Minggu, 22 Juli 2012

Apakah Yesus dan Maria Magdalena Menikah?

YESUS DAN MARIA MAGDALENA
Berkaitan dengan hari ini merupakan peringatan St. Maria Magdalena, maka pada hari ini akan diturunkan beberapa tulisan seputar Maria Magdalena untuk diketahui oleh umat. Bukan maksud kami untuk mempengaruhi atau membingungkan umat. Seandainya umat mengalami kebingungan, umat dapat bertanya kepada orang yang berkompeten, atau kepada pastornya. Tujuan kami adalah agar umat juga tahu isu seputar Maria Magdalena.

Kita sudah melihat identitas Maria Magdalena dan juga injil Maria Magdalena. Dalam tulisan ini kita akan melihat isu seputar hubungan Maria Magdalena dan Yesus. Tentu kita masih ingat akan karya novel Dan Brown, The Da Vinci Code. Dalam novel itu dikisahkan bahwa Maria Magdalena adalah istri dari Yesus Kristus. Benarkan demikian?

Nyonya Yesus
Apakah sejarah sudah salah selama 200 tahun — apa ada Nyonya Yesus Kristus? Di, “Kuburan Keluarga Yesus,” (Film dokumenter televisi Discovery Channel) sutradara Simcha Jacobovici mengklaim ada “bukti-bukti” bahwa Yesus dan Maria Magdalena menikah dan punya anak bernama Yudas (Yudah).

Jacobovici bukanlah orang pertama yang mengemukakan kemungkinan hubungan romantis antara Yesus dengan Maria. Film, The Last Temptation of Christ, dan buku-buku seperti Holy Blood, Holy Grail, dan The Da Vinci Code, menjadikan hubungan rahasia antara Yesus dengan Maria sebagai pusat tema ceritanya.

The Da Vinci Code memulai dengan satu halaman fakta-fakta yang membuat novel fiksi itu kelihatannya benar dalam seluruh penilaiannya. Buku itu telah mematahkan seluruh rekor di daftar penjualan terlaris New York Times, dan diikuti dengan film yang berhasil (secara komersial). Pengarang Dan Brown dengan pandai mencampur fakta dengan fiksi dan berhasil meyakinkan banyak pembaca bahwa Yesus dan Maria Magdalena benar-benar menikah dan punya anak. Tapi apakah pernyataan romantis ini cuma cara melebih-lebihkan untuk menjual buku, atau memang didukung oleh bukti sejarah.

Maria Yang Misterius
Sebelum kita meneliti bukti-bukti kemungkinan hubungan romantis antara Yesus dengan Maria, mari kita lihat pribadi Maria yang berasal dari kota kecil Galilea, Magdala. Untuk memulainya, kita mengajukan pertanyaan, dokumen kuno apa yang bisa menguak karakternya (Maria) dan hubungannya dengan Yesus dari Nazareth?

Injil di Perjanjian Baru merupakan catatan tertulis paling tua mengenai Maria Magdalena. Dalam Injil, Maria adalah seorang perempuan yang disembuhkan Yesus dari kerasukan setan. Injil (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes) memperlihatkan Maria sebagai pengikut Yesus, yang mendengarkan pengajaran-Nya, melayani kebutuhan finansial-Nya, menyaksikan penyaliban-Nya, dan tiga hari kemudian jadi orang pertama yang melihat Dia hidup.

Beberapa orang mengatakan Maria Magdalena pernah jadi pelacur, tapi para rasul dan juga gereja purba mengungkapkan dia tidak lebih dari murid, yang dekat, Yesus. Ide bahwa dia pelacur berasal dari abad VI, ketika Paus Gregorius I mengidentifikasi dia sebagai perempuan yang berbicara di Lukas 7:37, dan perempuan yang mencuci kaki Yesus dengan rambutnya.

Kendati pandangan Paus mungkin dipengaruhi oleh fakta bahwa Yesus telah menghardik keluar tujuh iblis dari tubuhnya, tidak ada ahli alkitab yang bisa membuat hubungan antara Maria Magdalena dengan perempuan pada tulisan Lukas. Tambahan lagi, Injil Perjanjian Baru bahkan tidak pernah mengungkap hal romantis atau seksual antara Yesus dengan Maria.

