Senin, 30 November 2015

Asah Otak: Gambar Tuhan Yesus

SATU GAMBAR DARI ANEKA GAMBAR
Berikut ini akan disajikan 4 gambar, yang semuanya berkisah tentang Tuhan Yesus. Tiga gambar menampilkan wajah Tuhan Yesus, sedangkan satunya lagi tentang kanak-kanak Yesus. Sekilas, jika dilihat dari jauh, gambar-gambar ini memang satu kesatuan; mau menampilkan apa yang terlihat. Akan tetapi, jika diperhatikan baik-baik ternyata gambar-gambar itu dibentuk dari beberapa gambar. Dapatkan kamu menguraikan gambar-gambar yang membentuk wajah Tuhan Yesus dan kanak-kanak Yesus?
Gambar Wajah Tuhan Yesus
Bisakah kamu menemukan gambar-gambar apa saja yang ada sehingga terbentuk gambar wajah Tuhan Yesus? Peristiwa apa yang ada di balik gambar tersebut?
Gambar Kanak-kanak Yesus
Dari jauh gambar ini terlihat seperti gambar anak kecil dengan tangan kanan sedikit terangkat. Akan tetapi, jika diperhatikan baik-baik, ternyata gambar ini merupakan lukisan peristiwa kelahiran Tuhan Yesus. Bisakah kamu menyebutkan gambar-gambar apa saja yang ada sehingga terbentuk gambar Kanak-kanak Yesus?

Minggu, 29 November 2015

Pesan Natal Bersama KWI & PGI 2015

HIDUP BERSAMA SEBAGAI KELUARGA ALLAH
Saudara-saudari umat kristiani Indonesia,
Salam sejahtera dalam kasih Kristus.
Kita kembali merayakan Natal, peringatan kelahiran Yesus, Sang Juruselamat. Perayaan kedatangan-Nya selalu menghangatkan dan menguatkan pengharapan kita. Dalam perayaan ini kita menghayati kembali kelahiran Yesus yang diwartakan dengan penuh sukacita oleh para malaikat kepada para gembala di padang Efrata, komunitas sederhana dan terpinggirkan pada zamannya (bdk. Luk 2: 8 – 12). Kiranya warta gembira para malaikat itu tetap menggema dalam kehidupan kita sampai saat ini dalam keadaan apapun.
Pada kesempatan istimewa ini, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengajak Anda semua untuk mensyukuri kehadiran Sang Juruselamat dengan merenungkan pesan tentang “Hidup Bersama sebagai Keluarga Allah.” Kita masing-masing ada dalam keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Sementara itu keluarga kita berada bersama keluarga-keluarga lainnya dalam sebuah keluarga besar umat manusia. Namun juga kita sadari bahwa keluarga besar umat manusia mendiami bumi yang menjadi rumah kita bersama. Di bumi yang satu ini, kita ditempatkan oleh Tuhan bersama seluruh ciptaan lainnya. Di situlah kita hidup bersama sebagai keluarga Allah.
Kitab Kejadian 9: 16, yang kita jadikan pijakan renungan, mengatakan, “Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjian-Ku yang kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi.” Ayat ini menyatakan bahwa Allah membarui perjanjian-Nya, perjanjian keselamatan, dengan seluruh ciptaan-Nya. Pelangi di awan menjadi lambang pengharapan kita. Peristiwa Natal mengingatkan kita kembali untuk ‘hidup sebagai keluarga Allah,’ yang dituntun oleh pelangi kasih-Nya yang meneguhkan iman dan menguatkan harapan.
Hidup bersama sebagai keluarga Allah mengandung pesan utama bahwa kita adalah satu keluarga. Sebagai anggota keluarga, kita masing-masing mempunyai tanggung jawab untuk menjadikan hidup bersama di bumi ini semakin baik; bukan hanya tanggung jawab untuk keselamatan manusia, tetapi juga untuk keutuhan seluruh ciptaan.

