Minggu, 29 Juli 2012

Ada Yang Aneh dari Puasa


Fenomena yang sering terjadi di masa bulan puasa ini adalah melambungnya harga-harga barang di pasar. Para ibu rumah tangga pada mengeluh. Dan akhirnya semua pihak saling menuding. Ada yang mengatakan pemerintah tidak becus mengurus negara. Ada yang menuduh pedagang bermain; mereka sepertinya menari di atas derita orang lain. Dan sekali lagi, ujung-ujungnya ibu rumah tangga yang menderita.

Dari sisi ilmu ekonomi, fenomena kenaikan harga barang di masa puasa ini bukanlah sesuatu yang aneh. Fenomena ini dapat dijelaskan dengan akal sehat. Di mana ada permintaan sangat besar, sementara ketersediaan barangnya terbatas (atau sedikit), maka otomatis harga barang akan naik. Inilah rumusan ilmu ekonomi. Jadi, tidak ada yang aneh. Kenaikan harga barang itu wajar.

Yang menjadi aneh adalah kenapa permintaan meningkat di bulan puasa ini. Mengapa kebutuhan akan barang di masa puasa ini menjadi meningkat? Inilah yang ANEH. Artinya, di masa puasa ini nafsu konsumtif orang bertambah.

Adalah hak setiap orang untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap manusia, apapun agama, suku dan bangsanya, memiliki nafsu konsumtif. Jadi memiliki nafsu konsumtif itu tidak salah. Soal tingkatannya juga tidak ada yang melarang, sejauh batas kemampuan. Namun menjadi aneh jika nafsu konsumtif itu menjadi meningkat di masa puasa.

Bukankah puasa itu berusaha menekankan hawa nafsu? Salah satu nafsu yang ingin ditekan adalah nafsu konsumtif. Jadi, jika orang benar-benar menjalankan puasa, sebenarnya tidak ada masalah dengan ketersediaan barang yang terbatas. Karena sama sekali tidak berpengaruh. Sebab orang akan menekan nafsu konsumtifnya sekecil mungkin. Berkaitan dengan makan minum, tidak akan terjadi pola konsumsi yang berlebihan. Yang terjadi adalah apa adanya.

Oleh sebab itu, semestinya pada masa puasa ini tidak ada kenaikan harga barang. Sebab permintaan akan barang kecil dan jumlah barang seperti masa-masa sebelumnya. Logikanya begini: pada masa puasa ini orang makan hanya dua kali sehari (bandingkan di masa biasa yang tiga kali sehari). Karena itu, di masa puasa ini ketersediaan barang justru stabil atau melimpah. Dan kalau stabil atau melimpah, tentulah harga tidak akan naik.

Akan tetapi yang terjadi adalah harga barang naik. Ini menunjukkan bahwa nafsu konsumtif manusia di bulan puasa ini meningkat. Bisa dikatakan bahwa pada bulan puasa ini yang berpuasa itu bukanlah manusianya melainkan “bulan”-nya. Kalau manusianya benar-benar berpuasa maka tidak akan muncul fenomena kenaikan harga barang di pasar.

by: adrian

Orang Kudus 29 Juli: St. Marta

SANTA MARTA, PERAWAN & SAHABAT YESUS
Kisah tentang Marta dilukiskan Yohanes dalam Injilnya 11: 1 – 44. Di dalamnya terungkap jelas bahwa Marta dan Maria bersama Lazarus, saudara mereka, amat disayangi oleh Yesus. Mereka tinggal di Betania, sebuah kampung kecil yang letaknya tak jauh dari Yerusalem. Ketika Yesus mengunjungi mereka sehubungan dengan peristiwa kematian Lazarus, Marta selaku adik Maria bertindak sebagai pelayan. Ia sibuk menyediakan makanan bagi Yesus dan para rasul yang menyertai-Nya. Sedangkan Maria, kakaknya, yang pernah meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya, duduk di depan kaki Yesus sambil mendengarkan Sabda Yesus.

