Terlepas
dari tujuan yang dirumuskan oleh PBB dan badan-badan internasional lainnya,
Paus Fransiskus mengatakan umat manusia membutuhkan sebuah kesepakatan
pendidikan yang diperbaharui ”yang bertujuan untuk membentuk orang-orang yang
matang, yang mampu memperbaiki jalinan hubungan antar-manusia dan menciptakan
dunia yang lebih bersaudara.” Hal ini disampaikan Paus Fransiskus kepada para
peserta konferensi “Pendidikan:
Kesepakatan Global” di Vatikan, Jumat 7 Februari 2020. Konferensi ini adalah
salah satu dari rangkaian acara menjelang penanda-tanganan “Kesepakatan Global
Pendidikan”, yang diadakan oleh Paus Fransiskus di Vatikan pada 14 Mei 2020.
“Kemiskinan,
diskriminasi, perubahan iklim, ketidak-pedulian yang mengglobal dan eksploitasi
manusia semua mencegah berkembangnya jutaan anak,” ujar Paus Fransiskus. Merefleksikan
bagaimana pendidikan dasar telah menjadi sebuah “ideal normatif di seluruh
dunia,” Paus Fransiskus memuji kemajuan yang telah terjadi yang membuat pendidikan
dasar hampir merata, sambil juga kesenjangan gender terus berkurang.
Paus
Fransiskus mengingatkan untuk mempertimbangkan cara mewariskan pengetahuan dan
nilai-nilai pendidikan. Lewat pendidikan manusia dapat mencapai potensi
maksimalnya dan menjadi sadar, bebas dan bertanggung jawab. Terlihat jelas
bahwa pendidikan itu selalu menyangkut masa depan kehidupan manusia.
Karena
itu, “kepedulian terhadap pendidikan adalah kepedulian bagi generasi masa depan
dan masa depan umat manusia. Ini adalah kepedulian yang berakar dalam harapan
dan membutuhkan kemurahan hati dan keberanian.” Demikian papar Paus Fransiskus,
dan melanjutkan bahwa pendidikan bukan hanya tentang mentransmisikan konsep. Pendidikan
menuntut kerja sama dari semua yang terlibat, yaitu keluarga, sekolah serta
lembaga sosial, budaya dan agama.