Sabtu, 28 November 2015

BAGAIMANA MENGATASI ANAK REWEL

Tentu kita berharap supaya anak-anak kita hidup tenang, menurut dan tidak rewel. Ada orangtua yang merasa kaget ketika menghadapi anaknya yang rewel, seperti suka ngambek dan teriak-teriak saat keinginannya tak dituruti. Kekagetan ini bisa saja disebabkan karena pengalaman orangtua ketika masih kanak-kanak tidak seperti anaknya saat ini. Padahal pepatah mengatakan “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.” Karena itu, orangtua akan bertanya apa, dimana dan siapa yang salah?
Perlu disadari bahwa menjadi orangtua tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Hingga saat ini belum ada pendidikan khusus untuk menjadi orangtua. Menjadi orangtua merupakan suatu panggilan hidup, dan untuk menjadi orangtua yang baik merupakan suatu proses yang panjang, bahkan tak berhenti.
Untuk menjadi orangtua, kita harus memperkaya diri dengan banyak pengetahuan cara mendidik serta melakukan pengasuhan. Pengetahuan ini bisa didapat melalui bahan bacaan, bisa juga melalui pengalaman-pengalaman orang lain. Intinya, harus ada sikap terbuka untuk menerima masukan.
Mendidik dan mengasuh anak itu terkait dengan pola asuh. Tentang pola asuh ini, masing-masing keluarga punya caranya tersendiri. Namun perlu juga diingat bahwa pola asuh ini tidak selamanya bersifat permanen, kecuali sudah terbukti sahih. Bagi keluarga yang belum menemukan pola asuh yang pas, sangat terbuka untuk mengubahnya.
Dalam menghadapi anak yang rewel, orangtua perlu memberikan batasan dan pengertian mengenai hal-hal yang bisa diberikan atau tidak, lengkap dengan alasannya. Anak dapat membentuk sistem regulasi diri jika memang diberikan kesempatan lebih banyak untuk dapat melakukan yang baik dan benar sehingga hal tersebut akan terbentuk secara sempurna sesuai usia. Hal praktis yang dapat dilakukan oleh orangtua adalah dengan membuat aturan secara konsisten dan diterapkan lengkap dengan konsekuensi yang logis (bukan hukuman)
Anak yang sudah mencapai usia 6 tahun memungkinkan untuk mendapatkan penjelasan dan pemahaman secara verbal dan setiap aturan yang diberikan sebaiknya diikuti dengan contoh konkret. Misalnya, jika ingin membuat aturan kapan waktunya membeli mainan, anak diberikan pemahaman bahwa mainan itu baru dapat dibeli setiap 3 bulan sekali di tanggal tertentu; jelaskan alasannya dan mengapa perlu dilakukan pengaturan pembelian mainan.
Bila perlu, ajak anak untuk mendiskusikan keinginannya disertai contoh cerita anak-anak yang terkait dengan permasalahan yang dihadapi sehingga anak akan lebih mudah dalam memahami. Selain itu, perlu dilakuan penguatan terhadap perilaku yang akan dibentuk dengan memberikan reward atau penghargaan berupa stiker atau poin ketika anak dapat melakukan sesuatu sesuai kesepakatan.
by: adrian
sumber: detikhealth
Baca juga tulisan lainnya:

Renungan Hari Sabtu sesudah HR Kristus Raja - Thn I

Renungan Hari Sabtu Biasa XXXIV, Thn B/I
Bac I  Dan 7: 15 – 27; Injil        Luk 21: 34 – 36;
Bacaan pertama hari ini masih diambil dari Kitab Nabi Daniel. Dalam kitabnya, Daniel mendapatkan penjelasan mengenai penglihatannya. Ada beberapa tokoh penting dalam penglihatannya itu, yaitu empat binatang besar yang menakutkan sebagai simbol dari “empat raja yang akan muncul dari dalam bumi” (ay. 17), dan orang-orang kudus. Ada terjadi pertempuran antara kedua tokoh ini, dan orang-orang kudus itu kalah (ay. 21). Ini merupakan lukisan penindasan dan penganiayaan yang dialami oleh orang-orang yang setia kepada Allah. Akan tetapi, kekalahan itu bukanlah akhir dari ceritanya, karena akhirnya “pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus.” (ay. 27). Kemenangan akhir ini merupakan buah dari kesetiaan mereka.
Kesetiaan ini juga yang ditekankan oleh Tuhan Yesus dalam Injil hari ini. Dalam Injil Tuhan Yesus menyampaikan peringatan akan tantangan dan penderitaan yang akan dialami oleh umat manusia. Tuhan Yesus mengajak umat untuk tetap setia kepada Allah supaya tidak binasa. Kesetiaan di sini bukanlah aktifitas pasif, melainkan aktif, karena di dalamnya umat diajak untuk terus berdoa (ay. 36) dan menjaga diri agar tidak jatuh ke dalam dosa (ay. 34).
Gambaran penglihatan Daniel masih berlanjut hingga kini. Dewasa ini banyak murid Kristus mengalami penderitaan, aniaya dan perlakuan tidak adil lainnya. Karena imannya dan juga karena kebenaran, banyak orang mengalami penderitaan. Namun tak sedikit juga yang tetap menunjukkan kesetiaannya kepada Kristus sekalipun ia harus menderita, bahkan nyawa jadi taruhannya. Sabda Tuhan hari ini kembali meneguhkan iman kita. Kita disadarkan bahwa iman akan Yesus Kristus akan mendatangkan penderitaan, aniaya dan perlakukan tidak adil. Semuanya itu adalah salib bagi kita. Tuhan mengajak kita untuk tetap setia kepada-Nya, memikul salib kita bersama Dia.***
by: adrian