Ketika Lazarus jatuh sakit, Marta dan Maria mengirim kabar kepada Yesus. Pada waktu itu Yesus ada di seberang sungai Yordan yang agak jauh dari Betania. “Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit!” demikian bunyi kabar itu. Yesus sengaja tinggal di tempat itu selama dua hari, lalu pergi ke Betania untuk menghibur Maria dan Marta. Tatkala Yesus datang, Marta pergi menemui Dia. Maka terjadilah percakapan indah antara dia dengan Yesus. Dengan sikap yang realistis dan penuh iman kepada Yesus, Marta berkata, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.”

Kata Yesus kepada Marta, “Saudaramu akan bangkit.”

Kata Marta kepada-Nya, “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.”

Jawab Yesus, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati...”

Marta memang kurang memahami apa yang dikatakan Yesus, namun ia percaya pada Yesus, “Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.” Marta adalah seorang wanita yang bersemangat iman, praktis, ramah dan rajin.

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Minggu Biasa XVII-C


Renungan Hari Minggu Biasa XVII, Thn C
Injil    Luk 11: 1 – 13;
Satu tema kecil yang ditawarkan sabda Tuhan lewat bacaan-bacaan liturgi hari Minggu Biasa XVII adalah “Allah ingin umat-Nya tidak binasa, melainkan selamat”. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Kejadian, ditampilkan kisah dialog Allah dengan Abraham. Topik dialog mereka adalah situasi dan kondisi umat Sodom dan Gomora. Tuhan sudah mendengar berita tentang Sodom dan Gomora yang “sangat berat dosanya” (ay. 20). Akan tetapi, Abraham meyakinkan Allah bahwa mungkin masih ada orang baik di sana. Demi orang baik tersebut, Allah tidak akan memusnahkan mereka; Allah malah mengampuni. Di sini terlihat jelas bahwa Allah tidak ingin umat manusia binasa. Untuk maksud itu, Allah memberi kesempatan untuk bertobat.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Kolese, memaparkan refleksinya atas peristiwa baptis. Dalam bacaan kedua, Paulus mengungkapkan bahwa lewat baptisan, kita telah memperoleh rahmat keselamatan. Baptisan mengandung makna dikuburkan bersama Kristus; dan karena dikuburkan bersama Kristus, maka kita juga turut dibangkitkan (ay. 12). Dua kali Paulus menegaskan bahwa Allah memang menginginkan keselamatan umat manusia, lewat kata-kata “Ia mengampuni segala pelanggaran kita” (ay. 13) dan “menghapus surat hutang ….. dengan memakukannya pada kayu salib” (ay. 14).
Dalam Injil Yesus memberikan pengajaran tentang doa Bapa Kami. Dalam doa tersebut sudah terkandung begitu banyak pesan dan makna. Di sana ditegaskan bahwa Allah adalah sumber segala rahmat dan berkat, akan tetapi manusia tetap harus memintanya. Apa yang diminta tentulah akan diberikan. Hal inilah yang ditegaskan Yesus, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” (ay. 8). Terlihat bahwa Allah menghendaki juga usaha dan perjuangan manusia, meski tidak lantas menghilangkan kemurahan hati Tuhan.
Sabda Tuhan hari ini pertama-tama menyadarkan kita bahwa Allah memang sungguh maha baik. Dia ingin supaya kita memperoleh keselamatan. Dia tak ingin kita binasa. Karena itu, Dia selalu memberi kesempatan kepada kita untuk bertobat dan memanfaatkan tawaran keselamatan-Nya. Di sisi lain, sabda Tuhan hari ini menghendaki supaya kita dapat menjadi seperti Allah: tidak begitu mudah menghakimi dan menjatuhkan hukuman kepada orang lain tanpa memberi kesempatan pada mereka untuk berubah. Tuhan mau agar kita dapat bersikap baik kepada siapa saja, terlebih kepada mereka yang memang membutuhkan kita.***
by: adrian