Jumat, 30 Oktober 2020
INI ALASAN TAK ADA PERKOSAAN TKW DI ARAB SAUDI
Kamis, 29 Oktober 2020
TEGAR MENGHADAPI TANTANGAN
Semua manusia pernah menghadapi hambatan dan tantangan dalam kehidupannya. Tak jarang hambatan ini menghantar kita kepada keadaan terpuruk. Namun sebenarnya keadaan terpuruk bukanlah buruk, bila dihadapi dengan tenang dan bijak serta berjuang terus pantang mundur, dan diiringi doa yang tulus!
Kebanyakan orang takut dan berusaha menghindari tantangan dan rintangan
dalam hidupnya. Banyak orang ingin agar perjalanan hidupnya mulus. Harapan akan
perjalanan hidup yang mulus adalah sebuah mimpi yang jauh dari kenyataan.
Karena tantangan dan rintangan selalu ada dalam hidup ini. Kita butuh cara
pandang baru terhadapnya. Setiap tantangan dan rintangan adalah cambuk
untuk memotivasi kita mencapai kemajuan dan kemenangan. Ia ibarat
angin yang melawan layang-layang, sehingga layang-layang bisa terbang tinggi.
Jika tidak ada angin tahu jika tidak melawan angin, layang-layang tidak akan
dapat terbang.
A.J. Cronin pernah mengatakan: "Kehidupan bukanlah
jalan yang lurus dan mudah dilalui di mana kita bisa bepergian bebas
tanpa halangan. Kehidupan seringkali berupa jalan-jalan sempit yang
menyesatkan, di mana kita harus mencari jalan, tersesat dan bingung!
Sering rasanya sampai pada jalan tak berujung. Namun, jika kita punya
keyakinan Kepada Sang Maha Pemilik Kehidupan, pintu pasti akan
dibukakan untuk kita. Mungkin bukan pintu yang selalu kita inginkan,
namun pintu yang akhirnya akan terbukti, terbaik untuk kita!"
Saat kita menjelang dewasa, hidup memang tidak selalu indah. Lihatlah,
langit pun tak selalu cerah, suram malam kadang tak
berbintang. Itulah lukisan alam. Itulah gambaran alam. Itulah
aturan Tuhan. Manusia merupakan bagian dari alam dan hidup dalam
aturan Tuhan.
Setiap manusia dianugerahi oleh Allah akal budi yang dengannya manusia
dapat berpikir. Salah satu aktivitas berpikir adalah belajar. Hidup adalah
belajar. Belajar untuk menyelesaikan setiap teka-teki yang sudah
disiapkan oleh-Nya untuk kita. Yang terpenting adalah, dalam kondisi
apapun, lakukanlah selalu yang terbaik yang kita bisa.
Seberat apapun masalah kita, sekelam apapun beban dalam hidup
kita, janganlah berlari, apalagi sembunyi! Lari dari masalah bukanlah
suatu bentuk solusi penyelesaian masalah, melainkan justru membuat masalah baru
lagi. Temuilah Dia dengan lapang dada dan bersihnya hati. Yakinlah,
dengan KESABARAN, kita akan bisa bertahan dari segala badai cobaan.
Saat mendapati masalah, yakinlah, sebenarnya kita tengah dipersiapkan-NYA untuk
menjadi sosok yang tegar & berani.
diambil dari
tulisan 7 tahun lalu
BELAJAR DARI IKAN
Dikisahkan ada seekor ikan karnivora yang diperlihara di dalam sebuah aquarium. Sang pemiliki menamai ikan tersebut ikan Jonathan. Suatu saat, sang pemilik ingin mengerjai si ikan Jonathan dengan tidak memberinya makan selama seharian. Spontan, si ikan mendadak lemas tak berdaya di dalam aquarium, dari yang semula lincah berenang ke sana kemari.
Pada malam harinya, si pemilik memasukkan sebuah tabung kaca yang terbuka alas maupun penutupnya. Kemudian memasukkan ikan-ikan kecil yang biasa dijadikan santapan si Jonathan. Pagi harinya, nampaklah kerumunan ikan kecil segar tersebut berenang di salah satu sudut aquarium. “AHA..!! Akhirnya sarapanku datang juga”, begitu gumamnya dalam hati. Jonathan yang sudah kelaparan langsung saja datang menyerang ingin melahap setiap ikan yang ada.
