Sabtu, 18 Agustus 2018

Renungan Hari Minggu Biasa XX - B


Renungan Minggu Biasa XX, Thn B
Bac I  Ams 9: 1 – 6; Bac II         Ef 5: 15 – 20;
Injil    Yoh 6: 51 – 58;
Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus memperkenalkan dirinya sebagai roti hidup yang turun dari sorga (ay. 51). Yesus menegaskan bahwa dirinya, tubuh dan darah-Nya adalah sungguh makanan. “Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.” (ay. 55). Pernyataan Tuhan Yesus ini memang sungguh tidak masuk dalam akal budi kebanyakan orang Yahudi. Karena itulah, mereka saling bertengkar dan mempersoalkan pernyataan Yesus tadi (ay. 52).
Menghadapi orang Yahudi, yang memperkarakan pernyataan Yesus tersebut, kiranya nasehat Paulus dalam bacaan kedua, dan penulis Kitab Amsal, dalam bacaan pertama, sangat relevan. Di mata Paulus dan penulis Kitab Amsal, sikap orang Yahudi itu seperti sikap orang bodoh. Karena itu, dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus berkata, “janganlah kamu bodoh.” (ay. 17); dan penulis Kitab Amsal mengajak umat untuk membuang kebodohan (ay. 6).
Dari bacaan pertama dan kedua hari ini, kita bisa mengetahui bahwa sikap orang Yahudi yang bertengkar soal pernyataan Tuhan Yesus sebagai makanan terjadi karena mereka hanya mengandalkan kemampuan manusiawinya saja. Orang Yahudi mencoba memahami pernyataan Yesus tersebut hanya dari sisi akal budi saja. Dan ketika akal budi menemui keterbatasannya, mulailah mereka saling bertengkar. Karena itu, Paulus dan penulis Kitab Amsal mengajak kita untuk “mengerti kehendak Tuhan” (Ef 5: 17; bdk. Ams 9: 6).
Sabda Yesus hari ini secara khusus ditujukan kepada para murid-Nya. Kepada kita Yesus berkata bahwa yang makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya akan mempunyai hidup kekal dan akan dibangkitkan pada akhir zaman (ay. 54). Menjadi pertanyaannya adalah apakah kita memahami sabda Yesus ini dan percaya? Untuk bisa memahaminya, kita harus mengikuti nasehat Paulus dan penulis Kitab Amsal, yaitu membuang kebodohan kita. Kebodohan itu terjadi ketika kita memaksakan pemikiran kita. Kata kunci untuk dapat memahami pernyataan Tuhan Yesus adalah “Yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.” Jadi, setiap murid Kristus yang makan tubuh-Nya (lewat ekaristi), akan hidup oleh Kristus, bukan dirinya sendiri.
by: adrian