Minggu, 10 Maret 2019

PAUS FRANSISKUS: STOP GOSIP DAN HANYA MENCARI KESALAHAN ORANG LAIN


Pra-paskah adalah saat yang tepat untuk berkonsentrasi melawan godaan untuk bergosip tentang orang lain, dan juga saat yang tepat memperbaiki kesalahan dan kekurangan diri sendiri, demikian pesan Paus Fransiskus dalam kesempatan kunjungannya ke Paroki St. Krispianus di Labaro, 3 Maret lalu. Labaro merupakan sebuah pinggiran kota di tepi Utara Roma.
“Mengapa engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui,” demikian kata Paus Fransiskus mengutip ayat Injil hari itu. “Kita semua tahu biasanya lebih mudah atau lebih nyaman untuk memperhatikan dan mengecam kekurangan dan dosa orang lain daripada melihat cacat dan dosa kita sendiri dengan jelas.”
Paus Fransiskus kembali ke perikop itu selama kunjungannya ke paroki dan mengatakan kepada umat paroki bahwa Yesus “ingin mengajar kita untuk tidak berkeliling mengkritik orang lain, tidak pergi mencari cacat orang lain, tetapi pertama-tama melihat ke dalam diri sendiri.”
Jika seseorang berkata ‘tetapi Bapa, saya tidak punya cacat,’ “Saya meyakinkan Anda bahwa jika Anda tidak melihat cacat dan dosa itu di sini, Anda akan menemukannya nanti di Api Pencucian! Lebih baik menemukan itu di sini,” jelas Paus Fransiskus. Sayangnya, orang jarang berhenti memperhatikan cacat orang lain, dan itu ‘sudah menjadi keahlian kita’.

PAUS FRANSISKUS: JANGAN SERAKAH


Masa pra-paskah mengingatkan umat katolik bahwa mengikuti kesenangan pribadi yang berlebihan merusak persekutuan dengan Allah, dengan orang lain dan dengan ciptaan. Demikian ucap Paus Fransiskus dalam pesannya untuk prapaskah 2019 ini. Kegagalan untuk hidup sebagai anak-anak Allah dapat memberi jalan kepada dosa, yang “mengambil bentuk keserakahan dan pengejaran akan kenyamanan yang tidak terkontrol, kurangnya perhatian untuk kebaikan orang lain dan bahkan diri sendiri.”
“Jika kita tidak secara terus menerus mengarah menuju Paskah, menuju cakrawala Kebangkitan, mentalitas yang dinyatakan dalam slogan-slogan ‘Aku menginginkan semuanya dan aku menginginkannya sekarang!’ dan ‘Terlalu banyak tidak pernah cukup’, akan berada di atas angin,” kata Paus Fransiskus. Pesan pra-paskah Paus, yang dirilis di Vatikan 26 Februari, berpusat pada satu ayat dari Surat Santo Paulus kepada jemaat di Roma, dimana rasul mengungkapkan kerinduan ciptaan untuk menyatakan anak-anak Allah.
Kerinduan itu, menurut Paus Fransiskus, adalah “perjalanan dari Paskah ke Paskah menuju pemenuhan keselamatan” yang telah diterima semua orang kroisten melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Merefleksikan pada “perjalanan pertobatan”, pra-paskah, Paus Fransiskus menjelaskan bahwa ketika orang kristen hidup sebagai anak-anak Allah, semua ciptaan mendapat manfaat dari rahmat penebusan.
Namun Paus Fransiskus mengingatkan bahwa keharmonisan yang dihasilkan oleh penebusan terus-menerus terancam oleh kuasa dosa dan kematian. Dosa, yang merupakan akar dari semua kejahatan, mengganggu persekutuan manusia dengan Tuhan dan “merusak hubungan kita yang harmonis dengan lingkungan” dan membuat “manusia menganggap dirinya dewa pencitaan,” jelas Paus Fransiskus.