Namun, tak terpikirkan oleh Jonathan bahwa ikan kecil tadi dilindungi tabung kaca. Sehingga Jonathan tidak bisa menembusnya. Dia memikirkan cara lain, mungkin diserang dari atas. Dan “DHUAK!!”, bibir ikan Jonathan mulai jontor terantuk tabung kaca. Dicobanya kembali dari arah bawah, “DHUAK!!”. Tetap belum bisa menembus tabung kaca yang melindungi ikan kecil itu tadi.
Akhirnya si Jonathan pun menyerah. Kemudian, pada malam harinya, tanpa diketahui Jonathan, si pemiliki mengambil tabung kaca yang membatasi ikan kecil tadi. Nah, esok harinya, terlihatlah ikan kecil tadi berenang bebas. Namun si Jonathan tak bergeming untuk mendekat. Dan datanglah seekor ikan kecil menggoda Jonathan dengan berenang tepat di depan bibirnya.
“Hai Jonathaaan… Makan aku dooong”, ucap si ikan kecil
“Ndak ah, aku kapok. Nanti bibirku jontor lagi” jawab si Jonathan kalah.
***
Sahabat, demikianlah juga dalam kehidupan kita. Seringkali kita merasakan sebuah kegagalan beruntun hingga menjadikan kita berhenti. Akan tetapi kita lupa, selalu ada kemudahan bersamaan datangnya sebuah tantangan. Teruslah berusaha, karena kita tidak pernah tahu entah di kesempatan ke berapa Allah akan membuka tabir kesuksesan kita.
diambil dari tulisan 8 tahun lalu
Rabu, 28 Oktober 2020
INILAH 3 PENAMPAKAN BUNDA MARIA DI NEGARA UMAT KATOLIK MINORITAS
Selasa, 27 Oktober 2020
INILAH CARA ATASI CEMBURU PADA PASANGAN
Minggu, 25 Oktober 2020
PIL KB MENYEBABKAN TROMBOSIS
Dewasa ini bangsa Indonesia lagi menggalakkan program KB. Program ini bertujuan untuk mengurangi laju pertumbuhan jumlah penduduk. Program KB hendak membatasi kepemilikan anak dalam rumah tangga yang hanya sebatas dua anak saja. Karena dorongan seks tak bisa dibatasi, maka dorongan seks, sebagai penyebab kehamilan yang berdampak pada penambahan jumlah penduduk, perlu dihalangi. Untuk menghalangi itu, pemerintah menawarkan metode kontrasepsi. Karena itulah, KB selalu diidentikkan dengan kontrasepsi, bukan pada BERENCANA-nya.
Di antara berbagai pilihan metode kontrasepsi, pil KB mungkin yang paling
popular selain kondom. Dokter sering menyarankannya karena memiliki efektivitas
yang sangat tinggi untuk mencegah kehamilan (hampir 100% untuk jenis pil
kombinasi). Wanita usia subur juga menyukainya karena praktis, tidak perlu ada
yang dikenakan atau dipasangkan. Selain itu pil KB memiliki manfaat lain
seperti mengurangi resiko pertumbuhan kista rahim dan tumor payudara serta
berdampak positif pada kulit dengan mengurangi jerawat dan memperhalus kulit.
Namun, di balik kelebihan-kelebihan tersebut, pil KB tampaknya perlu
diwaspadai. Pil KB dapat meningkatkan resiko thrombosis (pembekuan
darah), terutama yang memakai jenis drospirenon (progesteron
sintesis yang sangat mirip dengan progesteron alami). Thrombosis di pembuluh
darah berbahaya, bahkan berpotensi mematikan, karena dapat bermigrasi ke
paru-paru atau otak, yang menyebabkan embolisme paru dan stroke. Resiko
tertinggi terdapat pada wanita berusia di atas 35 tahun yang merokok. Faktor
resiko lainnya adalah obesitas dan riwayat keluarga thrombosis dan
tromboembolisme.
Keprihatinan mengenai kenaikan resiko thrombosis oleh pil KB berbasis drospirenon ini sebenarnya sudah cukup lama disuarakan, namun tampaknya baru mencapai puncaknya beberapa bulan terakhir ini. Setelah lebih dari 11.000 tuntutan hukum diajukan atas berbagai masalah kesehatan terkait kontrasepsi ini, badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (FDA), beberapa waktu lalu, memerintahkan agar setiap produk pil KB yang berbasis drospirenon memuat peringatan mengenai resiko tersebut dalam kemasannya.
TRANSPARANSI CEGAH KORUPSI
Banyak kasus korupsi terjadi karena pengelolaan uang yang tidak transparan. Lalu lintas keluar-masuk uang hanya diketahui satu atau doa orang saja. Orang lain tidak layak dan tidak boleh tahu. Bahkan orang yang seharusnya bisa tahu pun dicegah untuk tahu. Tak ada yang boleh/dapat tahu kecuali boss dan seorang “bendahara”-nya.