Jadi dari mana para penggagas teori konspirasi memperoleh idenya? Kenapa dengan semua spekulasi itu? Untuk itu kita melihat dokumen-dokumen yang ditulis 100 – 200 tahun setelah Injil Perjanjian Baru ditulis oleh sekte non-Kristen yang disebut Gnostik. Tulisan-tulisan itu bukan bagian dari Perjanjian Baru dan telah ditolak oleh orang Kristen mula-mula sebagai sesat. Mereka yang menulis hubungan romantis antara Yesus dengan Maria merujuk beberapa kalimat dari tulisan-tulisan itu, Injil Maria dan Injil Filipus. Mari kita lihat kalimat-kalimatnya.

Injil Maria (Magdalena)

Gagasan bahwa Maria Magdalena punya nilai khusus bagi Yesus terutama diambil dari Injil Maria. Injil Gnostik ini bukan bagian dari Perjanjian Baru, dan ditulis oleh penulis yang tidak diketahui di paruh akhir abad kedua, atau sekitar 150 tahun setelah kematian Yesus. Tidak ada saksi mata, termasuk Maria, yang masih hidup pada saat ditulis (sekitar tahun 150). Tanggal yang belakangan ini juga berarti Injil Maria tidak ditulis oleh seorang saksi mata Yesus, dan tidak seorangpun tahu siapa penulisnya.

Satu penggalan kalimat di Injil Maria merujuk pada Maria Magdalena sebagai murid favorit, dengan perkataan Dia mencintai Maria, “lebih dari kita (artinya para murid lain).” Di kalimat lain Petrus disebutkan mengatakan kepada Maria, “Saudara, kami tahu Penebus mencintaimu lebih dari semua perempuan lain.” Tetapi tidak ada tertulis di Injil Maria yang mengarah pada hubungan romantika atau seks antara Maria Magdalena dengan Yesus.
Injil Filipus
The Da Vinci Code mendasarkan klaimnya bahwa Yesus dan Maria menikah dan punya anak terutama berdasarkan satu ayat di Injil Gnostik Filipus yang mengindikasikan Yesus dan Maria “berteman” (pasangan). Ayat itu berbunyi (dalam kurung berarti ada kata-kata di dokumen hilang atau tidak terbaca):

“Ada perempuan yang selalu berjalan dengan tuan. Maria ibunya, saudaranya, dan Maria Magdala, yang disebut kompanyon (koinonos) Untuk “Maria” adalah nama saudaranya, ibunya, dan kompanyon-nya (koinonos)”

Di dalam The Da Vinci Code, tokoh fiksi ahli Sir Leigh Teabing menyatakan kata kompanyon (koinonos) bisa berarti pasangan. Tapi menurut para ahli, interpretasi itu tidak tepat. Untuk memulainya, kata yang umum digunakan merujuk sebagai isteri di bahasa Yunani di Perjanjian Baru adalah “gune”, bukan “koinonos”. Ben Witherington III, menulis di Biblical Archaeological Review, membahas ini langsung,

“Ada kata Yunani lain, gune, yang membuatnya jadi jelas. Sangat mungkin “koinonos” di sini berarti “saudara” dalam artian spiritual, karena itulah (pemahaman itu) digunakan di tempat lain dalam literatur jenis ini. Dari sisi apapun, teks ini tidak dengan jelas menyatakan atau bahkan mengusulkan bahwa Yesus menikah, apalagi menikah dengan Maria Magdalena.”

Juga ada satu ayat di Injil Filipus yang menyatakan Yesus mencium Maria.

Kompanyon dari adalah Maria Magdala. Si dia (Maria) lebih dari para murid, sering menciumnya (Maria). Yang lain…mengatakan kepadanya, ‘Kenapa kamu mencintai dia (Maria) lebih dari kita semua?”

Menyambut teman dengan ciuman sudah biasa dilakukan di abad pertama, dan tidak punya konotasi seksual. Professor Karen King menjelaskan dalam bukunya Injil Maria Magdala, bahwa ciuman di (Injil) Filipus sangat mungkin merupakan ciuman persahabatan.

Tapi mungkin lebih penting adalah fakta Injil Filipus ditulis oleh penulis tak dikenal sekitar 200 tahun setelah catatan saksi mata Perjanjian Baru.

