Rabu, 31 Agustus 2022

TAK SELAMANYA ORANG BERMASALAH ITU SALAH

 

Masalah selalu mengiringi kehidupan setiap manusia. Tidak ada manusia yang tidak punya masalah. Masing-masing kita memiliki masalah, entah itu besar atau pun kecil, berkaitan dengan diri sendiri maupun dengan orang lain dan lingkungan. Salah satu masalah yang biasa kita jumpai, terlebih dalam berelasi dengan orang lain, entah itu di lingkungan masyarakat atau juga di lingkungan kerja, adalah orang bermasalah.

Tak sedikit dari kita menilai bahwa orang bermasalah adalah orang yang salah. Dengan sangat mudah kita memvonis bersalah pada mereka yang bermasalah, tanpa pernah berusaha menyelami mengapa mereka itu bermasalah. Kita sudah dirasuki oleh pendapat umum bahwa orang bermasalah adalah salah. Mereka harus dibenahi.

Sebuah contoh pengalaman. Di sebuah tempat kerja, Tono selalu membuat Joko, sang pimpinannya, stress, tertekan dan lain sebagainya. Karena situasi ini, maka kebanyakan orang melihat kalau kondisi fisik Joko yang kurus dan kurang ceria sebagai efek langsung dari perilaku Tono. Joko makan hati. Dan orang pun menilai Tono sebagai orang bermasalah. Orang melihat bahwa Tono-lah biangnya sehingga ia harus dibenahi.

Akhirnya, pimpinan pusat membuat kebijakan untuk memindahkan Tono ke tempat kerja lain. Ketika sudah terjadi perpindahan itu, seorang teman langsung berkomentar kepada Joko, ”Wah, wajahmu sudah berseri ya. Kelihatan juga badan makin gemuk. Maklumlah, Tono sudah pindah.” Teman ini melihat bahwa Joko sudah terbebas dari beban deritanya, yang adalah si Tono. Teman ini melihat bahwa Tono adalah akar masalahnya. Bukan tidak mungkin, para penasehat pimpinan umum juga melihat hal yang sama sehingga mereka mengambil kebijakan untuk membenahi si Tono dengan cara memindahkannya.

INILAH PENYAKIT YANG KERAP ADA PADA ORANG KANTORAN

 

Banyak pakar kesehatan mengungkapkan maraknya penyakit degenaratif, salah satunya dipicu kebiasaan manusia yang kurang aktivitas fisik. Sebagai contoh, orang lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk di kantor hingga berjam-jam. Meskipun terlihat nyaman, duduk dalam posisi yang sama dalam waktu lama bisa memicu datangnya sejumlah penyakit. Belum lagi beban pekerjaan menumpuk yang bisa memicu stres.

Stres memang merupakan gangguan kesehatan psikologis yang umum menyerang orang-orang di dunia kerja. Pemicunya beragam, misalnya tenggat waktu, beban kerja terlalu tinggi, kompetisi antar karyawan berdasarkan target dan jadwal rapat yang padat.

Berdasarkan riset di Amerika Serikat menunjukkan lebih dari 50 persen responden yakin stres membuat tubuh rentan terserang penyakit. Bahkan stres dapat memicu seseorang melakukan kekerasan pada orang-orang di sekitarnya. Umumnya, stres bisa memicu kondisi tubuh yang semakin menurun, misalnya sakit kepala, susah berkonsentrasi dan sakit perut.

Terlalu lama menatap layar komputer juga bisa memicu masalah kesehatan. Misalnya, sakit kepala dan mata terasa kering atau justru terasa “pedas” dan berair. Terlalu banyak mengakses informasi dari komputer juga bisa membuat seseorang mengalami stres. Bahkan, kebiasaan membaca dari jarak dekat dengan konsentrasi tinggi seperti menghadap layar komputer juga bisa memicu mata menjadi minus.

Dalam posisi yang sama, yaitu duduk di depan komputer, selama berjam-jam, seseorang bisa mengalami bahu atau pundak yang kaku. Terlalu banyak mengetik tanpa jeda juga membuat tangan bisa mengalami sindrom karpal tunel. Cirinya, timbul rasa nyeri, kesemutan dan kebas pada jemari tangan.