Saat ini korupsi sudah merasuk jiwa manusia. Akarnya adalah cinta akan uang
(bdk. 1Tim 6: 10). Di mana ada manusia, pasti ada korupsi. Lembaga apa pun,
sejauh dikelola oleh manusia, pasti akan tercemar korupsi. Jangankan lembaga
negara atau sipil-swasta, lembaga agama, seperti Gereja, juga sudah disusupi
budaya korup. Yayasan keagamaan, yayasan keuskupan atau keuskupan sendiri serta
paroki tak luput dari korupsi. Bukan cuma umat awamnya saja yang melakukannya,
tetapi juga para imamnya. Ini karena tak adanya sistem transparansi keuangan.
Paus Fransiskus pernah menyerukan transparansi, secara khusus di lingkungan
Gereja. Mungkin beliau sudah mencium aroma korup di Vatikan, secara khusus bank
yang dikelola Vatikan, yaitu Institut Kerja Religius (IOR). Sudah menjadi
rahasia umum kalau masalah duit sangat-sangat ditutup rapat. Dan sudah sejak
lama IOR mempunyai reputasi ketertutupan dan intrik. Paus Fransiskus tidak
menghendaki hal ini terus terjadi. Karena itu, didorong oleh rasa tanggung
jawab moral dan semangat Injili, ia menyerukan keterbukaan dalam hal keuangan.
Paus Fransiskus menghendaki supaya pusat kekuasaan agama Katolik itu transparan
soal dananya.
Menanggapi seruan Paus ini, maka dibentuklah suatu lembaga khusus untuk
mengaudit keuangan. Selain itu, dan ini yang terpenting, Bank Vatikan melakukan
transparansi keuangan. Pada awal Oktober lalu, Bank Vatikan mulai
mempublikasikan laporan keuangannya sebagai salah satu wujud transparansi. Ini
merupakan publikasi laporan keuangannya yang pertama sejak berdirinya 125 tahun
lalu.
Vatikan, yang merupakan pusat kekuasaan Gereja Katolik, sudah mencanangkan
dan melakukan transparansi pengelolaan keuangan. Bagaimana dengan yang di
bawahnya? Apakah keuskupan dan paroki sudah mulai melakukan transparansi
keuangan? Persoalannya ada di Uskup dan Pastor Kepala Paroki. Beranikah Pastor
Kepala Paroki membuka laporan keuangan kepada pastor pembantunya dan juga
kepada mereka yang ingin tahu? Maukah Pastor Kepala Paroki membuat
pertanggungjawaban keuangan kepada umat? Artinya, kebiasaan selama ini, di mana
soal uang hanya diketahui oleh Pastor Kepala Paroki dan
"bendahara"-nya saja, musti ditinggalkan.
Ajakan Paus Fransiskus ini hendaknya jangan hanya dilihat dalam lingkup
Vatikan saja, melainkan juga Gereja universal. Sudah saatnya para pastor transparan
dalam pengelolaan keuangan Gereja, baik di paroki maupun di komisi/lembaga yang
ditanganinya.
diambil dari tulisan 7 tahun lalu
Jumat, 23 Oktober 2020
BEDA PANDANGAN ALLAH SWT DAN MUHAMMAD SAW SOAL MIRAS
Kamis, 22 Oktober 2020
MARI MEMAKNAI WAKTU DALAM HIDUP
Hidup manusia dapat dibagi ke dalam tiga masa: lalu, kini dan depan. Perjalanan hidup manusia berawal dari masa lalu dan terarah ke masa depan. Manusia berada pada masa kini. Masa lalu sudah lewat. Masa lalu tidak dapat diubah. Itu sebabnya waktu begitu amat bernilai. Renungkanlah, di umur kita saat ini, apa saja yang sudah dilakukan dan hasilkan?
Charles Spezzano, dalam bukunya 'What to Do Between Birth and
Death', mengatakan bahwa sebenarnya orang tidak membayar
barang dan jasa dengan uang mereka, tetapi mereka membayarnya dengan
waktu. Ini mau menunjukkan betapa penting dan berharganya waktu dalam
hidup.
Jika kita berkata pada diri sendiri, dalam lima tahun, saya akan
memiliki cukup uang untuk membeli rumah itu, sebenarnya kita sedang
mengatakan bahwa harga rumah itu adalah sebanyak lima tahun, yaitu
seperdua belas usia dewasa kita. Ungkapan menghabiskan waktu bukanlah
kiasan. Itulah cara kehidupan berputar.