Juga penting untuk dicatat, selain beberapa kalimat yang dipertanyakan, tidak ada dokumen bersejarah lain yang merujuk adanya hubungan romantis antara Yesus dengan Maria. Tidak ada sejarahwan sekuler, Yahudi, atau sejarahwan Kristen mula-mula menulis satu titikpun tentang hubungan semacam itu. Dan karena kedua injil, Injil Maria dan Injil Filipus, ditulis 110 – 220 tahun setelah Kristus oleh penulis tak dikenal, pernyataan-pernyataan mereka tentang Yesus dan Maria perlu dievaluasi dalam konteks sejarah kontemporer dan dokumen yang lebih awal Perjanjian Baru.


 Putusan Para Ahli

Tapi gereja purba (mula-mula) bisa saja telah menghancurkan semua bukti dalam upaya mereka untuk menulis ulang sejarah Yesus? Tentu saja itulah yang dikatakan Jacobovici, Brown, dan para pencetus sensasi lain. Tapi apakah para ahli setuju?

Sebuah artikel majalah Newsweek menyimpulkan opini para ahli, yang dengan tegas menyatakan pandangan Yesus dan Maria Magdalena menikah tidak punya dasar historis. Mungkin para penganut Gnostik merasa Perjanian Baru terlalu malu akan romantika dan memutuskan membumbuinya sedikit. Tapi apapun alasannya, ayat terisolasi dan tidak pasti artinya ini ditulis 100 – 200 tahun setelah Kristus dan tidak kuat untuk jadi dasar teori konspirasi. Menarik dibaca, mungkin, tapi jelas bukan sejarah.

Namun beberapa tetap tidak berhasil diyakinkan. Mungkin mereka hanya ingin membuat sejarah lebih menarik. Wartawan televisi, yang mendapat beberapa penghargaan, Frank Sesno, bertanya kepada panel para ahli sejarah mengenai ketertarikan orang dengan teori-teori konspirasi. Professor Stanley Kutler, dari University of Wisconsin, menjawab,”Kita semua suka misteri — tapi kita lebih suka konspirasi.” Mungkin semua cerita berlebihan (dan menyimpang) tentang Yesus dan Maria lebih ditekankan untuk menentang Kekristenan dengan mencoba memanusiakan seseorang yang disebut orang Kristen sejak awal sebagai Allah. Contohnya, pendapat Rasul Paulus terhadap Yesus Kristus:

“yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” (Filipi 2:6 – 7).

Yohanes, seorang saksi mata dan salah satu murid terdekat Yesus, katakan mengenai Dia: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah….Segala sesuatu dijadikan oleh Dia …… Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita.” (bagian-bagian dari Yohanes 1:1-3, 14).

 

Apakah Yesus Benar-Benar Bangkit Dari Kematian?

Pertanyaan terbesar masa kini bukanlah apakah Yesus dan Maria Magdalena menikah, tapi, “Siapa sebenarnya Yesus Kristus?” Apakah Dia cuma seorang manusia luar biasa, atau Dia adalah Allah dalam bentuk daging, seperti yang dipercayai oleh Paulus, Yohanes, dan para murid lainnya.

Para saksi mata, bagi Yesus Kristus, berbicara dan bertindak sepertinya mereka percaya Dia bangkit secara fisik dari kematian setelah penyaliban-Nya. Jika mereka salah maka Kekristenan didirikan di atas kebohongan. Tapi jika mereka benar, mujizat seperti itu secara memperkuat semua yang Yesus katakan mengenai ALLAH, diri-Nya, dan kita.

Tapi apakah kita percaya pada kebangkitan Yesus hanya dengan iman saja, tapi apakah ada bukti historis yang kuat? Beberapa ahli skeptis mulai meneliti catatan historis untuk membuktikan bahwa catatan kebangkitan itu salah. Apa yang mereka temukan?

 

Apa Ada Konspirasi “Da Vinci” ?

“Senyum Mona Lisa” menginvestigasi teori besar dunia tentang konspirasi Yesus Kristus. Yesus dan Maria Magdalena menikah? Apakah (Kaisar) Constantine memerintahkan penghancuran catatan yang sebenarnya mengenai Yesus Kristus dan menciptakan Dia sebagai ALLAH yang dipuja orang Kristen sekarang?

Bisakah Yesus Memberi Arti Pada Kehidupan?