Jumat, 27 November 2015

Salah Paham Maksud Romo

Minggu pertama Desember, Romo Anto pindah ke Paroki Gembala Baik. Hari pertama ia berkenalan dengan beberapa karyawan pastoran. Salah satunya Bi Inem, yang biasa membersihkan ruang pastoran.
Suatu hari Bi Inem menyampaikan keinginannya untuk membersihkan kamar Romo Anto, karena sudah seminggu sejak Romo Anto masuk, kamar itu belum dibersihkan.
Bi Inem        : Maaf Romo, apa boleh saya mau bersihkan kamar Romo. Saya takut dibilang langcang kalau saya langsung saja membersihkannya, makanya saya tanya dulu.
Rm. Anto     : Bi…, rumah ini adalah rumah kita buat semua. Tak perlu sungkan-sungkan segala. Ini milik kita bersama.
Keesokan harinya, pastoran kedatangan tamu dari Badan Kerjasama antar Gereja. Kebetulan pastor paroki yang lama menjabat sebagai bendahara, dan jabatan itu diteruskan oleh pastor paroki yang baru. Ketika asyik ngobrol dengan para tamu, tiba-tiba Bi Inem muncul di depan pintu.
Bi Inem        : Romo, Romo, tolong…, di ruang rekreasi di bawah tempat tidur kita ada tikus. Saya takut!
Terlihat wajah Romo Anto memerah karena malu mendengar kata-kata polos Bi Inem. Ia hanya bingung sementara para tamu hanya saling berpandangan dan senyum-senyum saja.
edited by: adrian
Baca juga humor lainnya:
Soal Haram

Renungan Hari Jumat sesudah HR Kristus Raja - Thn I

Renungan Hari Jumat Biasa XXXIV, Thn B/I
Bac I  Dan 7: 2 – 14; Injil          Luk 21: 29 – 33;
Injil hari ini masih melanjutkan pengajaran Tuhan Yesus tentang akhir jaman. Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajar dengan menggunakan perumpamaan pohon ara. Di sini Tuhan Yesus mau mengajak para murid-Nya untuk bisa membaca tanda-tanda jaman, atau tanda-tanda akhir jaman. Dengan kemampuan membaca tanda-tanda jaman ini, orang akan dapat mengetahui kedatangan kerajaan Allah. Dan jika sudah dapat mengetahui, tentulah orang akan mengadakan persiapan diri. Dengan demikian mereka akan mendapatkan keselamatan.
Kemampuan membaca tanda-tanda jaman diperlihatkan oleh Daniel dalam bacaan pertama, yang masih diambil dari Kitab Nabi Daniel. Di sana dikatakan bahwa Daniel melihat sebuah penampakan. Ada begitu banyak hal yang bisa dijelaskan dalam kisah penglihatan itu. Namun satu hal yang harus diingat adalah soal kehancuran akibat kesombongan di hadapan Allah. Ini menyiratkan bahwa Allah tidak berkenan pada kesombongan atau keangkuhan. Allah berkenan pada kerendahan hati dan kelemah-lembutan, yang tampak dalam sosok anak manusia. Jadi, di sini Daniel mau mengajak umat untuk membangun sikap rendah hati.
Sabda Tuhan hari ini mau mengajak kita untuk belajar membaca tanda-tanda jaman. Kemampuan untuk membaca tanda-tanda jaman bukan lantas berarti kita dapat menyombongkan diri, melainkan supaya kita mempersiapkan diri. Banyak orang, ketika memiliki karunia membaca tanda-tanda zaman, merasa dirinya hebat dan dibutuhkan orang. Tuhan tetap menghendaki agar kita bersikap rendah hati. Allah tidak suka akan kesombongan atau keangkuhan diri. Tuhan suka pada orang yang mempunyai sikap rendah hati. Bahwa Allah berkenan pada orang yang rendah hati, sudah terungkap dalam kidung Maria (Luk 1: 46 – 55).***
by: adrian