Bagi seseorang di industri tertentu, waktu 1 atau 5 menit saja bisa sangat
berarti. Sudah banyak pebisnis yang kehilangan proyek karena terlambat datang
ke sebuah pertemuan bisnis akibat pesawat yang tertunda keberangkatannya.
Kemacetan yang sering melanda kota Jakarta mendatangan kerugian miliaran
rupiah.
Jadi daripada kita memikirkan apa yang dapat kita lakukan dengan ukuran
uang, pikirkan dalam ukuran waktu. Memandang pekerjaan dari sudut
pandang ini dapat mengubah cara kita dalam mengatur waktu. Ingat, harus kita yang mengatar waktu, bukan
waktu yang mengatur kita.
diambil dari tulisan 7 tahun lalu
KISAH SEORANG ANAK MEMBELI KEAJAIBAN
Tess baru berumur delapan tahun ketika dia mendengar ibu dan ayahnya sedang berbicara mengenai adik lelakinya, Andrew. Ia sedang menderita sakit yang parah dan mereka telah melakukan apapun yang bisa mereka lakukan untuk menyelamatkan jiwanya. Hanya operasi yang sangat mahal yang sekarang bisa menyelamatkan jiwa Andrew, tapi mereka tidak punya biaya untuk itu. Tess mendengar ayahnya berbisik, "Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya sekarang."
Tess pergi ke tempat tidur dan mengambil celengan dari tempat persembunyiannya. Lalu dikeluarkannya semua isi celengan tersebut ke lantai dan menghitung secara cermat. Dengan membawa uang tersebut, Tess menyelinap keluar dan pergi ke toko obat di dekat rumah. Ia menunggu dengan sabar sampai sang apoteker memberi perhatian, tapi dia terlalu sibuk dengan orang lain untuk diganggu oleh seorang anak berusia delapan tahun. Tess berusaha menarik perhatian dengan menggoyang-goyangkan kakinya, tapi gagal. Akhirnya dia mengambil uang koin dan melemparkannya ke kaca etalase. Berhasil!
"Apa yang kamu perlukan?" Tanya apoteker tersebut dengan suara marah.
"Adikku sakit, aku ingin membeli keajaiban."
"Apa kamu bilang?" Tanya si apoteker lagi.
"Ayahku bilang hanya sebuah keajaiban yang dapat menyelamatkan adikku sekarang dari penyakitnya. Jadi berapa harga sebuah keajaiban?"
"Kita tidak menjual keajaiban di sini, nak. Aku tidak bisa menolongmu."
"Dengar, aku mempunyai uang untuk membelinya. Katakan saja berapa harganya." Ia memaksa.
Rabu, 21 Oktober 2020
INSPIRASI DARI KISAH SEGELAS SUSU
Hari nampak begitu terik. Terlihat seorang bocah kecil sedang berjalan menyisir jalan di sebuah perumahan. Terdengar lirih teriakannya menjajakkan kue buatan ibunya. Rupanya si bocah kecil ini kelaparan, karena semenjak pagi belum sarapan. Ingin rasanya dia mencicip satu kue dagangan milik ibunya, namun dia tidak berani. Maka diputuskannyalah untuk meminta makan di salah satu penduduk perumahan tersebut.
Ia mengayunkan langkah kakinya menuju rumah yang ada. Dia mengetuk
pintunya. Tiba saat sang pemiliki rumah keluar, bocah kecil ini kaget dan
ketakutan untuk menyampaikan niatnya meminta makan.
“Iya, ada apa bocah kecil?”
Dengan muka pucat si bocah menjawab, “Tuan, bolehkah saya meminta segelas
air putih? Saya haus.”
“Oh, bisa… Siapa namamu nak?”
“Kelly tuan, Howard Kelly.”
Melihat raut muka bocah kecil tersebut si pemilik rumah tidak sekedar
memberi segelas air putih. “Ah, sepertinya bocah itu tidak sekedar haus,” gumam
pemilik rumah. Maka dibuatkanlah segelas air susu. Menerima pemberiaan tersebut
Howard Kelly kecil nampak bingung. Namun dia tidak terlalu menghiraukannya.
Diminumnya dengan segera air susu tersebut, setelah selesai dia berterimakasih
kemudian berpamitan.
