Jumat, 24 Oktober 2014

Derita Orang Pulau Naik ke KM Bukit Raya

BERJIBAKU UNTUK NAIK DAN TURUN DARI KAPAL
Midai adalah salah satu pulau yang ada ke Kabupaten Natuna. Di bandingkan pulau-pulau yang lain, Midai sangat unik. Ia merupakan sebuah pulau di tengah lautan luas. Di musim-musim ombak besar (Oktober – Februari) warga Midai terisolir.

Akses penduduk untuk keluar adalah dengan KM Bukit Raya, KM Perintis dan pompong. Untuk KM Bukit Raya dan Perintis terjadwal  dua minggu sekali singgah ke Midai dengan tujuan yang berbeda; sekali ke Natuna dan sekali lagi ke Serasan. Sedangkan Pompong selalu siap kapan saja.

Jika ada warga Midai yang sakit parah, mereka akan dirujuk ke Rumah Sakit yang ada di Natuna. Di Midai sendiri hanya ada puskesmas dengan satu tenaga dokter, yang konon kata seorang warga, jarang hadir di tempat. Seperti yang sudah disampaikan di atas, untuk ke Natuna ada tiga sarana, yaitu KM Bukit Raya dan Perintis, yang jadwalnya sudah pakem, serta pompon. Kalau naik KM Bukit Raya dan Perintis, perjalanan bisa mencapai 5 jam, sedangkan pompong bisa 7 – 8 jam.

Orang Kudus 24 Oktober: St. Aloisius Guanella

SANTO ALOISIUS GUANELLA, PENGAKU IMAN
Alosius Guanella lahir pada 9 Desember 1842 di Francisio, Italia. Anak kesembilan dari tiga belas bersaudara ini lahir dari keluarga pasangan Lawrence dan Maria Guanella. Ia berasal dari keluarga miskin namun saleh. Alosius masuk seminari pada usia dua belas dan ditahbiskan pada tanggal 26 Mei 1866. 

Alosius adalah sosok manusia yang tak lupa akan asal-usulnya. Ia bak kacang tak lupa pada kulitnya. Setelah menjadi imam, Alosius menunjukkan perhatiannya kepada orang-orang miskin. Dia bekerja di Yayasan St. Yohanes Bosco (1875-1878) untuk merawat anak-anak tunawisma. Alosius pernah bertugas di paroki di Traona, Italia. Di sana ia membuka sekolah bagi masyarakat miskin. Pada tahun 1881, kelompok anti Gereja Katolik (Mason) berusaha untuk menutup sekolah itu.

Renungan Hari Jumat Biasa XXIX - Thn II

Renungan Hari Jumat Biasa XXIX, Thn A/II
Bac I    Ef 4: 1 – 6; Injil                      Luk 12: 54 – 59;

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus mengecam sikap orang yang begitu mahir membaca tanda-tanda alam, namun lemah menemukan kebenaran ilahi. Orang-orang seperti ini disebut Tuhan Yesus sebagai orang munafik. Ada kesan bahwa kemampuan mereka mengetahui tanda-tanda alam hanya demi kepuasan diri dan popularitas semata. Mereka ingin mendapat pujian atau agar orang bergantung padanya. Namun mereka tidak mampu membaca tanda-tanda zaman. Mungkin karena di sana mereka tidak mendapatkan sesuatu demi pemuasan ego pribadinya.

Belajar dari kecaman Yesus dalam Injil di atas Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, mengajak jemaat untuk tidak mengikuti atau berbuat seperti orang munafik. Dalam bacaan pertama Paulus menasehati mereka untuk hidup sesuai dengan panggilan Tuhan. Hal ini diperjelasnya dengan kata-kata seperti: rendah hati, lemah lembut, sabar, saling membantu dalam kasih, serta memelihara kesatuan dalam Roh. Di sini Paulus menghendaki supaya jemaat tidak jatuh dalam kesombongan karena kemampuan yang mereka miliki.

Dewasa ini banyak orang merasa dirinya hebat dengan prestasi yang didapatnya, sekalipun prestasi itu hanya sebagian dari urusan duniawi. Tak sedikit pula yang mendambakan pujian. Melalui sabda-Nya hari ini, Tuhan menghendaki supaya kita membangun sikap rendah hati sekalipun banyak prestasi menyertai kita. Tuhan menghendaki agar kemampuan yang ada pada kita dipergunakan untuk kebaikan dan kesejahteraan sesama.

by: adrian