Kamis, 26 November 2015

Orang Kudus 26 November: St. Leonardus Porto Mauritio

SANTO LEONARDUS PORTO MAURITIO, PENGAKU IMAN
Paul Jerome Casanova lahir pada 20 Desember 1676 di Porto Maurizio, Italia. Ia adalah putera dari Domenico Casanova, seorang kapten kapal, dan Anna Maria Benza. Ketika berusia 13 tahun Paul dititipkan kepada pamannya, Agostino, untuk belajar pada sebuah kolese Yesuit di Roma. Paul kemudian memilih bergabung dengan Riformella, sebuah cabang dari Ordo Fransiskan, pada 2 Oktober 1697, dan memperoleh nama baru: Leonardus. Keputusan Leonardus sangat ditentang oleh pamannya.
Pada tahun 1703 ia ditahbiskan menjadi imam, dan sangat berkeinginan untuk menjadi misionaris di Cina. Keinginannya sirna ketika ia terserang penyakit, dan empat tahun kemudian ia baru sembuh. Leonardus sempat memimpin biara St. Bonaventura, tetapi memilih membaktikan hidupnya dengan berkotbah diberbagai tepat serta mempromosikan berbagai devosi seperti devosi kepada Sakramen Mahakudus, devosi kepada Hati Kudus Yesus dan devosi kepada St. Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa.
Dari semua devosi yang ia promosikan, yang paling terkenal hingga saat ini adalah devosi jalan salib. Leonardus menyusun dan selalu merenungkan devosi jalan salib sama seperti yang kita kenal sekarang ini. ia membangun sekitar 600 jalan salib di seluruh Italia. Yang paling terkenal ada di Koloseum, tempat untuk menghormati para martir.
Leonardus kemudian diutus untuk mendamaikan kelompok yang bertikai di Pulau Corsica pada tahun 1744 oleh Paus Benediktus XIV. Ia kembali ke Roma dengan kurang berhasil, dan menghabiskan sisa hidupnya di biara St. Bonaventura.
Leonardus Porto Mauritio meninggal dunia pada 26 November 1751 di Roma, Italia. Pada 15 Juni 1796 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius VI, dan pada 29 Juni 1867 ia dikanonisasi oleh Paus Pius IX.
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Kamis sesudah HR Kristus Raja - Thn I

Renungan Hari Kamis Biasa XXXIV, Thn B/I
Bac I  Dan 6: 12 – 28; Injil        Luk 21: 20 – 28;

Injil hari ini diawali dengan gambaran yang menakutkan. Ini merupakan penggambaran akhir zaman atau kedatangan Anak Manusia. Gambaran yang menakutkan itu terus berlanjut pada ayat-ayat berikutnya. Akan tetapi, dua ayat terakhir berisi gambaran yang menyenangkan. Gambaran kehancuran merupakan awal kedatangan keselamatan. Kehancuran adalah awal tumbuhnya kehidupan. Injil tidak hanya mewartakan kabar yang menakutkan, melainkan kabar menggembirakan. Karena itu, para murid diajak untuk tidak hanya melihat pada gambaran kehancuran itu saja, melainkan pada keselamatan. “... angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.” (ay. 28).
Pesan Injil hari ini terlukis dalam diri Daniel. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Nabi Daniel, kita tahu bahwa Daniel akan menghadapi maut, yaitu dimangsa singa. Ini merupakan gambaran yang sangat menakutkan. Semua orang, termasuk raja, berpikir bahwa tamatlah riwayat Daniel. Namun Daniel tidak melihat pada kematiannya di mulut singa, melainkan melihat Allah sang penyelamat. “Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatup mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku.” (ay. 22).
Kehancuran dan penderitaan adalah gambaran yang menakutkan. Setiap orang selalu menghindarinya. Banyak orang mudah menyerah dan mencari enaknya saja. Tak sedikit orang berusaha untuk menghadapinya. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk tidak takut menghadapi semua itu. Di saat kita menghadapi tantangan, cobaan dan penderitaan hidup, Tuhan meminta kita untuk tetap setia kepada-Nya. Tuhan menghendaki agar kita tetap mengangkat kepala dan menatap-Nya.***
by: adrian