***
Dua puluh tahun berlalu, si pemilik rumah pensiun dari pekerjaannya. Tetapi
di masa tuanya tersebut dia harus memikul beban hutang yang besar. Karena tidak
kuat membayar, akhirnya rumahnya disita. Hal ini semakin diperburuk dengan
kondisi keluarganya yang carut marut. Hingga akhirnya si pemilik rumah ini
tidak sadarkan diri dan harus masuk rumah sakit.
Ternyata si pemilik rumah ini tadi harus menjalani operasi besar. Dan
ketika sadar, begitu takutnya dia saat ada seorang suster masuk ke dalam
kamarnya membawa map besar. Dengan tangan gemetaran dia membuka map besar
tersebut, namun dia hanya menemukan secarik kertas bertuliskan,
“Terbayar lunas oleh segelas air susu,
ttd
Howard Kelly”
diambil dari tulisan 7 tahun lalu
Selasa, 20 Oktober 2020
SETIAP ORANG KRISTEN ADALAH MISIONARIS
Setiap peringatan Hari Misi Sedunia, Gereja Katolik selalu mengajak umatnya untuk mengenang jasa para misionaris, baik terdahulu maupun sekarang. Para misionaris ini telah meninggalkan kampung halamannya untuk pergi ke tempat yang jauh demi mewartakan Kristus. Mewartakan Kristus berarti juga mewartakan keselamatan yang dibawa Kristus ke dunia. Selain mengenang jasa para misionaris, pada peringatan Hari Misi Sedunia juga umat kembali disadarkan akan tugas perutusannya sebagai “misionaris” di tengah-tengah kehidupannya.
Setiap umat katolik, yang karena sakramen baptis yang diterimanya,
terpanggil untuk bermisi, menghadirkan Kristus di tengah kehidupan (Ad
Gentes, 37; Redemptoris Missio, 2). Paus Benediktus
XVI pernah mengatakan bahwa hingga kini masih ada orang yang belum mendengarkan
kabar gembira keselamatan Kristus. Hal ini kembali diulang oleh Paus Fransiskus
dalam pesannya di Hari Minggu Misi Sedunia yang ke-87. Oleh karena itulah,
tugas umat kristiani untuk mewartakannya.
Akan tetapi, ada satu hal yang perlu dicermati berkaitan peringatan hari
misi ini. Dulu, sumber misi adalah Eropa. Dari sana iman akan Kristus menyebar.
Asia, Amerika, Afrika dan Australia adalah lahan misi. Indonesia, yang berada
di kawasan Asia, termasuk daerah misi. Kita hanya menerima pewartaan misionaris
Eropa tentang Kristus. Dan akhirnya kita hanya menerima wajah Kristus yang
Eropa.
Sekarang Eropa mulai sepi. Banyak umat mulai meninggalkan Gereja; dan tak
sedikit orang sudah mulai melupakan wajah Kristus yang dulu sangat populer.
Gereja Eropa, dalam istilah Paus Fransiskus, sudah menjadi Gereja Tua.
Sementara di kawasan Asia, seperti Indonesia, umat masih semangat dengan iman
yang mereka terima dari misionaris Eropa. Masih banyak orang yang gandrung akan
wajah Kristus Eropa.
Karena itulah, tak heran bila sekarang banyak misionaris Asia, khususnya Indonesia, yang berkarya di Eropa. Dan tak sedikit juga orang Amerika menjadi misionaris di Eropa. Sekarang Eropa menjadi lahan misi. Hal ini sangat diharapkan. Bagi Paus Fransiskus, dalam pesannya di Hari Minggu Misi sedunia yang ke-87, hal ini bisa menjadi semacam jalan untuk “mengembalikan” iman dengan membawa kesegaran Gereja-gereja muda, supaya Gereja-gereja Tua menemukan kembali antusiasme dan kegembiraan dalam berbagi iman.
Senin, 19 Oktober 2020
MARI MENGOLAH SAMPAH
Hidup kita tak pernah lepas dari sampah. Ada begitu banyak jenis sampah di sekitar kita. Sampah :sering menjadi masalah. Timbunan sampah yang dihasilkan terus bertambah seiring dengan bertambahnya penduduk kota. Sehari setiap warga kota menghasilkan rata-rata 900 gram, dengan komposisi: 70% sampah organik dan 30% sampah anorganik. Yang dimaksud sampah organik adalah sampah yang berasal dari benda hidup, seperti sisa makanan, sisa sayuran, ikan, buah-buah, daun, ranting, ampas kelapa dsbnya. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda buatan seperti plastik, kaleng, besi, plastik air kemasan, plastik sisa sampo, kaca, kain perca dsbnya.
