Senin, 28 Oktober 2019

BAHAN PERSIAPAN BAPTIS BAYI

Dari dalam Kitab Hukum Kanonik kita dapat mengetahui bahwa sakramen baptis dibutuhkan untuk keselamatan, karena dengannya setiap manusia dibebaskan dari dosa (bdk. Kan. 849). Dengan kata lain, dapatlah dikatakan bahwa sakramen baptis merupakan tawaran keselamatan dari Allah kepada manusia; dan tawaran itu bersifat gratis.
Mengingat manfaatnya itu, maka Gereja mengajak para orangtua untuk membaptis anaknya tak lama sesudah kelahiran. Hukum Gereja menyebutkan pada minggu-minggu pertama (Kan. 867, §1). Sifat segera ini bukan lantas berarti tidak perlunya persiapan dengan atau dalam bentuk pembinaan. Dalam Kanon dikatakan agar orangtua dari kanak-kanak yang hendak dibaptis, termasuk juga para wali baptis, perlu dipersiapkan (Kan. 851, 2).
Sering menjadi persoalan pastoral di paroki-paroki adalah keterbatasan bahan persiapan. Umumnya paroki hanya mempunyai 1 bahan saja, dan bahan tersebut dipakai untuk mempersiapkan orangtua yang bayinya akan menerima sakramen baptis. Menjadi persoalan adalah ketika berhadapan dengan orangtua yang memiliki lebih dari 2 anak. Mereka akan berhadapan dengan materi persiapan yang “itu-itu” saja.

SEJARAH KITAB SUCI KATOLIK


Sejarah Terbentuknya Kitab Suci Perjanjian Lama
Kitab Suci Gereja Katolik terdiri dari dua bagian, yaitu Perjanjian Lama (PL: 46 kitab) dan Perjanjian Baru (PB: 27 kitab). Jadi, keseluruhannya ada 73 kitab. Kitab PL dapat dibagi dalam 3 bagian: Kitab Taurat, Kitab Para Nabi dan Naskah-naskah. Lima buku pertama (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan) adalah intisari dan cikal bakal seluruh kitab PL. Kelima kitab ini dikenal dengan sebutan Kitab Taurat atau Pentateuch.
Selama lebih dari 2000 tahun, Nabi Musa dianggap sebagai penulis Kitab Taurat ini. Karena itu, kitab ini disebut juga Kitab Nabi Musa. Namun, tidak ada seorang pun yang dapat memastikan siapa yang menulis Kitab Taurat ini.
Lama kemudian Kitab Para Nabi dan Naskah-naskah ditambahkan kepada Kitab Taurat dan membentuk Kitab PL. Kapan tepatnya isi dari kitab-kitab PL ditentukan dan dianggap sudah lengkap, tidaklah diketahui dengan pasti. Yang jelas, setidaknya sejak lebih dari 100 tahun sebelum kelahiran Kristus, Kitab PL sudah ada seperti yang sekarang ini.
Bahasa awal Kitab PL adalah Bahasa Ibrani. Namun ketika orang Yahudi terusir dari Palestina dan akhirnya menetap di berbagai tempat, mereka kehilangan bahasa aslinya dan mulai berbicara dalam bahasa Yunani. Waktu itu, Bahasa Yunani merupakan bahasa internasional. Dari sinilah mulai dirasakan perlunya Kitab Suci berbahasa Yunani.