Rabu, 25 November 2015

(Pencerahan) Tak Semua Rangkap Jabatan Itu Serakah

KESERAKAHAN DAN RANGKAP JABATAN
Serakah atau keserakahan merupakan salah satu sifat buruk yang harus dihindari. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru terdapat 10 kali penyebutan kata ini, yaitu sekali dalam Injil (Mrk 7: 22), tujuh kali dalam surat Paulus (Rom 1: 29; Ef 4: 19; Ef 5: 3; Ef 5: 5; Kol 3: 5; 1Tim 3: 8 dan Tit 1: 7) dan dua kali dalam surat Petrus (2Ptr 2: 3 dan 2Ptr 2: 14). Semuanya menyerukan agar umat menghindari sifat serakah ini, karena orang yang serakah tidak akan mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah (Ef 5: 5).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “serakah” dipahami sebagai selalu hendak memiliki lebih dari yang dimiliki. Orang yang memiliki sifat ini mempunyai perasaan tidak puas dengan apa yang sudah ada pada dirinya. Dia ingin lagi dan lagi, sekalipun ia sadar akan keterbatasan dirinya. Karena itu, kata “serakah” ini berpadanan dengan kata tamak atau rakus.
Dalam arti tertentu, kejatuhan manusia pertama, Adam dan Hawa, ke dalam dosa disebabkan karena sifat serakah mereka. Sekalipun sudah menikmati hidup bahagia di taman Eden, namun mereka tidak puas. Mereka ingin lebih. Pada titik inilah setan masuk dan menggoda. “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” (Kej 3: 4 – 5). Manusia ingin lebih dari apa yang sudah ada, sehingga akhirnya ia menuruti godaan setan.
Keserakahan dapat terlihat dalam berbagai wujud. Perselingkuhan yang terjadi dalam dunia rumah tangga bisa dikatakan sebagai bentuk lain dari keserakahan, karena suami atau istri merasa tidak puas dengan apa yang sudah ada pada dirinya, yaitu pasangan hidupnya. Keserahakan juga dapat dilihat pada perilaku remaja yang melakukan hubungan seks sebelum nikah, karena tindakan itu hanya dikhususkan bagi mereka yang sudah resmi menjadi suami istri (makanya, hubungan seks = hubungan suami istri). Orang yang melakukan korupsi pun dapat dimasukkan ke dalam kategori serakah.
Masih banyak lagi bentuk konkret dari keserakahan. Yang akan dibahas di sini adalah soal rangkap jabatan. Ada banyak dalam kehidupan kita, baik itu dalam dunia sipil maupun dalam dunia Gereja, fenomena rangkap jabatan. Artinya, satu orang memegang beberapa jabatan. Menjadi persoalan, apakah rangkap jabatan termasuk kategori serakah?
Perlu disadari bahwa tidak semua yang rangkap jabatan itu adalah serakah. Akan tetapi, yang serakah itu pasti rangkap jabatan. Tidak ada orang yang tidak serakah hanya memiliki satu jabatan saja. Karena sifat tidak puas dengan apa yang sudah ada itu membuat orang berusaha untuk mendapatkan jabatan lain. Namun, orang yang rangkap jabatan belum bisa dikatakan sebagai orang serakah.
Orang memiliki beberapa jabatan, atau biasa disebut rangkap jabatan, dapat disebabkan karena beberapa faktor. Pertama, keterbatasan tenaga kerja. Keterbatasan ini bisa disebabkan karena real tidak ada orang. Misalnya, di Keuskupan Jayapura pernah terjadi satu imam menjabat 2 – 3 paroki. Hal ini dikarenakan jumlah imamnya tak sebanding dengan jumlah parokinya, sehingga satu orang merangkap jabatan. Atau bisa juga keterbatasan itu karena demi penghematan. Misalnya, di suatu lembaga pendidikan, tenaga sekretaris merangkap jabatan sebagai kepala gudang sekaligus mengajar.
Kedua, jabatan yang didapat karena jabatan sebelumnya. Artinya, jabatan lain itu didapat karena jabatan pertama yang disandangnya. Istilah teknisnya ex-officio. Contohnya, dalam pemerintahan, ketua Forum Kebersamaan Umat Beragama (FKUB) dijabat oleh wakil kepala daerah. Jadi, orang mendapatkan jabatan ketua FKUB karena jabatan wakil kepala daerah yang melekat padanya. Atau Pastor Kepala Paroki adalah juga sekaligus ketua Dewan Pastoral Paroki dan Ketua Dewan Pengelola Harta Benda Gereja. Jabatan ketua DPP dan DPHGB diperoleh karena jabatan Pastor Kepala Paroki.
Jadi, jangan langsung menghakimi orang yang merangkap beberapa jabatan sebagai orang serakah. Harus dilihat dulu latar belakang jabatan-jabatan itu. Mungkin jabatan-jabatan lain itu diperoleh karena jabatan pertama atau karena adanya keterbatasan tenaga kerja.