Sebagian besar sampah di kota dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Namun pengolahan di TPA yang sebagian besar dengan sistem open dumping, justru sering menimbulkan masalah, mulai dari masalah kesehatan, pencemaran udara, air, tanah sampai masalah estetika. Beberapa kajian membuktikan, penangganan sampah dengan cara seperti itu akan menghasilkan gas polutan seperti methan, H2S dan NH3. Gas H2S dan NH3 yang dihasilkan, walaupun jumlahnya sedikit, namun dapat menyebabkan bau yang tidak enak.
Sementara itu, masih banyak warga kota yang membuang sampah di sembarang tempat, misalnya sungai, saluran drainase atau rawa-rawa. Akibatnya sampah akan menyumbat saluran sehingga menyebabkan banjir. Di sisi kesehatan tumpukan sampah tersebut akan menjadi salah satu sumber penularan penyakit seperti disentri, kolera, pes, dsbnya.
Selain itu ternyata tidak sedikit warga kota yang menangani sampah dengan cara dibakar. Cara-cara seperti justru dapat menimbulkan masalah serius. Karena sampah yang dibakar akan menghasilkan zat atau gas polutan yang tidak hanya berbahaya bagi lingkungan tetapi juga berbahaya langsung terhadap manusia. Polutan yang dihasilkan akibat pembakaran sampah dapat menyebabkan gangguan kesehatan, pemicu kanker (karsiogenik) bahkan kematian.
Sebagai gambaran, pembakaran 1 ton sampah akan menghasilkan 30 kg gas CO, gas yang jika dihirup akan berikatan sangat kuat dengan hemoglobin darah sehingga dapat menyebabkan tubuh orang menghirup akan akan kekurangan O2 dan menimbulkan kematian. Pembakaran sampah organik juga akan menghasilkan gas methana. Membakar potongan kayu akan menghasilkan senyawa formaldehida yang mengakibatkan kanker. Sampah organik yang masih agak basah seperti daun, ranting, batang, sisa sayuran atau buah jika dibakar tidak akan semua terbakar dan menghasilkan partikel-partikel padat yang akan beterbangan. Satu ton sampah organik akan menghasilkan 9 kg partikel padat yang mengandung senyawa hidrokarbon berbahaya. Salah satu di antaranya adalah benopirena. Menurut beberapa kajian diketahui asap dari pembakaran sampah mengandung benzopirena 350 kali lebih besar dari asap rokok.
Minggu, 18 Oktober 2020
JANGAN BIARKAN ANAK BERMAIN FACEBOOK
Dewasa ini, melihat anak kecil memegang HP bukanlah suatu hal yang aneh. Bukan cuma anak SD saja, melainkan juga anak TK pun sudah terbiasa memegang dan mengutak-atik HP. Malah ada anak yang mempunyai HP jauh lebih canggih dari orangtuanya. Memang awalnya orangtua memberikan HP kepada anaknya agar mudah berkomunikasi dan memudahkan orangtua “mengontrol” anaknya.
Namun sayang orangtua tidak memperhatikan efek lanjut dengan adanya HP itu. Dengan HP itulah anak bisa melakukan apa saja yang dia sukai tanpa kontrol dari orangtua. Salah satunya adalah mengakses facebook.
Apakah facebook itu buruk? Bagaimana dampaknya bagi anak-anak? Para orangtua harus menyadari akan dampak dari facebook itu sehingga dapat mengambil sikap demi tumbuh kembangnya anak-anaknya.
Anak Harus Berhenti Main Facebook
Demam jejaring sosial Facebook saat ini memang bukan hanya melanda orang dewasa. Tak jarang kita jumpai, anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) pun sudah sangat paham menggunakan situs pertemanan di dunia maya tersebut.
Melihat fenomena ini, psikolog anak Dra Rose Mini, MSi mengaku prihatin. Ia menilai, facebook sebenarnya bukanlah untuk konsumsi anak-anak. Pasalnya, ada ketentuan-ketentuan tertentu yang tidak memperbolehkan seorang anak mengakses situs yang sangat populer itu.
"Facebook bukan konsumsi anak SD. Dalam ketentuan, facebook harus 17 tahun ke atas," tegas wanita yang akrab dipanggil Bunda Romi. Dia juga menyayangkan, banyak orangtua yang justru membuat akun facebook untuk anak mereka. "Saya heran kenapa orangtua mengizinkan. Sebenarnya nggak pake facebook bisa hidup kok," lanjutnya.
