Kamis, 30 Juli 2015

Parpol, Pilkada & Mahar Politik

INKONSISTENSI PARTAI NASDEM
Politik sudah lama dianggap busuk dan jahat. Dalam politik seorang politikus hanya mencari kepentingan, entah itu untuk dirinya sendiri atau juga untuk partai. Dan untuk mendapatkan kepentingannya itu, baik partai maupun politikusnya sering mengumbar janji atau lihai bersilat lidah. Di bibir keluar pernyataan luhur mulia, namun berbanding terbalik dengan di lapangan.
Ketika Partai Nasdem muncul, ada semacam angin segar perubahan. Restorasi adalah kata yang sering digembar-gemborkan oleh elite partai ini. Mereka sering mengatakan akan menjaga konsistensi antara kata dan perbuatan.
Akan tetapi, dalam suasana PILKADA 2015 ini terlihat Partai Nasdem tidak konsisten. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Sekjen Partai Nasdem, Patrice Rio Caplla, dalam acara PrimeTime News di Metro TV hari Senin, 27 Juli 2015, yang tidak sejalan dengan dukungan Partai Nasdem kepada calon Gubernur Kepulauan Riau.
Dalam acara PrimeTime News, yang mengangkat tema “Kader yang Tak Didukung Parpol” Patrice menjelaskan kenapa Partai Nasdem mendukung Saan Mustopa, yang adalah kader Partai Demokrat. Beliau mengatakan, “Pilkada 2015 merupakan momentum untuk mencari orang-orang terbaik untuk memimpin daerah.” Untuk mencari orang terbaik ini Partai Nasdem mempunyai sistem, yaitu survei.
Agar seseorang dapat dicalonkan sebagai kepala daerah, dibutuhkan beberapa syarat, seperti kompetensi, disukai masyarakat dan dipercaya oleh masyarakat. Khusus untuk incumbent, kepercayaan masyarakat ini dapat dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat.
Jadi, dapat dikatakan bahwa ada 2 pilar dukungan itu, yaitu ketokohan (pribadi baik, diterima masyarakat, dll) dan hasil survei. Jadi, bisa dikatakan bahwa Partai Nasdem mendukung Saan Mustopa karena dia orang baik, diterima masyarakat dan mengenal permasalahan daerah (putra daerah), serta elektabilitasnya tinggi menurut lembaga survei.
Ketika menegaskan dua pilar tadi, Patrice menyatakan bahwa dua pilar tersebut merupakan prinsip umum partai. Jadi, bukan hanya dikenakan pada Saan Mustopa saja, melainkan kepada calon kepala daerah lainnya. Partai Nasdem selalu mengutamakan kepentingan masyarakat. Karena itu, sekalipun bukan kader partai, sejauh orang itu baik dan hasil surveinya bagus, Partai Nasdem akan mendukungnya.
Namun ketika pernyataan Patrice tadi diterapkan ke situasi pencalonan kepala daerah di Provinsi Kepulauan Riau, kita menemukan inkonsistensi. Pernyataan Sekjen Partai Nasdem ini sama sekali tidak pas dikenakan kepada calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau. Sebagaimana yang sudah diketahui, di Kepulauan Riau Partai Nasdem mendukung pasangan Muhammad Sani dan Nurdin Basirun. Dalam acara deklarasi pasangan Sani dan Nurdin, Minggu (26/07), terlihat Patrice hadir. Ini sebagai bentuk dukungan Partai Nasdem.
Pertanyaannya, benarkah dua pilar tadi membuat Partai Nasdem mendukung pasangan Sani dan Nurdin?
Kalau dilihat dari survei, calon gubernur Soerya Respationo selalu unggul. Dari segi ketokohan, Soerya tak kalah dengan Sani, yang adalah putra daerah. Soerya sangat mengenal situasi Kepri, pribadinya baik dan nasionalis. Hal ini terlihat dari penerimaan masyarakat terhadap dirinya. Tak jauh berbeda juga dengan calon wakilnya, Ansar Ahmad, yang saat ini menjabat Bupati Bintan. Track record-nya selama menjabat Bupati Bintan sangat memuaskan. Masyarakat dari semua kalangan sangat menerima dia. Tapi, kenapa Partai Nasdem tidak mendukung Soerya? Kenapa harus Sani? Kenapa harus Nurdin?
Tampak jelas kalau Partai Nasdem tidak terlalu kenal dengan calon yang didukungnya. Sani adalah Gubernur Kepri periode 2010 – 2015. Hingga tahun 2015 ini usianya sudah 73 tahun. Ini usia tua. Saya pernah mengikuti acara peresmian Panti Rehabilitasi BNN di Nongsa, dan beliau hadir. Ketika memasuki ruangan, beliau berjalan sambil dituntun. Jalannya sudah sempoyongan. Seorang sopir taksi pun mengkritisi usia beliau. Ia berkata, “Ini apakah partai pengusungnya bodoh atau karena Sani-nya yang sangat bernafsu akan kekuasaan.” Karena itu, dimana semangat restorasi Partai Nasdem? Apakah partai ini anti dengan calon dari kaum muda?
Nurdin Basirun saat ini menjabat sebagai Bupati Tanjung Balai Karimun. Sama seperti Sani, Partai Nasdem seakan abai akan track record calon ini. Partai Nasdem merupakan partai yang mengedepankan nilai-nilai nasionalisme dan pluralisme. Kita dapat bertanya, apakah Nurdin sudah teruji ke-nasionalisme-an dan pluralismenya. Karena bagi kalangan minoritas, khususnya agama, tokoh ini tidak punya relasi yang bagus.
Karena itu, melihat hal ini dapatlah dikatakan bahwa Partai Nasdem tak ubahnya dengan partai politik lainnya. Partai Nasdem hanya bisa bermulut manis. Hal ini semakin menegaskan adagium dunia politik, dimana yang abadi hanyalah kepentingan.
Batam, 27 Juli 2015
by: adrian
Baca juga opini lainnya:

Orang Kudus 30 Juli: St. Abdon & Senen

SANTO ABDON & SENEN, MARTIR
Informasi mengenai kedua orang kudus ini sangat terbatas. Yang diketahui pasti adalah keduanya hidup pada abad ketiga. Abdon dan Senen berasal dari Persia. Mereka adalah tawanan perang dan budak belian yang sudah menganut agama Kristen. Kemartiran mereka bermula dari usaha mereka menguburkan jenazah-jenazah para kaum beriman yang dibunuh oleh orang kafir. Mereka ditangkap dan dibawa ke Roma. Di sana mereka dipaksa untuk mempersembahkan kurban kepada dewa-dewi Romawi. Dengan tegas mereka menolak melakukan perbuatan berhala ini karena tak ingin mengkhianati imannya sendiri.
Karena penolakan itu mereka dianiaya dan dipenggal kepalanya. Jenazah mereka dimakamkan oleh diakon Kurianus di rumahnya. Kemudian pada tahun 833, tulang-tulang mereka dipindahkan oleh Paus Gregorius IV (827 – 844) ke dalam Gereja Santo Markus di Roma.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Kamis Biasa XVII - Thn I

Renungan Hari Kamis Biasa XVII, Thn B/I
Bac I  Kel 40: 16 – 21, 34 – 38; Injil              Mat 13: 47 – 53;

Kitab Keluaran masih menjadi bahan bacaan pertama hari ini. Di dalam kitab ini dikisahkan tentang tabut perjanjian. Dari kisah itu terlihat bahwa Allah senantiasa hadir menyertai umat-Nya. Namun yang menarik dari bacaan ini adalah relasi Musa dan Tuhan. Tampak jelas bahwa Musa senantiasa melakukan segala sesuatu sesuai dengan perintah Allah. Ada tiga kali pernyataan “seperti yang diperintahkan Tuhan"(ay. 16, 19 dan 21). Di sini mau dikatakan bahwa hidup Musa hanyalah seperti yang diperintahkan Tuhan.
Injil hari ini seakan menutup rangkaian pengajaran Tuhan Yesus dalam perumpamaan. Hari ini Tuhan Yesus masih memberi satu perumpamaan, yaitu tentang pukat ikan. Perumpamaan ini dipakai Tuhan Yesus untuk menjelaskan tentang pengadilan akhir. Seperti nelayan memisahkan ikan baik dan ikan buruk, demikian pula malaikat Tuhan “akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar.” (ay. 49). Dari sini Tuhan Yesus berharap agar para pendengar-Nya mau memilih menjadi ikan yang baik sehingga ia dapat masuk ke dalam kebahagiaan kekal. Untuk bisa menjadi baik, orang diminta untuk hidup menurut perintah Tuhan.
Sebagai umat beriman, setiap manusia mempunyai relasi dengan Tuhan. Namun perlu disadari pula bahwa setiap manusia adalah juga makhluk sosial. Kesosialan itu menuntut dirinya berelasi dengan sesama. Jadi, setiap manusia selain diminta untuk menjalin dengan sesama manusia, juga diharapkan tetap menjalin relasi dengan Tuhan. Dalam hubungan dengan Tuhan, kita diminta untuk setia pada kehendak-Nya. Hal ini sudah ditunjukkan oleh Musa. Sabda Tuhan hari ini menghendaki agar kita senantiasa mendengarkan dan melaksanakan kehendak Tuhan dalam hidup kita, karena melalui itu kita kelak dapat menikmati kebahagiaan kekal.***
by: adrian