Selasa, 04 Juni 2013

(Inspirasi Hidup) Sukses Berawal dari Kegagalan

SUKSES BISA BERAWAL DARI KEGAGALAN
Kita tentu sudah kenal dengan Oprah Winfrey yang terkenal dengan acara televisinya Oprah Show. Oprah pernah berkata, "Berpikirlah seperti ratu. Ratu tidak takut gagal. Kegagalan adalah batu loncatan lain untuk keberhasilan."

Saat mengalami masa-masa sulit, memang susah menjaga pola pikir untuk tetap positif dan mencegah hati merasa sebagai seorang pecundang. Tetapi dengan mengingat lagi kisah-kisah orang besar, bisa dipastikan setiap orang yang berhasil pasti pernah gagal. Tetapi mereka tidak pernah menganggap dirinya sebagai orang gagal.

Wolfgang Mozart, misalnya, salah satu pencipta musik genius pernah dikritik oleh Kaisar Ferdinand yang menganggap operanya berjudul The Marriage of Vigaro "terlalu bising" dan mengandung "terlalu banyak not".

Pelukis Vincent van Gogh yang lukisannya mencapai rekor tertinggi dalam nilai penjualan, hanya berhasil menjual satu lukisan selama seumur hidupnya.

Mantan presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln pun punya daftar panjang kegagalan. Gagal dalam bisnis, berulang kali juga gagal terpilih menjadi anggota kongres dan senat. Hingga pada akhirnya, di tahun 1860 ia terpilih sebagai presiden ke-16 Amerika Serikat  dan menjadi salah satu presiden tersukses dalam sejarah negara itu.


Pada akhirnya, tidak jadi masalah, kapan dan di mana kita pernah gagal atau berapa banyak kesalahan yang dibuat. Saat menghadapi semua kesulitan, penolakan dan kegagalan itu, tetaplah percaya diri dan MENOLAK menganggap diri sebagai  orang gagal.

by: adrian, diolah dari email Anne Ahira

Orang Kudus 4 Juni: St. Kuirinus

Santo Kuirinus, Martir
Kuirinus adalah Uskup Siscia (Kini: Sisak, Yugoslavia). Ia ditangkap dan dianiaya karena menolak membawakan korban kepada dewa-dewi kafir. Meskipun ia dibujuk dengan berbagai janji muluk, ia tidak sudi mengorbankan imannya. Kemudian sebuah batu besar diikatkan pada tubuhnya dan ia ditenggelamkan di sungai Sabaria (Kini: Szombathely, Hungaria). Peristiwa ini terjadi pada masa penganiayaan umat Kristen di bawah pemerintahan Kaisar Diokletianus.

Pada abad kelima, relikuinya dipindahkan ke Roma dan dimakamkan di katakombe Santo Sebastianus. Pada tahun 1140 relikuinya itu dipindahkan lagi ke gereja Santa Maria di Trastevere, Roma.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Selasa Biasa IX-C

Renungan Hari Selasa Biasa IX, Thn C/I
Bac I   : Tb 2: 9 – 14; Injil  : Mrk 11: 13 – 17

Sabda Tuhan hari ini mau berbicara tentang keadilaan. Adil bukan saja dilihat sebagai sikap sama rata sama rata, melainkan sebagai tindakan memberi atau menerima sesuai dengan haknya. Dalam bacaan pertama, Tobit menginginkan agar isterinya cukup puas dengan apa yang memang sudah menjadi haknya. Kambing yang dibawa pulang dirasakan sebagai sebuah pelanggaran atasprinsip adil tadi. Ini bias terjadi karena Tobit tidak mengetahui latar belakangnya.

Dalam Injil Yesus mengajak orang-orang Israel untuk berlaku adil terhadap manusia (pemerintah) dan juga Allah. “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” (Mrk 12: 17). Demikian kata Yesus. Satu hal yang mau ditunjukkan Yesus kepada kita di sini adalah sikap-Nya terhadap kaisar, yang nota bene adalah musuh bangsa Israel. Sekalipun kaisar itu adalah musuh dan jahat, tidak lantas berarti kita menghilangkan haknya atas pajak.

Karena itu, pesan Tuhan dalam sabda-Nya hari ini adalah agar kita dapat dan mau berlaku adil, baik kepada Tuhan maupun kepada sesama. Kita dapat mengambil contoh saat mengikuti ibadah, baik di komunitas maupun di gereja. Saat itu adalah saat untuk Tuhan. Karena itu, berilah waktu itu hanya untuk Tuhan. Jangan disibukkan dengan urusan lain. Misalnya, ngobrol atau SMS-an.

by: adrian