Jumat, 16 Oktober 2020
BAGAIMANA SIKAP UMAT ISLAM TERHADAP NON MUSLIM?
Kamis, 15 Oktober 2020
PESAN BERHARGA DARI ELANG TUA
Burung elang tidak hanya dikenal sebagai pemaksa tertinggi di udara. Sosok burung perkasa ini sering menjadi idola, dan bahkan menjadi lambang negara. Ada banyak negara mengambil sosok burung elang sebagai lambang negaranya. Indonesia termasuk salah satunya. Akan tetapi, tahukah kita berapa usia seekor elang? Tentu setiap yang bernyawa di muka bumi ini mempunyai batasan usia.
Pada umumnya burung elang memiliki usia hingga 30 tahun. Namun di masa yang renta itu biasanya mereka menghabiskan sisa umurnya dengan bertengger di sebuah puncak tebing atau pepohonan. Mengapa demikian? Karena elang yang tua, bulu-bulunya semakin lebat sehingga membuatnya sulit terbang. Paruhnya pun mulai tumpul. Kebanyakan mereka hanya menunggu mati.
Namun tak sedikit juga Elang yang tidak mendiamkan keadaan tersebut. Artinya, mereka tidak mau menerima begitu saja akhir hidupnya. Sekalipun tetap bertengger di pinggiran tebing atau pohon tinggi, mereka sembari mematuk-matukkan paruh tuanya. Hingga paruh tumpul tersebut patah dan berganti dengan paruh baru yang lebih runcing. Paruh baru tersebut kemudian dipergunakan untuk mencabuti bulu sayapnya yang melebat. Dan pada akhirnya si elang mampu menjelajah cakrawala hingga usianya menjadi 60 tahun.
***
Sering kali kita enggan beralih dari sebuah kebiasaan dalam menjalani kehidupan. Membiarkan keadaan yang sesungguhnya bisa diupayakan, tetapi kita lebih memilih untuk berdiam menerima. Sedangkan sebagian dari kita ada yang berjuang mengubahnya. Ingatlah, The Enemy of GREAT LIFE is good LIFE.
diambil dari tulisan 8 tahun lalu
Rabu, 14 Oktober 2020
INSPIRASI DARI MANGKOK KAYU
Seorang kakek hidup dengan anak laki-laki, menantu, dan cucunya yang masih berusia 4 tahun. Tangan kakek itu sudah sulit memegang sesuatu, matanya rabun, dan jalannya pun tertatih-tatih. Pada suatu malam, keluarga itu makan bersama di meja. Tetapi karena tangannya gemetar dan mata yang rabun, membuat ia sulit untuk makan. Makanan di sendoknya terjatuh ke lantai, susu di gelas pun tumpah di meja makan itu. Anak dan menantunya menjadi kesal karenanya.
“Kita harus melakukan sesuatu terhadapnya. Aku sudah
tidak kuat harus membersihkan tiap kali ia makan.” kata anaknya.
Lalu ia dan istrinya
meletakkan meja di pojok ruangan. Di sana, si kakek itu makan sendiri ketika
yang lain menikmati makan malam di meja makan. Karena si kakek sering
memecahkan mangkok, makanannya dihidangkan di mangkok kayu. Kadang saat mereka
menatap kakek itu, kakek itu sedang menangis saat makan sendiri. Tapi tetap
saja, kata-kata mereka tetap kasar ketika kakek itu menjatuhkan makanannya. Si
anak 4 tahun hanya melihat dalam ketenangan.
Suatu malam sebelum makan, si ayah mengamati anaknya
sedang bermain dengan kayu.
Ia lalu bertanya, “apa yang kamu buat anakku?”
Anak itu menjawab, “Oh, aku membuat mangkuk kayu untuk papa dan mama ketika
nanti aku sudah bertumbuh dewasa.”
Anak 4 tahun itu tersenyum dan melanjutkan kerjanya. Mendengar itu,
orangtuanya tidak bisa berkata-kata. Air mata mulai mengalir ke pipi mereka. Mereka tahu
apa yang harus mereka lakukan. Malam itu, si suami memegang tangan kakek itu
dan dengan hati-hati membawanya ke meja makan keluarga.
Selama sisa-sisa hidupnya, kakek itu akhirnya makan
bersama lagi dengan keluarganya. Dan mereka tidak peduli lagi saat garpu si
kakek terjatuh, susu tumpah, atau makanan berceceran.