“Kenapa Yesus?” meneliti pertanyaan Yesus relevan atau tidak sekarang ini. Bisakah Yesus menjawab pertanyaan besar kehidupan, “Siapa saya!?” “Kenapa saya disini?” dan, “Kemana saya pergi?” Penutupan gereja-gereja dan penyaliban telah menuntun sebagian orang percaya Dia tidak bisa, dan Yesus telah meninggalkan kita untuk menghadapi dunia yang tidak bisa dikontrol. Tapi Yesus telah membuat pernyataan mengenai kehidupan dan tujuan kita ada di sini, di dunia, yang perlu diteliti sebelum kita menyebutnya sebagai tidak peduli atau tidak mampu. Artikel ini meneliti misteri kenapa Yesus datang di dunia.

Sekilas Tentang Injil Maria Magdalena


Injil Maria Magdalena


Berkaitan dengan hari ini merupakan peringatan St. Maria Magdalena, maka pada hari ini akan diturunkan beberapa tulisan seputar Maria Magdalena untuk diketahui oleh umat. Bukan maksud kami untuk mempengaruhi umat, melainkan agar umat juga tahu bahwa ternyata ada juga yang mananya injil Maria Magdalena. Beberapa bulan yang lalu, bertepatan dengan peringatan St. Thomas Rasul, blog paroki juga menurunkan tulisan-tulisan tentang injil Thomas tersebut agar umat tahu. Seandainya umat mengalami kebingungan, umat dapat bertanya kepada orang yang berkompeten, atau kepada pastornya. 

Injil Maria adalah salah satu dari injil-injil gnostik, dan termasuk ke dalam tulisan-tulisan apokrif. Injil ini ditemukan dalam Kodeks Akhmim, sebuah teks gnostik dari apokrif Perjanjian Baru yang diperoleh Dr. Rheinhardt di Kairo pada 1896.

Sejarah

Injil ini baru diterbitkan pada 1955, setelah Perpustakaan Nag Hammadi juga muncul. Teks-teks lain dari Kodeks Akhmim terdapat di dalam teks Nag Hammadi, tetapi Injil ini tidak. Dalam salinan satu-satunya dari teks ini, halaman 1–6 dan 11–14 hilang. Dalam literatur populer ada pendapat bahwa ini adalah Injil Maria Magdalena, dan karena itu dikenal dengan nama ini, meskipun nama belakangnya tidak disebutkan di dalam teksnya, dan Maria di sini bisa saja salah satu dari Maria-Maria lain dari Perjanjian Baru, atau bahkan Maria yang lain yang tidak disebutkan.

Teks yang fragmentaris ini bertahan dalam bentuk fragmen terjemahan Yunani abad ke-3 dan abad ke-5 yang lebih panjang ke dalam bahasa Koptik, di mana kesaksian dari seorang perempuan pertama-tama perlu dibela.

Semua manuskrip ini mula-mula ditemukan dan diterbitkan antara 1938 dan 1983, tetapi ada beberaja rujukan dari Patristik kepada Injil Maria yang berasal dari abad ke-3.

Isi

Dalam teks yang fragmentaris, para murid mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang Juru Selamat yang telah bangkit itu dan dijawab.

Kemudian mereka berdukacita, dan berkata, "Bagaimana kita dapat pergi kepada orang-orang non-Yahudi dan memberitakan Injil Kerajaan tentang Anak Manusia? Kalau Ia sendiri tidak diselamatkan [dari penyaliban], bagaimana kita dapat terlepas daripadanya?" Dan Maria menyuruh mereka menguatkan hati: "Marilah kita memuji kebesarannya, karena Ia mempersiapkan kita dan menjadikan kita orang-orang yang pembertani." Kemudian ia menyampaikan penglihatannya, yang memperlihatkan pengaruh-pengaruh gnostik.

Penglihatannya tidak disetujui umum:
"Tetapi Andreas menjawab dan berkata kepada saudara-saudaranya, 'Apa pendapat kalian tentang apa yang baru saja dikatakannya itu? Karena aku tidak percaya bahwa Juru Selamat telah mengatakan semua ini. Karena jelas bahwa ajaran-ajaran ini berasal dari pemikiran yang berbeda."
"Petrus juga menentang (Maria) sehubungan dengan bahan-bahan ini dan bertanya kepada mereka tentang Juru Selamat. "Jadi, apakah Ia berbicara secara rahasia kepada seorang perempuan, dan bukan kepada kita, dan bukan secara terbuka? Apakah kita semua harus berbalik dan semuanya mendengarkan dia? Apakah [Juru Selamat] lebih memilih dia [Maria] daripada kita?"

