Renungan
Hari Jumat Biasa VI – Thn I
Bac I Kej 11: 1 – 9; Injil Mrk 8: 34 – 9: 11
Sudah jadi sifat manusia itu
serakah. Manusia mempunyai sifat tidak puas. Dia ingin lebih, lebih dan lebih. Inilah
yang terlihat dalam bacaan-bacaan liturgi hari ini. Dalam bacaan pertama
keserakahan itu terungkap dari niat manusia untuk mendirikan “sebuah kota
dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit.” (ay. 4). Dalam keinginan
mereka itu tidak hanya terungkap keserakahan dan kesombongan, tetapi juga
pemberontakan melawan kehendak Allah. Kesombongan itu tampak dalam niat
mendirikan menara demi nama mereka sendiri supaya dikenang. Pemberontakan terlihat
dari tujuan mereka dengan menara itu, yaitu supaya mereka “jangan terserak ke
seluruh bumi.” (ay. 4). Padahal Allah menghendaki agar manusia tersebar ke
seluruh dunia. Allah menghendaki keragaman.
Yesus sadar sifat serakah
manusia itu. Manusia tidak puas dengan hidupnya dan berupaya untuk
mempertahankan hidupnya. Manusia tak puas dengan harta kekayaan yang
dimilikinya dan berusaha untuk mencari lagi dan lagi. Demikian pula
ketidak-puasan dengan jabatan dan kuasa sehingga berupaya mempertahankannya. Karena
itulah, kepada para murid-Nya Tuhan Yesus menasehati kalau mau mengikuti Dia,
maka “harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku.” (ay. 34). Dengan
menggunakan gaya bahasa retoris, Tuhan Yesus berkata, “Apa gunanya seseorang
memperolah seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.” (ay. 36)
Pesan penting yang mau
disampaikan Tuhan lewat bacaan-bacaan liturgi hari ini adalah supaya kita
selalu mengutamakan kehendak Allah. Jangan melawan kehendak-Nya. Bukan berarti
kita tidak boleh menjadi terkenal atau memiliki harta benda dan jabatan kuasa. Semua
itu tidak bertentangan dengan kehendak Allah. Namun perlu disadari bahwa di
balik semuanya itu setan siap menggiring kita untuk melawan Allah sehingga kita
menjadi budak kekayaan, jabatan kuasa dan popularitas. Kehendak Allah adalah
agar lewat semuanya itu kita tetap merendah diri di hadapan Allah, dan
menggunakan semua yang dimiliki itu demi kemuliaan Allah dalam diri sesama manusia.
by: adrian