Renungan Hari Rabu sesudah HR Kristus Raja - Thn I

Renungan Hari Rabu Biasa XXXIV, Thn B/I
Injil hari ini melanjutkan ramalan Tuhan Yesus tentang kehancuran. Kepada para murid-Nya, Tuhan Yesus mengatakan bahwa mereka akan mendapat tantangan dan aniaya yang sangat berat. Namun Tuhan Yesus meminta mereka untuk tidak takut atau lari dari masalah. Justru Ia meneguhkan mereka untuk tetap bersaksi tentang Dia. Di sini Tuhan Yesus mau meyakinkan mereka bahwa Dia tidak akan meninggalkan mereka sendirian, sehingga dengan demikian mereka dapat terus memberi kesaksian.
Gambaran kehancuran dan kesetiaan dalam Injil hari ini terlihat juga dalam Kitab Daniel, dalam diri Daniel sendiri. Dalam bacaan pertama, kita tahu bahwa Daniel merupakan orang buangan, tawanan Kerajaan Babel. Sebagai tawanan, Daniel mengalami kehancuran, namun ia tetap menunjukkan kesetiaan kepada Allah. Karena itu, Allah senantiasa menyertainya. Bahkan dalam situasi seperti itu, Daniel tetap bersaksi tentang kemahakuasaan Allah. Daniel lebih tertarik pada bersaksi daripada menerima pemberian hadiah.
Seringkali manusia takut bila menghadapi tantangan dan cobaan, apalagi bila diketahui bahwa hal itu sangatlah berat. Tak sedikit yang lari menghindari atau bersembunyi. Demikian pula dalam hal iman. Berhadapan dengan tantangan iman, banyak di antara kita yang mudah menyerah. Wujudnya adalah dengan meninggalkan iman, tergiur akan tawaran dan hadiah. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk teguh dalam iman. Kita tak perlu cemas dan takut. Kita tidak sendirian dalam menghadapi semuanya itu. Tuhan selalu menyertai kita, asal kita mau membuka diri bagi-Nya.***
by: adrian

Selasa, 24 November 2015

Orang Kudus 24 November: St. Dominikus An Kham

SANTO DOMINIKUS AN KHAM, MARTIR
Dominikus Kham Trong Pham lahir pada tahun 1780 di Nam Dinh, Vietnam. Ia adalah putera sebuah keluarga kristen yang kaya di daerahnya. Ketika berusia 19 tahun Dominikus menikah dengan seorang wanita Kristen dan dikaruniai 3 orang putera dan 3 puteri.
Ketertarikannya kepada imam-imam dominikan membuat Dominikus memutuskan untuk bergabung ke dalam Ordo Ketiga Dominikan. Dominikus dikenal sebagai seorang hakim yang membela orang-orang yang mendapat ketidakadilan.
Pada saat terjadi penganiayaan terhadap umat Kristen oleh Raja Tu Duc, Dominikus ikut ditangkap dan dimasukkan ke dalam kurungan. Karena usianya yang sudah tua, Dominikus tidak disiksa seperti tahanan lain yang lebih muda, namun Dominikus menolak untuk menyangkal imannya. Akhirnya Dominikus dijatuhi hukuman mati bersama dengan puteranya, Lukas Kham Trong Thin.
Dominikus An Kham meninggal dunia sebagai martir pada tahun 1859 di Vietnam. Pada 29 April 1951 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XII, dan pada 19 Juni 1988 ia dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 24 November: St. Vinsensius Liem

SANTO VINSENSIUS LIEM, MARTIR
Pham Hieu Liem lahir pada tahun 1732 di Tra Lu, Tonkin, Vietnam. Ia adalah putera dari Antonio dan Monica Daeon de la Cruz, sebuah keluarga bangsawan di Tonkin. Ketika dibaptis, ia diberi nama Vinsensius Liem da la Paz. Vinsensius kemudian dikirim untuk memperoleh pendidikan di Colegio de San Juan de Lateran, dan Universitas St. Thomas, Filipina.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, pada September 1753 Vinsensius memutuskan untuk bergabung ke dalam Ordo Dominikan. Pada tahun 1758 ia ditahbiskan menjadi imam. Pada 3 Oktober 1758 Vinsensius melakukan perjalanan kembali ke Tonkin. Di sana ia bertugas mengajar di seminari dan berkotbah kepada orang-orang non kristen.
Pada saat terjadi penganiayaan terhadap umat Kristen, Vinsensius tetap melakukan pelayanan sampai pada 2 Oktober 1773. Pada tanggal itu ia ditangkap bersama asistennya dan dimasukkan ke dalam kurungan. Di sinilah Vinsensius mengalami banyak penderitaan dan aniaya. Ia disiksa dan dipermalukan di hadapan publik. Di sini ia bertemu dengan seorang imam Dominikan lainnya, Jacinto Castanea. Di dalam penjara mereka tidak berhenti berkotbah dan menyebarkan Injil.
Mereka akhirnya diadili di hadapan raja, dan dijatuhi hukuman mati. Vinsensius Liem meninggal dunia pada 7 November 1773 di Vietnam. Pada 20 Mei 1906 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius X,dan pada 19 Juni 1988 ia dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Selasa sesudah HR Kristus Raja - Thn I