Namun Matius membela Maria dan meredakan serangan Petrus kepadanya. Dalam teks ini, masalah Petrus tampaknya ialah bahwa Yesus memilih Maria lebih daripada murid-murid yang lain untuk menafsirkan ajaran-ajarannya. Petrus melihat Maria sebagai saingan dalam kepemimpinan kelompok itu sendiri.

Implikasi Injil Ini

Karen King mengamati bahwa, "Konfrontasi antara Maria dengan Petrus, sebuah skenario yang juga ditemukan dalam Injil Tomas, Pistis Sofia, dan Injil Koptik orang Mesir, mencerminkan sejumlah ketegangan dalam Kekristenan abad kedua. Petrus dan Andreas mewakili posisi-posisi ortodoks yang menyangkal keabsahan penyataan esoterik dan menolak otoritas perempuan untuk mengajar." (pengantar, Perpustakaan Nag Hammadi)

Teks ini terutama terkait dengan
Bagian besar dari penekanan ini diungkapkan sebagai dialog antara para murid dengan Maria sebagai pihak yang memberikan jawaban. Setelah Yesus naik ke surga, demikian dikatakan di dalam teks, otoritas Gereja diberikan kepada Maria. Hal ini kemungkinan menunjukkan bahwa teks ini berasal dari sebuah sekte yang berpendapat bahwa pendiri mereka adalah Maria, atau yang menghargai Maria lebih dari para rasul lainnya. Sebagian dari pengutamaan Maria sebagai murid perempuan yang terkenal mungkin disebabkan karena kemampuannya sebagai seorang perempuan untuk mewakili tokoh penting dari Sofia, sizigia perempuan dari Kristus, di dalam teologi gnostik.


