Besok
adalah hari Rabu. Umat Kristen Katolik mengenal hari Rabu besok dengan nama
Rabu Abu, karena dalam liturgi, entah ibadat sabda maupun perayaan ekaristi,
umat akan menerima abu di dahinya. Penerimaan abu merupakan tanda tobat dan
puasa. Jadi, dengan kata lain, hari Rabu besok umat Kristen Katolik memasuki
masa puasa, atau biasa disebut masa prapaskah.
Seorang
teman muslim pernah kaget ketika mendengar bahwa umat Kristen Katolik juga
mempunyai tradisi “bulan puasa” seperti mereka. Sama seperti saudara-saudari
muslim berpuasa sebagai persiapan menyambut Hari Raya Idul Fritri, demikian
pula umat Kristen Katolik berpuasa sebagai persiapan menyambut Hari Raya
Paskah. Antara Idul Fitri dan Paskah pun memiliki kemiripan pesan, yaitu
mengajak umatnya untuk menjadi baru atau fitri.
Akan
tetapi, ada perbedaan dalam masa puasa ini. Jika umat muslim akan selalu
gembar-gembor soal puasa ini, umat Kristen Katolik akan tenang-tenang saja. Hal
ini sejalan dengan nasehat Tuhan Yesus (lihat Matius 6: 1, 16 – 18). Selain itu,
pada masa puasa umat Kristen Katolik ini harga-harga kebutuhan pokok di pasar
tidak mengalami kenaikan; berbeda dengan saat bulan puasa islam.
Tulisan “Memahami
tentang Rabu Abu” mencoba menjelaskan tentang alasan, makna dan tujuan dari
hari Rabu Abu itu sendiri. Dengan membacanya, kita sedikit tahu tentang satu
tradisi yang ada di Gereja Katolik. Lebih lanjut mengenai isi tulisan ini,
silahkan baca di: Budak Bangka: Memahami tentang Rabu Abu