Sabtu, 09 Juni 2018

Renungan Hari Minggu Biasa X, Thn B

Renungan Hari Minggu Biasa X, Thn B
Bac I  Kej 3: 9 – 15; Bac II         2Kor 4: 13 – 18, 5: 1;
Injil    Mrk 3: 20 – 35;
Bacaan pertama hari ini bercerita tentang kejatuhan manusia pertama, Adam dan Hawa. Setelah tahu mereka telah melanggar perintah Allah, mereka sembunyi. Ada yang mengatakan bahwa mereka sembunyi karena mereka telanjang (ay. 10). Artinya, mereka malu dirinya telanjang. Menjadi pertanyaan, apakah sebelumnya mereka tidak telanjang? Dapat dipastikan bahwa mereka telanjang, tapi ketelanjangan itu tidak membuat mereka malu sehingga harus bersembunyi. Jadi, ada dua ketelanjangan, yaitu sebelum berdosa dan setelah berdosa. Ketelanjangan sebelum berdosa tidak membuat mereka bersembunyi karena mereka tidak malu dan takut. Di sini mau ditekankan bahwa dosa mendatangkan rasa malu dan takut. Hal ini bisa muncul karena suara hatinya berperan.
Suara hati yang berperan menjadi tekanan Rasul Paulus dalam bacaan kedua. Dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus, Paulus mengatakan bahwa dirinya “tidak tawar hati” (ay. 16). Hal ini disebabkan karena “manuasia batiniah kami dibaharui dari hari ke hari” (ay. 16). Dengan kata lain, suara hatinya senantiasa diasah sehingga berfungsi dengan baik. Suara hati yang berperan inilah yang membuat Paulus mengarahkan hatinya kepada kemuliaan kekal (bdk. ay. 17 – 18).
Sikap Rasul Paulus yang menekankan pentingnya suara hati bertentangan dengan sikap para ahli Taurat dalam Injil hari ini. Dapat dikatakan bahwa suara hati ahli-ahli Taurat telah mati, sehingga karya Allah dalam diri Yesus tidak mereka lihat, malah mencurigainya berasal dari Beelzebul (ay. 22). Matinya suara hati itu membuat mereka merasa tidak membutuhkan lagi rahmat pengampunan dari Roh Kudus.
Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk senantiasa mengasah ketajaman suara hati kita dan sekaligus memanfaatkannya dalam kehidupan. Suara hati yang hidup membuat kita merasa malu dan takut untuk berdosa. Suara hati juga menuntun kita untuk berani mengakui dosa dan menerima rahmat pengampunan. Semoga sabda Tuhan ini membantu kita untuk selalu hidup dengan suara hati.***
by: adrian

OUTBOND RAMAJA KATOLIK KOBA #3