Minggu lalu kami menurunkan tulisan tentang bagaimana umat islam
bersikap terhadap kaum kafir. Kali ini kami mencoba menghadirkan sikap sebaliknya
dari umat Kristen Katolik terhadap kaum non katolik, ternasuk islam. Namun terlebih
dahulu diharapkan agar umat katolik sadar dan tahu bahwa dirinya disapa kafir
oleh umat islam. Bagaimana sikap Gereja Katolik terhadap orang non katolik.
Apakah orang katolik juga melihat dan menilai orang non katolik itu sebagai
orang kafir?
Orang Kristen itu Kafir
Pertanyaan dasarnya adalah kenapa orang muslim memandang orang Kristen
itu kafir, padahal keduanya sama-sama termasuk agama samawi? Sebenarnya, bukan
cuma orang Kristen saja yang dinilai kafir, tetapi juga semua orang yang bukan
islam. Akan tetapi, dalam tulisan ini, kami tidak akan menyinggung sikap agama-agama
lain itu, kecuali Kristen. Jadi, fokus perhatiannya adalah kenapa orang Kristen
disebut kafir oleh umat islam.
Orang Kristen disebut kafir karena Al-Quran sudah menyebutnya demikian.
Bagi umat muslim, Al-Quran adalah pedoman hidup. Al-Quran berisi sabda, wahyu
dan perintah Allah. Apalagi ada keyakinan bahwa Al-Quran merupakan kitab yang
langsung turun dari sorga. Jadi, kalau Al-Quran sudah mengatakan bahwa orang
Kristen adalah kafir, itu berarti Allah sendiri sudah menyatakannya. Dan karena
Allah sudah mengatakan demikian, maka umat wajib mengikutinya. Melawan perintah
Allah, berarti dosa.
Ada beberapa faktor kenapa orang Kristen disebut kafir. Pertama, kepercayaan
kepada Yesus (Isa Almasih) sebagai Tuhan. QS Al-Maidah: 72 mengatakan,
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: Sesungguhnya Allah ialah
Al Masih (Yesus) putra Maryam.” Bagi orang Kristen Yesus adalah Allah yang
menjadi manusia (inkarnasi); sabda yang menjadi daging (Yoh. 1: 14). Dalam diri
Yesus ada keallahan sekaligus kemanusiaan. Ini ibarat dua sisi dari uang logam.
Jika hanya satu sisi saja, uang logam itu tidak bernilai. Demikian pula iman
akan Yesus Kristus bagi orang Kristen. Namun, karena iman ini, orang Kristen
disebut kafir.
Kedua, kepercayaan akan Allah
Tritunggal. QS Al-Maidah: 73 berbunyi, “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang
mengatakan bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga.” Agama Kristen, sama
seperti islam dan Yahudi, adalah agama monoteisme, percaya pada satu Allah.
Orang Kristen mengakui bahwa ada tiga pribadi dalam satu Allah. Ini merupakan
misteri iman. Mengenai misteri ini, Jeremy Tailor (1613 – 1667) pernah berkata,
“Agama yang tanpa misteri adalah agama tanpa Allah.” Agama Kristen kaya akan
misteri iman, karena tak mungkin manusia dapat memahami segala-galanya dengan
menggunakan otak manusia yang terbatas. Namun, karena iman ini, orang Kristen
disebut kafir.
Apakah dasar pengkafiran itu hanya pada dua ayat dari surat Al-Maidah
ini? Tentulah tidak, karena jika hanya berpatokan pada dua ayat ini tentulah
orang Yahudi, Buddha, Hindu dan Konghu Chu tidak termasuk kafir. Orang Yahudi,
Buddha, Hindu dan Konghu Chu tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan, dan mereka
tidak memiliki konsep Allah Trinitas. Akan tetapi, mereka semua termasuk
golongan orang kafir. Inilah yang menjadi faktor ketiga, tidak
mengakui kenabian Muhammad dan Al-Quran.
Kafir di sini bukan hanya sekedar sebutan untuk kelompok yang berbeda, melainkan bentuk penghinaan. Jadi, karena imannya akan Yesus sebagai Tuhan, dan akan Allah Tritunggal, orang Kristen dipandang hina oleh orang islam. Bahkan dalam QS At-Taubah: 30, orang-orang Kristen, karena imannya itu, adalah orang-orang terkutuk. Jadi, karena iman akan keallahan Yesus dan trinitas, orang Kristen bukan hanya dihina, tetapi juga dikutuk.