Cintailah dirimu dan orang yang kamu cintai, hari ini dan selamanya!
diambil dari tulisan 7 tahunlalu
Senin, 12 Oktober 2020
KEBENARAN DAN KEBAIKAN BISA DATANG DARI SIAPA SAJA
Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far, atau yang lebih dikenal dengan nama Ebiet G Ade, pernah menulis syair lagu dengan judul “Dengarkanlah Kata-Kataku”. Penggalan bait refreinnya, yang cukup menyentuh hati, berbunyi:
“Dengarkanlah dengan
hatimu
Jangan engkau dengar
dengan jiwa buta
Dengarkanlah kata-kataku
Jangan engkau melihat siapa aku”
Di sini Ebiet mau mengajak kita, para pendengar, untuk mengubah pola pikir
dalam melihat sesuatu yang ada di luar diri kita. Misalnya soal kebenaran atau
juga kebaikan. Bagi Ebiet, kebenaran atau kebaikan itu bukan soal rasa: saya
suka dan/atau tidak suka; bukan juga soal kepentingan: di pihak saya dan/atau
musuh saya.
Ebiet G Ade menghendaki agar kita menilai sesuatu itu bukan dengan jiwa
buta. Artinya, menilai sesuatu itu bukan didasari pada diri sendiri: saya suka
maka itu benar, baik dan bagus, sedangkan jika saya tidak suka maka sesuatu itu
tidak benar, tidak baik dan tidak bagus; jika sesuatu itu ada di pihak saya
maka ia itu benar, baik dan bagus, sedangkan jika sesuatu itu “anti” saya maka
ia itu tidak benar, tidak baik dan tidak bagus.
Ebiet G Ade menghendaki agar kita melihat isinya, bukan pada kulitnya.
“Dengarkanlah kata-kataku, jangan engkau melihat siapa aku.” Dengan kata lain
Ebiet G Ade ingin agar kita “jangan menilai buku itu dari kulitnya.” Sekalipun
kulit buku atau sampul buku itu tidak bagus dan tidak menarik, belum tentu
isinya juga tidak bagus dan tidak menarik. Sebaliknya, belum menjadi jaminan
bahwa sampul atau kulit yang menarik menentukan isi buku yang menarik juga.
Legenda Rawa
Pening
Ada seorang ada kecil bernama Baru Klinting. Ia seorang bocah yang buruk rupa dan kudisan, akan tetapi ia memiliki kesaktian. Suatu ketika ia memasuki sebuah perkampungan untuk meminta sedekah. Melihat rupa dan tubuhnya, orang merasa jijik dan langsung mengusirnya.
Minggu, 11 Oktober 2020
JUJUR ITU KEREN
Secara sederhana kata ‘jujur’ dimaknai sebagai bicara apa adanya atau berbicara sesuai dengan fakta. Yesus Kristus pernah berkata, “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak.apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” (Mat 5: 37). Kejujuran menjadi salah satu pilar penting dalam membangun relasi dengan orang lain. Dari sana akan terbangun sikap saling percaya.
Akan tetapi, kerap terjadi relasi antar manusia diwarnai dengan ketidak-jujuran. Ada banyak faktor kenapa ketidak-jujuran ini masuk dalam relasi manusia. Setidaknya ada 2 faktor utama, yaitu keinginan untuk mendapatkan keuntungan dari ketidak-jujuran itu, dan adanya ketakutan bahwa kejujuran itu menyakitkan.
Format Komunikasi Ideal
Kalau kita mengikuti kursus atau membaca buku komunikasi, biasanya kita akan didoktrin untuk belajar mengatakan TIDAK pada hal-hal yang memang tidak kita kehendaki. Slogan yang kerap dipakai adalah: "jangan mengatakan YA jika Anda ingin mengatakan TIDAK". Secara teori, ini memang format komunikasi yang ideal. Kenapa?
Kalau kita mengatakan YA, padahal hati kita sebetulnya ingin mengatakan TIDAK, maka YA yang kita ucapkan itu menyisakan ganjalan di hati. Bentuknya antara lain: menggerutu, merasa diri sebagai korban, atau akan menyimpan kenangan negatif terhadap orang yang memaksa kita itu. Perasaan seperti ini akan menjadi perampok kebahagiaan.
Bahkan jika itu sudah menjadi kebiasaan / sifat, maka ungkapan YA di situ akan menjadi titik lemah. Ini karena ucapan YA di situ, lebih-lebih jika kita seorang pemimpin, pembuat kebijakan atau orang yang diserahi tanggung jawab, akan membawa konsekuensi yang panjang dan luas, misalnya konsekuensi waktu, biaya, tenaga, dan lainnya. Ya-nya kita akan menjadi incaran pemanfaatan.