Kamis, 09 Oktober 2014

Orang Kudus 9 Oktober: St. Antonius Patrizi

BEATO ANTONIUS PATRIZI, PENGAKU IMAN
Antonius Patrizi lahir pada sekitar abad XIII di Siena, Italia. Ia bergabung dengan Ordo St. Agustinus, dan menghabiskan hidupnya di biara di Lecceto. Hampir tidak ada yang diketahui mengenai kehidupannya. Antonius hidup dalam biara kontemplatif, dan pada sekitar tahun 1311 ia pergi menuju Camerata untuk mengunjungi sahabatnya, bruder Peter Florence.
Di tengah perjalanan ia singgah di wisma Agustinian di Monticiano. Pada malam itu juga Antonius Patrizi meninggal dunia. Dikisahkan sebuah cahaya keluar dari dalam biara sampai menyentuh langit, dan hal ini disaksikan oleh sepasang suami isteri yang sedang sakit. Keduanya berdoa memohon kesembuhan dari orang kudus di dalam biara, dan kemudian mereka sembuh. Pada tahun 1804 Antonius dibeatifikasi oleh Paus Pius VII.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 9 Oktober: Abraham

ABRAHAM, BAPA KAUM BERIMAN
Abraham, leluhur bangsa Yahudi, diakui dalam iman kristiani sebagai Bapa Bangsa, Bapa para beriman dan tokoh teladan iman kepercayaan kepada Allah. Di kalangan bangsa Arab, beliau dikenal sebagai “Sahabat Allah”. Gelaran itu terdapat di dalam Kitab II Paralipomenon 20: 7.

Abraham adalah putera Terah dan lahir di Us Kasdim. Menurut Kitab Kejadian 25: 7, ia meninggal dunia pada umur 175 tahun dan dimakamkan oleh anaknya Ishak dan Ismael. Mulanya ia bernama ‘Abram’ yang berarti “Bapa yang Agung”, diubah Tuhan menjadi ‘Abraham’ yang berarti “Bapa banyak orang” atau “Bapa sejumlah besar bangsa” (Kej 17: 4, 5). Dalam surat Roma bab 4, Paulus menunjukkan bahwa Abraham adalah bapa semua orang beriman, “bukan hanya mereka yang bersunat, tetapi juga yang mengikuti jejak iman Abraham.” (Rom 4: 12).

Renungan Hari Kamis Biasa XXVII - Thn II

Renungan Hari Kamis Biasa XXVII, Thn A/II
Bac I    Gal 3: 1 – 5; Injil                   Luk 11: 5 – 13;

Bacaan pertama hari ini diambil dari Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia. Dalam suratnya terlihat bahwa jemaat di Galatia hidup tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Paulus. Mereka sudah menerima Roh Kristus, namun masih hidup dengan cara yang lama, yaitu hidup sesuai Kitab Taurat. Paulus menghendaki supaya hidup jemaat tidak menjadi sia-sia. Jika sudah memulainya dalam Roh, maka hendaknya pula mengakhirinya dalam Roh. Kesetiaan pada Kristus Yesus yang telah menyelamatkan diungkapkan lewat hidup baru yang berkenan pada Allah.

Injil hari ini juga menyinggung soal kesetiaan dan ketekunan. Injil berbicara tentang berdoa kepada Allah. Tuhan Yesus menegaskan bahwa Allah kita adalah Allah yang mahabaik, yang akan memberikan kepada kita sesuai dengan permintaan. Yesus memberi perbandingan dengan permintaan dan pemberian (ay. 11 – 13). Akan tetapi, perlu disadari juga bahwa umat harus datang dan meminta kepada Tuhan apa yang dibutuhkan. “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” (ay. 9). Jadi, untuk mendapatkan apa yang kita minta pada Tuhan, kita harus berusaha; dan usaha itu hendaknya diwujudkan dalam ketekunan dan kesetiaan.

Setiap manusia tentulah mempunyai kebutuhan dalam hidup. Dalam memenuhi kebutuhan itu, terkadang manusia menemukan kendala atau keterbatasan. Menghadapi keterbatasan inilah setiap manusia datang menghadap Tuhan dalam doa. Dasar dari doa ini adalah Allah yang mahabaik dan mahamurah. Allah akan senantiasa memberi apa yang diminta oleh umat-Nya melalui doa. Melalui sabda-Nya hari ini Tuhan menyadarkan kita akan keterbatasan diri kita sehingga kita mau datang kepada Tuhan dan memohon kepada-Nya. Pada Tuhan ada kebutuhan kita. Tuhan menghendaki supaya kita datang dan memohon kepadanya. Namun perlu disadari, dalam usaha memohon itu, Tuhan juga ingin melihat kesetiaan dan ketekunan kita. Di samping itu, Tuhan juga menghendaki agar apa yang telah kita mulai dalam Tuhan, hendaknya juga diakhiri dalam Tuhan.

by: adrian