Mengenal Siapa Itu Maria Magdalena

Maria Magdalena
oleh: Romo William P. Saunders
Berkaitan dengan hari ini merupakan peringatan St. Maria Magdalena, maka pada hari ini akan diturunkan beberapa tulisan seputar dirinya untuk diketahui umat. Bukan maksud kami untuk mempengaruhi umat, melainkan agar umat juga tahu siapa itu sebenarnya Maria Magdalena. Ada banyak profil Maria dalam Injil. Dan sering orang menyama-ratakan saja. Dalam tulisan ini, kita akan melihat sosok Maria Magdalena itu sendiri. Seandainya mengalami kebingungan, umat dapat bertanya kepada orang yang berkompeten atau kepada pastornya.
Perdebatan mengenai identitas St. Maria Magdalena telah berlangsung sejak masa Gereja Perdana. Dalam Injil ada 3 tokoh yang diperbincangkan: Maria Magdalena, seorang pengikut Kristus (Yoh 20: 11 – 18); wanita berdosa yang tak disebutkan namanya (Luk 7: 36 – 50); dan Maria dari Betania, saudari Marta dan Lazarus (Luk 10: 38 – 42). Di Gereja Barat, terutama sejak masa Paus Gregorius Agung, ketiga tokoh tersebut selalu diidentifikasikan sebagai Maria Magdalena. Namun di Gereja Timur ketiga tokoh itu tetap merupakan tokoh yang berbeda, dengan pesta terpisah untuk St. Maria Magdalena dan St. Maria Betania. Bapa-bapa Gereja lainnya, seperti St. Ambrosius, St. Hieronimus, St. Agustinus, St. Albertus Agung dan St. Thomas Aquinas, tidak menetapkan keputusan akhir.
Jadi, mengapa Paus Gregorius Agung menyatukan ketiga tokoh tersebut? Pertama, kita perlu memeriksa keterangan-keterangan khusus sehubungan dengan perempuan bernama Maria Magdalena seperti yang dicatat dalam Injil. Ia adalah salah seorang dari perempuan-perempuan yang menyertai Yesus dan para rasul: “Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau beberapa penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana, isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.” (Luk 8: 1 – 3). Injil Markus menegaskan bahwa Kristus telah mengusir tujuh setan dari Maria Magdalena (Mrk 16: 9).
Maria Magdalena juga berdiri di kaki salib pada saat penyaliban (Mrk 15: 40, Mat 27: 56 dan Yoh 19: 25). Ia juga menjadi saksi pada pemakaman Kristus, dan pada hari Minggu Paskah ia menjadi orang pertama yang mendapati makam kosong dan kemudian orang pertama yang melihat Kristus yang bangkit (Yoh 20: 1 – 18).
Setelah mendapatkan keterangan-keterangan spesifik mengenai Maria Magdalena, langkah kedua adalah meneliti apakah Maria Magdalena mungkin juga adalah perempuan berdosa yang diceritakan dalam Injil Lukas (7: 36 – 50). Ingat bagaimana perempuan berdosa itu masuk ke rumah Simon orang Farisi. Ia menangis dan air matanya membasahi kaki Yesus. Ia mengurapi kaki Yesus dengan minyak wangi serta mengeringkannya dengan rambutnya. Simon berkata dalam hati, “Jika Ia ini nabi, tentulah Ia tahu siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa.” Ini merupakan suatu keterangan yang jelas bahwa perempuan itu adalah orang tersingkir karena dosa yang amat serius seperti zinah atau hubungan di luar pernikahan. Pada akhir kisah, Yesus mengampuni perempuan berdosa itu.
Peristiwa ini merupakan bagian dari perwartaan Yesus di daerah danau Galilea. Juga, segera sesudah pernyataan pengampunannya dalam Lukas 7: 50, Maria Magdalena disebut dengan namanya sebagai pengikut Yesus dan diidentifikasikan sebagai “yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat” (Luk 8: 1 – 3). Perlu diingat bahwa Magdalena berasal dari kata “Magdala”. Magdala, terletak di pesisir danau Galilea dekat Tiberias, merupakan kota makmur yang terkenal akan hasil perikanannya yang melimpah. Bangsa Romawi menghancurkan kota ini karena kebejatan moral masyarakatnya dan karena peran sertanya dalam pemberontakan bangsa Yahudi.
Yang menarik, dalam Talmud (=ikhtisar undang-undang dan ajaran Yahudi), dari kata Magdalena terbentuklah istilah “rambut keriting wanita”, yang berarti seorang pezinah. Meskipun perempuan berdosa dalam Lukas 7 tidak secara khusus diidentifikasikan sebagai Maria Magdalena “yang darinya diusir tujuh setan” seperti dinyatakan dalam Lukas 8, orang dapat dengan mudah menarik kesimpulan demikian, seperti Paus Gregorius Agung. Lagi pula tradisi Gereja Perdana menguatkan hubungan ini.
Langkah ketiga dan yang lebih sulit dalam penelitian ini adalah menyelidiki apakah Maria Magdalena mungkin adalah Maria Betania. Menyusul Lukas bab *, bab 9 dan 10 menceritakan kisah-kisah seperti mukjizat penggandaan roti, transfigurasi, pengusiran roh jahat dari seorang anak yang kerasukan setan, dan pengajaran tentang pemuridan. Kristus kemudian melanjutkan perjalanan ke “sebuah kampong” (yaitu Betania, meskipun tidak disebutkan oleh Lukas) ke rumah Marta, yang “mempunyai seorang saudara bernama Maria” (bdk. Luk 10: 38 – 42). Di sana Marta mempersiapkan jamuan bagi Yesus.
Injil Lukas tidak secara istimewa mengidentifikasikan Maria Magdalena sebagai Maria dari Betania. Injil Yohanes membantu kita mengatasi masalah ini. Dalam Yohanes 12: 1 – 11, Yesus tiba di Betania “tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.” Marta melayani dalam perjamuan. Maria mengurapi kaki Yesus dengan minyak wangi dan menyeka kaki-Nya dengan rambutnya. Harap ingat bahwa peristiwa ini berbeda dengan peristiwa perempuan berdosa yang mengurapi kaki Yesus d rumah Simon orang Farisi dalam Lukas 7; namun demikian, tindakan yang sama dalam kedua peristiwa tersebut mendorong kita untuk menarik kesimpulan akan pelaku yang sama, yaitu Maria Magdalena.
Lagi pula dalam Yohanes 11, dalam peristiwa sebelumnya dimana Yesus membangkitkan Lazarus dari antara orang mati, Injil mencatat, “Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampong Maria dan adiknya Marta. Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya.” (Yoj 11: 1 – 2). Di sini Maria diidentifikasikan sebagai ia yang meminyaki kaki Kristus. Sementara sebagian orang berpendapat bahwa pengidentifikasian dalam Yohanes 11 merujuk kepada pengurapan berikutnya seperti dicatat dalam Yohanes 12, mengapakah Yohanes merasa perlu memberikan keterangan demikian jika kisah dalam Yohanes 11 langsung bersambung dengan kisah dalam bab 12? Kelihatannya pengidentifikasian tersebut menunjuk kepada tindakan sebelumnya, yaitu kisah di rumah Simon orang Farisi.
Jika argumentasi ini benar, maka Maria Magdalena, perempuan berdosa yang bertobat, dan Maria dari Betania adalah orang yang sama. Tentu saja, kita masih ditinggalkan dengan sedikit kabut misteri. Namun demikian, saya pribadi sependapat dengan Paus Gregorius Agung, yang menyimpulkan bahwa perempuan yang disebut Lukas sebagai perempuan berdosa, yang disebut Yohanes sebagai Maria (dari Betania), adalah yang kita yakini sebagai Maria Magdalena, perempuan berdosa yang telah bertobat, yang memperoleh pengampunan sekaligus persahabatan dengan Kristus, yang berdiri dengan setia di bawah kaki salib, dan yang melihat Kristus bangkit, adalah teladan yang mengagumkan bagi setiap orang beriman.
Gereja menghormati Maria Magdalena sebagai seorang kudus dan menjadikannya teladan bagi setiap orang Kristen yang dengan tulus hati berjuang mengejar kekudusan. Paus Gregorius Agung memaklumkan keteladanan Maria Magdalena: seorang wanita yang menemukan hidup baru dalam Kristus.
“Ketika Maria Magdalena dating ke makam dan tidak menemukan jenasah Kristus, ia berpikir bahwa jenasahnya telah diambil orang, maka ia pun memberitahukannya kepada para murid. Setelah para murid dating dan melihat makam, mereka juga percaya akan apa yang dikatakan Maria Magdalena. Kemudian ayat selanjutnya mengatakan, “Lalu pulanglah kedua murid itu ke rumah…”  dan selanjutnya “tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis.”
Patutlah kita merenungkan sikap Maria dan cinta kasihnya yang begitu besar kepada Kristus, karena meskipun para murid telah pergi meninggalkan makam, ia tetap tinggal. Ia tetap mencari Yesus yang tidak ia jumpai, dan sementara mencari ia menangis; terbakar oleh rasa kasih yang hebat kepada Tuhannya, ia merindukan Dia yang dikiranya telah diambil orang. Dan demikianlah terjadi bahwa perempuan yang tinggal untuk mencari Kristus adalah satu-satunya yang pertama melihat Dia. Karena ketekunan diperlukan dalam setiap perbuatan baik, seperti sang kebenaran mengatakan kepada kita: “orang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” (dari homily Paus Gregorius Agung).

diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.
Sumber: http://yesaya.indocell.net/id534.htm (dikutip 22 Juli 2012, jam 05:45).

Orang Kudus 22 Juli: St. Maria Magdalena


SANTA MARIA MAGDALENA, PELAYAN YESUS
Cerita tentang Maria Magdalena kita ketahui dari Injil. Namanya dengan jelas disebut dalam beberapa bagian Kitab Injil. Lukas 8: 2 mengisahkan bahwa Maria Magdalena terhitung sebagai salah satu di antara wanita-wanita yang disembuhkan Yesus dari kuasa roh-roh jahat dan kemudian menjadi pengikut dan pelayan Yesus selama karya-Nya. Matius 27: 56, 61 dan Markus 15: 40, 47 serta Yohanes 19: 25 mengisahkan bahwa Maria Magdalena bersama beberapa wanita lain hadir pada saat kematian Yesus di atas salib dan kemudian juga pada saat penguburan Yesus. Dalam Matius 28: 1, Markus 16: 1, dan Lukas 24: 1-10 dikisahkan bahwa Maria Magdalena bersama beberapa wanita lainnya pergi ke kubur Yesus untuk mengurapi jenazah Yesus pada hari Minggu Paskah.

Berita kebangkitan Yesus disampaikan oleh para malaikat kepada beberapa orag wanita. Meskipun demikian, Maria Magdalena adalah satu-satunya wanita yang dikatakan sebagai orang yang pertama yang melihat Yesus setelah bangkit dari kubur. (Yoh 20: 11-18).

Maria Magdalena berasal dari desa Magdala. Oleh tradisi kristen selanjutnya ia diidentifikasikan dengan Maria dari Betania, saudara Marta dan Lazarus, dan dengan seorang wanita pendosa lain yang bertobat dan kemudian mengikuti Yesus sebagaimana dikisahkan dalam Inji Lukas 7: 37-50.  

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun