Meski sering tidak disadari, orangtua sesungguhnya merupakan tokoh panutan
bagi anak. Celoteh, tindak-tanduk, bahkan mimik muka dapat ditiru anak. Ada
pendapat ahli yang mengatakan bahwa anak adalah peniru handal. Untuk perilaku
positif tentu orangtua senang. Tapi untuk yang buruk? Tentu tak satu pun
orangtua ingin menularkannya pada anak mereka.
Ada cerita soal imitasi ucapan ibu pada anaknya. Ketika seorang ibu
memanggil anak sulungnya keluar kamar, tiba-tiba anaknya dengan fasih meneruskan
ucapan ibunya saat mengingatkannya untuk segera bersiap sekolah.
“Nanti terlambat, sebentar lagi jam setengah tujuh, ayah sudah mau
berangkat, jangan sampai ketinggalan, ayo minum susunya, habiskan rotinya!”
tiru sang anak sambil bersungut-sungut menuju meja makan.
“Udah hafal deh Bu! Bosen,” sambung sang anak cuek sambil duduk di ruang
makan. Sang ibu tidak menyangka kalau ucapan yang tanpa sadar diucapkan
berulang-ulang setiap pagi ditiru persis sampai nada tinggi rendahnya pula.
Orangtua Adalah Model Utama
Dalam bersikap dan bertingkah laku setiap anak memang banyak meniru pada lingkungannya, mulai dari orangtua, nenek-kakek, om-tante, pengasuh, tetangga, sekolah, guru, teman bahkan dari TV dan VCD yang ditonton. Anak mudah sekali meniru apa yang dilihat dan menjadikan lingkungan sebagai model kehidupan. Mulai dari ucapan, misalnya kata-kata yang mudah untuk diikuti, atau tingkah laku yang dilihat dari tontonan film/sinetron.