Renungan Hari Selasa Biasa XXXIV, Thn B/I
Bac I  Dan 2: 31 – 45; Injil        Luk 21: 5 – 11;

Kesamaan sabda Tuhan dalam bacaan pertama dan Injil adalah soal kehancuran. Dalam Kitab Nabi Daniel, yang menjadi bacaan pertama hari ini, dibahas tentang kehancuran kerajaan-kerajaan. Dikatakan bahwa satu kerajaan bangkit menghancurkan kerajaan lain, demikian seterusnya sehingga yang ada hanyalah kehancuran. Dengan kata lain, kerajaan-kerajaan itu saling menghancurkan. Pesan yang mau diambil di sini, bukan cuma sekedar waspada saja agar kehancuran tidak menimpa, melainkan juga agar tidak sombong akan kehebatan dan kekuatan sendiri, karena kehancuran akan terjadi.
Dalam Injil, kehancuran yang dimaksud adalah kehancuran Bait Allah. Tuhan Yesus meramalkan kehancuran Bait Allah di Yerusalem, “di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain;  semuanya akan diruntuhkan.” (ay. 6). Pengajaran Tuhan Yesus ini bermula dari sikap orang yang begitu mengagumi keindahan dan kemegahan Bait Allah itu. Di sini Tuhan Yesus mau mengajak para murid-Nya untuk tidak meletakkan kebanggaan pada hal-hal fisik duniawi. Selain itu juga, para murid diminta untuk waspada agar tidak jatuh ke dalam kesombongan. segala keindahan dan kemegahan duniawi akan hancur.
Seringkali manusia jatuh ke dalam kesombongan ketika mendapatkan suatu prestasi. Seorang imam berbangga karena telah melayani umatnya dengan penuh "pengorbanan". Seseorang bangga dengan jabatannya atau sertifikat yang dimilikinya. Ada juga yang bangga akan gelar akademiknya. Sabda Tuhan hari ini mau mengingatkan kita bahwa semua itu sia-sia. Tak perlu kita membanggakan diri di hadapan orang lain soal pelayanan, prestasi, jabatan atau gelar yang kita miliki. Kita harus ingat bahwa di atas langit masih ada langit. Dengan kata lain, Tuhan menghendaki supaya kita tetap bersikap rendah hati.***
by: adrian

Orang Kudus 24 November: St. Ignasius Delgado

SANTO IGNASIUS DELGANO, MARTIR
Ignacio Clemente Delgado Cebrian lahir pada 23 November 1761 di Villafeliche, Zaragoza, Spanyol. Ia adalah putera sebuah keluarga yang saleh. Ignasius mengawali panggilannya dengan bergabung ke dalam Ordo Dominikan. Setelah ditahbiskan menjadi imam, ia dikirim menjadi misionaris ke Vietnam. Ignasius bertugas di Vietnam selama sekitar lima puluh tahun. Ia kemudian ditunjuk sebagai Vikaris Apostolik Koajutor Tonkin Timur pada 11 Februari 1794. Ignasius menjadi Vikaris Apostolik Tonkin Timur pada 2 Februari 1799.
Pada saat terjadi penganiayaan terhadap umat Kristen, Ignasius ditangkap dan dimasukkan ke dalam kurungan. Di sinilah Ignasius mengalami banyak penderitaan dan aniaya. Ia dipertontonkan dan dipermalukan di hadapan publik. Selain itu, ia juga dihina dan dilecehkan. Ignasius dibiarkan begitu saja sampai dengan mati kelaparan.
Ignasius Delgado meninggal dunia pada 12 Juli 1838 di Nam Dinh, Vietnam. Pada 27 Mei 1900 ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII, dan pada 19 Juni 1988 ia dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Senin, 23 November 2015

