Setelah
melalui proses rekapitulasi yang panjang, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akhirnya
mengumumkan hasil pemilu pada Senin pagi, 21 Mei, satu hari lebih awal.
Pengumuman lebih awal ini menimbulkan banyak tanda tanya di banyak kalangan,
termasuk TV ONE. Padahal tidak ada yang aneh dengan pemajuan jadwal pengumuman
itu, karena hasil rekapitulasi sudah selesai, dan undang-undang juga sudah
mengaturnya.
Akan
tetapi, yang menjadi pertanyaan kita sekarang adalah kenapa pasca pengumuman
KPU itu terjadi demo menentang. Sejak hari Senin dan semakin memanas pada hari
Selasa, banyak orang melakukan aksi demo di depan KPU dan BAWASLU. Demo
berujung pada kericuhan. Ada asrama yang dirusak dan dua bus Brimob dibakar.
Tak terhitung jumlah fasilitas umum yang rusak.
Inti
dari demo tersebut adalah ketidak-puasan terhadap hasil pemilu yang diumumkan
KPU. Sudah dapat dipastikan bahwa yang melakukan aksi demonstrasi itu adalah
para pendukung pasangan 02, Prabowo dan Sandi, yang oleh Andi Arief diistilahkan dengan kaum “sumbu pendek”.
Apakah mereka ada di Badan Pemenangan Nasional (BPN) atau tidak, yang jelas
mereka ingin pasangan Prabowo dan Sandi jadi presiden dan wakil presiden.
Mereka mau yang menang adalah jagoannya.
Kenapa
mereka begitu yakin akan hal itu? Berikut ini beberapa jawabannya.