Jumat, 21 Februari 2014

Ternyata Al Quran Akui Yesus Itu Allah

Hanya orang kristen saja yang mengakui kalau Yesus Kristus itu adalah Tuhan; Allah yang menjadi manusia. Ini merupakan iman kepercayaan kristen. Karena itu, bagi orang Islam, orang kristen itu adalah kafir. Ini dikatakan orang Islam bukan lahir dari diri mereka sendiri, melainkan karena Al Quran sendiri sudah mengatakan. Al Quran surah Al-Ma’idah [5]: 17 mengatakan bahwa orang yang menyebut Yesus Kristus itu Allah adalah kafir.

Akan tetapi, seorang muslim, dengan pengetahuan akan Al Quran yang lumayan, dalam pencariannya tentang Yesus di Al Quran, menemukan sebuah kebenaran iman orang kristen itu. Jadi, harap diingat, bukan orang kristen yang menemukan keimanannya di dalam Al Quran, melainkan orang islam sendiri. Iman orang kristen, bahwa Yesus adalah Allah, ada ditemui dalam Kitab Suci, sekalipun masih ada orang yang meragukannya.

Lebih lanjut, nonton saja sendiri videonya:
ISA ALMASIH dalam AlQuran Hadits dan Alkitab

Terlalu Nafsu

Baru tiga hari di Jakarta, Andi sudah kedatangan tamu dari tim razia pepsodent. Temannya mendapatkan hadiah duit Rp 200.000 karena dia kedapatan memakai sikat gigi dan pasta gigi pepsodent. Andi waktu itu belum begitu paham soal adanya acara itu.

Ketika pintu kamar di gedor, Andi membukakan pintu dan ....

Tim     : Razia Pepsodent! Mau bagi-bagi hadiah.
Andi   : Mau, mau, mau!
Tim     : Apa sikat gigi Anda?
Andi   : Pepsodent.

Tim meminta Andi untuk menunjukkannya. Andi mengambilnya dari perlengkapan mandi saya lalu menunjukkan kepada salah satu anggota tim.

Tim     : seratus ribu rupiah!
Andi   : Wow, asyik!
Tim     : Apa pasta gigi Anda?
Anda : (saking semangat dan bernafsunya), so pasti pepsodent donk. Perlengkapan mandi saya semuanya pepsodent. Sabun, sikat gigi, pasta dan samphoo. Semuanya pepsodent. (mungkin dengan harapan dapat 400 ribu)
Tim     : (reaksi Andi membuat tim kebingungan) Anda menjawab benar dua pertanyaan, sehingga Anda mendapat dua ratus ribu rupiah. Tapi, karena ada dua jawaban Anda yang salah, maka dikurangi dua ratus ribu rupiah. Akhirnya, Anda mendapatkan ucapan terima kasih dari kami.
Andi   : %$#@*&^%@????

Tetangga       : Huuuuu...., kacian dech!
Jakarta, 6 Nov 2013
by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Orang Kudus 21 Februari: St. Irene

SANTA IRENE, PENGAKU IMAN
Irene adalah seorang puteri berkebangsaan Romawi yang hidup pada permulaan abad ke-4. Ia menikah dengan Kastullus dan dikarunia beberapa anak. Pada masa pemerintahan Kaisar Maksimianus, Kastullus dibunuh karena mengijinkan pertemuan umat Kristen di rumahnya. Irene sendiri bersama kedua orang anaknya ditangkap dan ditawan. Kedua anaknya meninggal di penjara karena wabah Malaria.
 
Ketika Maxentius berhasil merebut kekuasaan dari ayahnya, Irene dibebaskan. Tetapi Maxentius dibenci karena tindakannya yang sewenang-wenang dan tidak adil. Irene terus saja ditimpa ketidakadilan. Ketika Valeria, gadis keponakan Irene, dipinang oleh putera bendaharawan Negara, seorang pemboros dan pemabuk, Irene dengan tegas menolak lamaran tersebut. Ibu Valeria telah meninggal dunia sebagai korban kebenaran sedang ayahnya ditawan karena imannya. Karenanya, Irene bertindak sebagai pengasuh dan pembela Valeria dan menolak bahkan mengusir dengan tegas pesuruh yang datang melamar Valeria.

