Jumat, 28 November 2014

Salah Nama dalam Doa

Sudah tiga bulan lamanya Fidelis bergelut dengan penyakitnya. Sudah empat rumah sakit dia masuki. Akan tetapi penyakitnya tak kunjung sembuh juga. Total biaya semuanya sekitar 80 jutaan. Hal inilah yang membuat dia mulai stres.

Dalam keadaan stress itu, dia masuk ke kapel dan berdoa.

Feliks     : Tuhan, kenapa Kau biarkan aku menderita begini? Aku sudah menghabiskan biaya yang sangat besar. Aku malu. Aku bingung. Aku stres.

Kenapa Engkau tak memberiku kesembuhan? Padahal waktu aku di Jakarta ada banyak kelompok orang mendoakan aku. Di sini juga demikian. Bapak Uskup, Vikjen, dan umat mendoakan mohon kesembuhanku. Tapi, kenapa aku tak kunjung sembuh juga.

Dalam keheningan, tiba-tiba muncul suatu suara…..

Suara : Anak-Ku. Setiap doa yang dipanjatkan, selalu Ku dengar dan Ku kabulkan.

Feliks : Akh masak sih?

Suara : Benar. Sudah sepekan ini Aku menerima ungkapan syukur dari Feliks ini, Feliks itu dan Feliks yang lain. Jadi, setiap doa yang dipanjatkan telah Kuindahkan.

Feliks : Tapi, kenapa aku tak sembuh-sembuh juga?

Suara : Itu karena mereka mendoakan kesembuhan Feliks, bukan kamu. Kamu itu Fidelis.

Feliks  : %$#@*&^6%$??????
Pangkalpinang, 30 Oktober 2014
by: Adrian
Baca juga humor lainnya:

Orang Kudus 28 November: St. Yakobus Marka

SANTO YAKOBUS MARKA, PENGAKU IMAN
St. Yakobus memiliki nama asli Dominic Gangala. Ia lahir pada 1 September 1391 di Monteprandone, Ancona, Italia. Dominic merupakan putera dari sebuah keluarga miskin. Dominic memperoleh pelajaran dari pamannya yang adalah seorang imam. Ia kemudian belajar hukum di Universitas Perugia. Setelah lulus, ia mengajar pada sebuah keluarga bangsawan di Florence, dan bekerja sebagai hakim bagi para penyihir.

Dominic bergabung dengan Ordo Fransiskan di Asisi pada 26 Juli 1416, dan memperoleh nama Yakobus. Ia belajar bersama St. Yohanes dari Kapistrano, dengan St. Bernardinus dari Siena. Pada 13 Juni 1420, ia ditahbiskan sebagai imam dan mulai berkotbah dan banyak membawa orang untuk bertobat. Pada tahun 1427, Yakobus ikut memerangi ajaran sesat di Eropa Tengah dan Utara.

Yakobus juga menyerukan perang salib, dan ketika St. Yohanes meninggal dunia, ia menggantikannya pada tahun 1456. Yakobus berusaha mendamaikan Ordo Fransiskan Observasi dan Konventual, tetapi usahanya gagal. Pada tahun 1460 Yakobus menolak posisi sebagai Uskup Agung Milan. Di akhir masa hidupnya, Yakobus harus menghadapi pihak inkuisisi, terkait masalah homilinya di Brescia.

Yakobus dari Marka meninggal dunia pada 28 November 1476 di Naples, Italia. Pada 12 Agustus 1642 ia dibeatifikasi oleh Paus Urbanus VIII, dan pada 10 Desember 1726 ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XIII.

Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Jumat sesudah HR Kristus Raja - Thn II

Renungan Hari Jumat Biasa XXXIV, Thn A/II
Bac I    Why 20: 1 – 4, 11 – 21: 2; Injil         Luk 21: 29 – 33;

Injil hari ini menutup rangkaian pewartaan Tuhan Yesus tentang akhir zaman. Tuhan Yesus mengakhiri rangkaian pengajaran-Nya dengan sebuah perumpamaan pohon ara atau pohon apa saja. Setiap orang yang mendengarkan-Nya tentu akan segera paham apa yang dimaksud Tuhan Yesus tentang pohon ara. Di sini Tuhan Yesus mau mengajak mereka untuk bersikap bijaksana. Membaca tanda-tanda zaman pada pohon ara saja bisa, maka sudah sepantasnya mereka juga bisa membaca tanda-tanda akhir zaman. Hal ini bertujuan untuk persiapan diri.

Seperti gambaran perumpamaan pohon ara, Yohanes dalam bacaan pertama juga menyinggung soal adanya harapan baru. Dalam Kitab Wahyu, Yohanes mengutarakan bahwa setelah gambaran akhir zaman berlalu, ia melihat adanya langit dan bumi yang baru, Yerusalem baru. Itu ibarat tunas baru yang mengisyaratkan musim panas sudah dekat. Karena itu perlu disikapi dengan bijaksana. Artinya, memang akan ada penghancuran, namun penghancuran itu tidak berlangsung terus menerus. Ada harapan baru akan kebangkitan baru.

Akhir zaman atau yang biasa disebut dengan hari kiamat memang sering diidentikkan dengan kehancuran. Akan tetapi perlu disadari bahwa kehancuran itu bukanlah kehancuran total. Kehancuran itu merupakan awal kehidupan baru. Inilah yang hendak dikatakan Tuhan melalui sabda-Nya. Tuhan menghendaki supaya kita tidak kehilangan harapan ketika akhir zaman itu tiba. Jadi, menghadapi kehancuran pada akhir zaman, kita perlu menyikapinya dengan bijaksana. Jangan cemas akan kehancuran itu. Jangan lantas hilang harapan akan kehancuran itu. Di balik kehancuran itu ada tunas kehidupan baru bagi kita yang setia pada kehendak Allah.

by: adrian