tak berfungsi, dll. Namun semua itu diabaikan karena besok sudah mau berlayar. Bukankah perjalanan hanya semalam saja, pikirnya dalam hati. Besoknya bisa diperbaiki. Lagi pula penumpang sudah beli tiket.

ABK diam saja, karena boss sudah tahu. Bukankah semua keputusan ada di tangan nahkoda kapal, pikir mereka.

Kapal meninggalkan pelabuhan diiringi sorak sorai dan lambaian tangan penumpang dan pengantar. Langit cerah. Kapal melaju dengan tenang. Menjelang tengah malam badai menghadang.  Kapal bergoyang dihempas ombak dan gelombang. Retakan bodi kapal terkuak melebar karena hentakan ombak. Air laut memasuki kapal. Di ruang kontrol ada sinyal kerusakan bodi kapal dan air laut yang masuk. Tapi sang kapten tenang saja. Kapal tetap berjalan.

ABK lain ikut diam. Mereka menganggap nahkoda sudah tahu. Dan karena sudah tahu tentulah ada solusi yang jitu. Namun nahkoda tetap diam membisu. Sementara waktu terus berlalu. Air laut terus masuk sampai akhirnya kapal tenggelam.

Di penyelidikan, nahkoda dan ABK ditanyai oleh polisi.
Polisi              : apakah kalian tahu kalau sebelum berlayar bodi kapal sudah ada yang retak?
Nahkoda         : ya, saya tahu
ABK               : ya, kami tahu
Polisi           : apakah kalian tahu ada sinyal yang mengisyaratkan adanya kerusakan dan kebocoran sehingga air laut dapat masuk?
Nahkoda         : ya, saya tahu
ABK               : ya, kami tahu
Polisi             : Nah, lantas?
Nahkoda       : mereka tidak memberitahu kepada saya, Pak! Saya kan pimpinannya. Saya harus menerima laporan dari mereka.
ABK               : dia tidak mau mencari tahu, maka kami tak beri tahu. Selain itu juga kami mengangap dia sudah tahu.

by: adrian

Orang Kudus 10 September: St. Theodardus

Santo theodardus, martir
Hari kelahiran Theodardus tidak diketahui dengan pasti. Yang diketahui tentang dirinya ialah bahwa ia menggantikan Santo Remaclus sebagai abbas di biara Benediktin Malmedy-Stavelot, Perancis, pada tahun 653. Pada tahun 662 ia ditahbiskan menjadi Uskup Tongres-Masetricht, Perancis. Ketika sekelompok bangsawan Perancis berusaha menyita kekayaan di diosesannya, ia mengajukan protes keras kepada Childeric II dari Austria, yang berkuasa di Merovingian, sebagian wilayah kerajaan Perancis. Pada tahun 670, dalam perjalanannya ke pengadilan kerajaan, uskup yang saleh ini dibunuh dengan kejam di sebuah tempat dekat Speyer, Jerman, oleh kaki tangan raja. Ia dihormati sebagai martir karena usaha-usahanya untuk memperjuangkan dan membela hak-hak Gereja.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Selasa Biasa XXIII-C

Renungan Hari Selasa Biasa XXIII, Thn C/I
Bac I   : Kol 2: 615; Injil            : Luk 6: 12 19

Dalam Injil hari ini dikisahkan Yesus memilih dua belas orang yang disebut-Nya rasul (ay. 13). Sebelum memilih mereka, terlebih dahulu Yesus berdoa kepada Allah (ay. 12). Dari antara dua belas rasul itu, satu orang mengkhianati Dia, yaitu Yudas Iskariot (ay. 16). Hal ini menunjukkan bahwa sekalipun sudah dipilih Tuhan, sekalipun sudah hidup bersama Tuhan, kelemahan manusiawi tak akan hilang. Yudas gagal mewujudkan kesetiaannya pada Yesus.

Sadar akan hal ini, Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Kolese, meminta mereka untuk tetap hidup di dalam Yesus (ay 6), berakar dalam Yesus dan bertumbuh di atas Dia (ay. 7). Paulus menghendaki agar jemaat tidak menyimpang dari ajaran Tuhan. Dengan kata lain, jangan mengkhianati Tuhan. Jemaat, yang sudah ditebus oleh Yesus Kristus, diajak untuk tetap setia pada-Nya.

Sabda Tuhan hari ini menjadi cerminan bagi hidup kita. Sekalipun kita sudah dibaptis dalam nama Yesus, sekalipun kita sering hadir dalam ekaristi, dan lain sebagainya, kita tetap diminta untuk senantiasa teguh dalam Injil Tuhan. Lewat sabda-Nya hari ini, Tuhan menghendaki agar kita tidak mengkhianati Dia, tetapi tetap setia pada-Nya. Tuhan Yesus meminta kita untuk tidak meninggalkan Gereja-Nya.

by: adrian