Meneladani
apa yang dilakukan Kristus, para teolog moral mampu melihat bahwa orang-orang
perlu dibebaskan dan disembuhkan, bukan dikutuk. Akan tetapi, bumi – rumah bersama
umat manusia – juga sangat membutuhkan perhatian, meminta agar teologi moral
memperluas cakupannya agar menjangkau ‘dimensi ekologis’, demikian ungkap Paus Fransiskus.
Dalam
audensi dengan para dosen dan mahasiswa Akademi Alfonsianum Roma di Vatikan
pada 9 Februari lalu, Paus Fransiskus menyampaikan harapannya tersebut. Akademi
Alfonsianum merupakan sebuah sekolah pascasarjana dengan spesialisasi teologi
moral. Para Redemptoris mendirikan kampus tersebut 70 tahun lalu, yang
terinspirasi oleh ajaran St. Alfonsius Liguori.
Paus
Fransiskus mengatakan St. Alfonsius tahu bahwa yang dibutuhkan bukanlah mengutuknya,
tetapi bekerja “untuk menyembuhkan dan membebaskan, dengan mengikuti tindakan
Kristus.” Gereja harus memberi perhatian kepada orang-orang yang menjadi sasaran
“banyak bentuk kuasa dosa yang terus menerus mengutuk mereka masuk dalam situasi
ketidak-amanan, kemiskinan dan marginalisasi,” ujar Paus Fransiskus.
Para
teolog moral harus diilhami untuk berhadapan dengan “keinginan besar tantangan
baru dan serius yang berasal dari kecepatan perkembangan masyarakat kita,” dan
yang pada gilirannya menumbuhkan sikap persaingan hukum “siapa yang paling
kuat dialah yang menang” dan “keterlemparan dari budaya.”
Respon
penuh perhatian yang sama diperlukan “untuk tangisan bumi – yang dilanggar dan
dirugikan dalam banyak cara oleh eksploitasi egois,” jelas Paus Fransiskus. Orang-orang
kehilangan rasa tanggung jawab mereka dan kewajiban bangsa mereka untuk merawat
bumi, tambah paus ke – 266 ini.
Selama
bertahun-tahun dia telah mendengar pengakuan, dia mengatakan, “jarang ada orang
yang menyalahkan diri mereka sendiri karena melakukan kekerasan terhadap alam,
kepada bumi, pada penciptaan. Kita tidak menyadari dosa ini.
Teologi
moral, ucap Paus Fransiskus, harus melakukan apa yang menjadi bagiannya untuk
membantu orang-orang menjadi sadar akan pentingnya dan keyakinan yang
diperlukan untuk bekerja bersama dalam merawat “rumah kita bersama melalui
cara-cara yang pantas dalam pembangunan yang integral.”
sumber: UCAN Indonesia