Karena penolakan ini, Irene diseret ke hadapan pengadilan kota untuk diadili. Di sini dengan berani Irene menjawab setiap pertanyaan hakim. Dia bahkan menantang hakim dengan berkata: Mengapa saya dihadapkan ke sini? Belum cukupkah penghinaan terhadap keluargaku? Kami ditangkap dan ditahan. Ibu Valeria dibunuh, juga ayahnya. Semuanya karena nafsu dan dendam. Dan sekarang apakah Valeria lagi yang akan disiksa karena menolak keinginan pemboros dan pemabuk itu? Tidak! Selama aku masih hidup, sekali-kali hal ini tidak akan terjadi.

Bendaharawan itu mengenal baik siapa Irene. Ia tahu bahwa Irene adalah isteri Kastullus yang telah dihukum mati, dan ibu Kandidus, perwira militer Kaisar Konstatinus yang bermusuhan dengan Kaisar Romawi. Sebab itu tanpa pikir panjang ia menyuruh mengikat Irene dan menyeretnya ke dalam penjara.

Sementara itu, rakyat tidak tahan lagi dengan pemerintahan Maxentius yang sewenang-wenang itu. Rakyat mulai menyusun rencana untuk menggulingkan dia. Diam-diam mereka mengutus beberapa orang untuk meminta bantuan kepada Kaisar Konstantianus yang adil dan bijaksana. Kaisar Konstantianus menyambut permohonan itu dan segera melancarkan serangan untuk menggulingkan Maxentius. Maxentius lari dan menenggelamkan diri ke sungai Tiber. Semua tawanan dibebaskan, termasuk Irene. Ia bebas dari rencana pembunuhan ngeri atas dirinya pada hari pelantikan Maxentius sebagai Kaisar. Kandidus, anak Irene yang ikut dalam serangan melawan Maxentius, kembali bersama ibunya ke rumah. Selanjutnya Irene mengabdikan diri pada kepentingan orang-orang yang mengalami penderitaan.

Renungan Hari Jumat Biasa VI - Thn II

Renungan Hari Jumat Biasa VI, Thn A/II

Injil hari ini masih melanjutkan pengajaran Yesus tentang kehendak Allah. Kalau kemarin pengajaran itu seakan ditujukan kepada Petrus semata, kini pengajaran itu ditujukan kepada orang banyak dan rasul lainnya. Topikya sedikit berubah, yaitu tentang menjadi pengikut-Nya. Dibutuhkan syarat untuk mengikuti Yesus, yaitu menyangkal diri dan memikul salib. Sekali lagi, tentu ini bertentangan dengan keinginan setiap orang, tapi kehendak Allah yang diutamakan. Dalam hal ini sangat dibutuhkan iman atau sikap berserah diri kepada kehendak Allah.

Dalam bacaan pertama, Rasul Yakobus berbicara juga soal iman. Dalam suratnya Yakobus mengatakan bahwa iman itu harus diwujudnyatakan dalam tindakan. “Iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” (ay. 26). Dan dalam menyatakan iman dalam perbuatan itu, terkadang kita dibingungkan dengan dilema keinginan pribadi dan kehendak Allah. Namun, sebagai murid Kristus, kita tetap disadarkan bahwa kehendak Allah-lah yang harus terjadi.

Melalui sabda-Nya hari ini, Tuhan menyadarkan kita akan pilihan hidup kita sebagai pengikut Yesus. Kita diminta untuk berserah diri kepada kehendak Allah. Sikap berserah diri itu merupakan ungkapan iman. Namun, iman itu hendaknya diwujudnyatakan dalam kehidupan. Tuhan menghendaki agar kita menampakkan iman kita dalam perbuatan-perbuatan yang dapat dirasakan dan dinikmati oleh orang lain. Iman memang merupakan ungkapan pribadi, tapi memiliki efek sosial.

by: adrian