Minggu, 01 Juli 2012

Renungan Hari Minggu Biasa XIII - C

Renungan Hari Minggu Biasa XIII Thn C
Bac I  1Raj 19: 16,19 – 21; Bac II       Gal 5: 1, 13 – 18;
Injil    Luk 9: 51 – 62;
Sabda Tuhan hari ini mempunyai tema dasar tentang panggilan. Bacaan pertama yang diambil dari kitab pertama Raja-raja berbicara tentang panggilan Elisa untuk mengikuti nab Eli dan menjadi pelayannya. Memang terlihat bahwa nabi Eli yang memanggil Elisa, dengan tindakan simbolik melemparkan jubahnya kepada Elisa (ay. 19). Akan tetapi, yang memanggil sebenarnya adalah Tuhan Allah. Tuhan meminta nabi Eli untuk mengurapi Elisa bin Safat untuk “menjadi nabi menggantikan engkau.” (ay. 16). Dengan menjawab panggilan itu, Elisa harus meninggalkan segala-galanya dan hidup seperti nabi Eli di hadapan Allah.
Sikap seperti itulah yang dituntut Tuhan Yesus dalam Injil. Kepada mereka yang mau mengikuti Yesus dituntut berani meninggalkan kemapanan hidupnya, karena mereka harus hidup seperti Yesus. “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” (ay. 58). Mereka juga harus berani mengutamakan Dia yang diikuti. “Biarlah orang mati menguburkan orang mati.” (ay. 60). Secara sederhana bisa dikatakan bahwa untuk mengikuti Yesus, orang harus membiarkan dirinya dituntun oleh Yesus supaya bisa hidup seperti Dia.
Paulus dalam bacaan kedua berbicara panggilan sebagai manusia merdeka. Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus mengatakan bahwa kita sudah dipanggil untuk merdeka (ay. 13) sebagai manusia merdeka. Kristus lah yang telah memanggil kita kepada kemerdekaan (ay. 1). Karena itu, Paulus meminta jemaat untuk hidup sebagai manusia merdeka, bukan sebagai manusia hamba yang masih dikuasai “keinginan daging” (ay. 16). Agar tidak dikuasai oleh keinginan daging, Paulus mengajak umat supaya hidup “dipimpin oleh Roh” (ay. 18).

Sabda Tuhan hari ini mau mengajak kita untuk merefleksikan panggilan hidup kita. Pertama-tama kita disadarkan bahwa diri kita dipanggil Tuhan. Panggilan itu bukan sebatas menjadi imam, biarawan atau biarawati saja, melainkan panggilan yang bersifat umum. Kita dipanggil supaya kita hidup seperti kehendak Allah. Tuhan menghendaki kita untuk hidup bagi-Nya, yang diwujud-nyatakan kepada sesama.
by: adrian