Rabu, 26 Agustus 2015

Orang Kudus 26 Agustus: St. Yakobus Retouret

BEATO YAKOBUS RETOURET, MARTIR
Yakobus Retouret lahir pada 15 September 1746 di Limoges, Perancis. Ia adalah putra dari seorang pedagang. Yakobus adalah seorang yang mencintai buku-buku, dan dianugerahi banyak bakat. Ketika berusia 15 tahun ia bergabung dengan biara Karmel di kota asalnya. Setelah ditahbiskan sebagai imam, Yakobus dikagumi karena kotbah-kotbahnya. Yakobus memiliki kesehatan yang buruk yang membuatnya sering menghalangi kegiatan-kegiatannya.
Pada masa Revolusi Perancis, Yakobus tidak mengikuti kehendak negaranya. Ia memilih untuk setia kepada Takhta Suci. Hal ini membuatnya ditangkap dan dipenjarakan di sebuah kapal tua di Rocheport.  Kondisi tahanan yang sangat buruk membuat kesehatannya dan para tahanan lain sangat menurun. Yakobus Retouret meninggal dunia sebagai martir pada 26 Agustus 1794 di Rocheport, Perancis. Pada 1 Oktober 1995 ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca Juga Orang Kudus Hari Ini:

Renungan Hari Rabu Biasa XXI - Thn I

Renungan Hari Rabu Biasa XXI, Thn B/I
Bac I  1Tes 2: 9 – 13; Injil                  Mat 23: 27 – 32;

Salah satu titik temu sabda Tuhan hari ini adalah tindakan memuji diri. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari surat Paulus yang pertama kepada Jemaat di Tesalonika, Paulus terlihat “memuji” diri dalam kesaksiannya. Di sini Paulus mensyeringkan apa yang dilakukan untuk memberitakan Injil Allah kepada umat. Dan dalam sharing itu muncul kesan bahwa Paulus memuji dirinya. Akan tetapi, dalam sharing  itu juga Paulus menekankan bahwa dalam melaksanakan tugasnya itu ia tidak mau menjadi beban bagi umat. Untuk itu umat adalah saksinya. Artinya, Paulus tidak mengada-ada. Dan aksi “puji diri” itu bukan bermaksud supaya orang memuji Paulus, melainkan agar umat mengikuti apa yang dilakukannya.
Dalam Injil, aksi memuji diri ada pada kaum Farisi dan ahli Taurat. Berbeda dengan Paulus, kesaksian para ahli Taurat dan kaum Farisi ini bertentangan dengan kenyataan. Hal ini tampak dalam sikap mereka terhadap para nabi yang telah dibunuh. Para ahli Taurat dan orang Farisi ini mengecam aksi mereka yang membunuh para nabi, padahal bagi Tuhan Yesus mereka sendiri juga merupakan “keturunan pembunuh nabi-nabi itu.” (ay. 31). Secara tidak langsung Tuhan Yesus mau menyindir mereka yang menolak dan kelak akan membunuh Dia.
Dalam kehidupan, tanpa disadari kita seringkali memuji diri sendiri. Dan tak jarang pula apa yang kita puji itu bertentangan dengan kenyataan. Misalnya, ada pastor paroki berkata bahwa karena ada dia maka keadaan di paroki itu kembali tertib, padahal justru sebaliknya. Sayangnya, hal ini sama sekali tidak disadari. Karena itu, sabda Tuhan hari ini mau membuka mata kita agar senantiasa mengoreksi diri dan memilih sikap rendah hati. Hendaknya kita sadar diri bahwa orang lain selalu menilai diri kita.***
by: adrian