Senin, 09 Juli 2012

Jambore Akbar Anak & Remaja Dekenat Utara 2012

Situasi Perkemahan JARI – II

Informasi tentang keadaan tenda-tenda peserta jambore akbar anak dan remaja Katolik Dekenat Utara 2012 amat sangat terbatas. Mungkin para juru kamera tidak menaruh perhatian besar pada kondisi tenda. Padahal hal itu bisa menjadi perhatian untuk kegiatan di masa yang akan datang.

Di sini kami akan memberikan beberapa dokumentasi sekedarnya saja.

Inilah tenda cowok













Kamar mandi cowok




Gerbang lokasi pertemuan/kegiatan


 WC di lokasi pertemuan/kegiatan


Inilah tenda puteri












Kamar mandi puteri



Ada warungnya juga loh!! Habis mandi langsung shopping...




Rm Hendra tiba dan mengunjungi perkemahan




Orang Kudus 9 Juli: St. Agustinus Zhao Rong


SANTO AGUSTINUS ZHAO RONG, IMAM & MARTIR DARI CHINA
Agustinus Zhao Rong lahir di Sichuan, Guizhou, China, sekitar tahun 1746. Nama aslinya adalah Zhao Rong. Zhao Rong terlahir bukan sebagai orang kristen. Tidak ada kisah hidupnya yang cukup detail, khususnya masa kecil serta latar belakang keluarganya. Saat ia berumur 20 tahun, ia masuk menjadi seorang tentara. Tahun 1785, ia menjadi pasukan yang membawa St. Yohanes Gabriel Taurin Dufresse, M.E.P., yang pada saat itu adalah seorang tahanan menuju Peking. Tidak lama setelah itu ia menyaksikan penganiayaan umat Kristen di Wuchuan. 

Peristiwa penganiayaan ini mungkin yang mengubah jalan hidupnya. Ia kemudian bertemu dengan B. Jean-Martin Moye dan mengikutinya. Setelah mempelajari iman kristen, Zhao Rong dibaptis pada pesta St. Agustinus. Nama "Agustinus" itu juga yang dipakainya sebagai nama baptisnya.  Setelah menjadi pengikut Kristus, Zhao Rong kemudian melanjutkan belajar di seminari. Ia ditahbiskan sebagai imam dalam usia 35 tahun.

Agustinus Zhao Rong berkarya di Yunan sampai terjadi penganiayaan umat Kristen di bawah Kaisar Jiaqing. Zhao Rong dibawa ke Cheng-du. Di sana ia mendapat perlakuan yang kasar dan kejam. Setelah dihina dan dipukuli, Agustinus Zhao Rong meninggal dunia pada 27 Januari 1815 di dalam penjara di Cheng-du, Sinchuan, China. Pada 27 Mei 1900 ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII, dan pada 1 Oktober 2000 ia dikanonisasi bersama dengan 199 martir-martir China lainnya oleh Paus Yohanes Paulus II.

by: adrian

Renungan Hari Senin Biasa XIV - Thn II

Renungan Hari Senin Biasa XIV B/II
Bac I    Hos 2: 13, 14, 15, 18 – 19 ; Injil   Mat 9: 18 – 26

Ada dua mujizat yang dilakukan Yesus. Yang pertama adalah menghidupkan orang mati, putri seorang kepala rumah ibadat. Yang kedua adalah menyembuhkan penyakit pendarahan dari seorang ibu yang sudah 12 tahun dideritanya.
Baik menghidupkan maupun menyembuhkan, mujizat itu terjadi pertama-tama karena belas kasih Yesus dan juga adanya I M A N. Iman inilah yang menggerakkan kepala rumah ibadat dan wanita dengan pendarahan itu datang kepada Yesus. Mereka yakin pada Yesus ada kehidupan dan kesembuhan. 
"Datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup." Demikian kata kepala rumah ibadat yang mengungkapkan imannya. Sekalipun ia tahu anaknya sudah meninggal, namun ia yakin dan percaya bahwa Yesus dapat membangkitkannya kembali. Karena itulah, ia meminta Yesus datang.
 "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Demikian ungkap wanita yang sudah 12 tahun menderita penyakit pendarahan. Uangkapnya ini merupakan ungkapan iman. Tentulah selama 12 tahun ia sudah mendatangi banyak tabib dan ahli pengobatan untuk menyembuhkan penyakitnya. Berbagai macam obat dan ramuan sudah dia coba, tapi hasilnya selalu nihil. Dia datang kepada Yesus karena yakin dan percaya Yesus dapat menyembuhkannya. Cukup dengan menyentuh jubah-Nya saja.

Sabda Tuhan hari ini mau mengatakan kepada kita bahwa Yesus adalah kehidupan dan kesembuhan. Pada Yesus ada kehidupan dan kesembuhan. Lewat sabda-Nya ini kita diajak untuk mau datang kepada Yesus dan menaruh harapan dan kepercayaan kepada-Nya.
by: adrian