Mari Belajar pada Anjing: Balas Budi

ANJING SAJA TAHU BALAS BUDI
Film di atas benar-benar menggugah kesadaran kita. Pemberian sederhana kepada seekor anjing ternyata membuahkan balasan yang amat sangat luar biasa. Seekor anjing tahu membalas budi.
Film ini memberikan dua pelajaran pada kita. Pertama, kita diajak untuk tahu membalas budi orang lain. Anjing saja dapat membalas budi, padahal apa yang dilakukannya sangat besar dibandingkan yang dia terima. Hendaklah kita pun demikian. Orang pertama yang harus kita balas budinya adalah orangtua kita (ibu dan ayah). Karena mereka kita ada di dunia. Pemberian mereka kepada kita, sejak dalam rahim hingga kini, sangatlah tak terhingga. Sudahkah kita membalasnya? Berbuatlah sebelum terlambat.
Kedua, kita diajak untuk rela berbagi kepada sesama, sekalipun orang itu kurang menyenangkan kita. Anjing dalam suatu agama dinilai sebagai binatang najis yang harus dijauhi. Anjing juga sering dikonotasikan dengan wabah rabies. Dan dalam film di atas, ada kesan anjing itu mengusik si cowok. Akan tetapi, si cowok tetap memberikan jajanannya walau sebenarnya ia butuh. Ia tidak peduli kalau si anjing sebelumnya sudah sedikit menggangunya. Demikian pula halnya kita. Sekalipun orang lain pernah menyakiti kita, tetaplah kita berbuat baik kepadanya.

Renungan Hari Senin sesudah HR Kristus Raja - Thn I

Renungan Hari Senin Biasa XXXIV, Thn B/I
Sabda Tuhan hari ini memiliki tema tentang pemberian diri. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Nabi Daniel, pemberian diri itu ditunjukkan oleh Daniel, orang Yehuda yang ditawan di Babel. Daniel memberikan dirinya kepada Allah. Pemberian diri itu lahir dari hatinya, sehingga menimbulkan keteguhan hati. Daniel tidak mau bersekutu dengan Raja Babel, sekalipun untuk itu dia akan mendapatkan kenikmatan duniawi. Daniel tidak mau mencemarkan cintanya kepada Allah. Jadi, pemberian diri Daniel kepada Allah didasarkan pada cinta sehingga melahirkan keteguhan hati.
Sementara dalam Injil, pemberian diri itu terlihat dalam sosok janda miskin yang memasukkan dua peser ke dalam peti persembahan. Dua peser adalah nilai paling kecil dalam mata uang, namun itu merupakan persembahan dirinya. Dan Tuhan Yesus melihat bahwa persembahan janda miskin itu merupakan yang terbesar dibandingkan persembahan orang kaya. Persembahan janda miskin itu merupakan pemberian dirinya; pemberian yang lahir dari hati. Tuhan Yesus mau mengajak orang untuk melihat bukan pada dua pesernya, melainkan apa yang ada di balik dua peser itu, yaitu hidup janda miskin. Hidupnya dipersembahkannya.
Sabda Tuhan hari ini mau mengajarkan kepada kita soal memberi. Kita diajak untuk mau memiliki semangat memberi seperti dua tokoh dalam bacaan hari ini, yaitu Daniel dan janda miskin. Intinya adalah hati. Hendaknya kita memberi, entah itu sesuatu dari diri kita maupun diri kita sendiri, dengan sepenuh hati. Jangan memikirkan diri sendiri ketika kita memberi. Kita dapat juga belajar dari Tuhan kita Yesus Kristus. Pemberian Diri-Nya yang total ada di kayu salib, bukan untuk Diri-Nya sendiri, melainkan untuk kita.***
by: adrian

Minggu, 22 November 2015

Sekilas tentang Pengakuan Dosa

MENGENAL SAKRAMEN TOBAT
Salah satu poin penting pada masa Tahun Suci Kerahiman adalah pertobatan. Umat diajak untuk bertobat, karena pertobatan merupakan sarana, yang darinya umat mendapatkan kerahiman Allah berupa pengampunan dosa. Dengan pengampunan dosa, kita memperoleh belas kasih Allah, sehingga kita berdamai kembali dengan Allah. Paus Benediktus XVI pernah berkata, “Tidak benar jika kita berpikir harus hidup sedemikian rupa sehingga kita tidak pernah membutuhkan pengampunan. Kita harus menerima kelemahan kita, tetapi terus berjalan, tidak menyerah tetapi bergerak maju dan bertobat menjadi baru kembali melalui Sakramen Pengampunan Dosa sebagai langkah awal, tumbuh dan menjadi dewasa dalam Tuhan oleh persekutuan kita dengan Dia.”
Hendaklah di tahun penuh rahmat ini umat benar-benar memanfaatkan pertobatan. Tobat ada karena ada dosa. Setiap manusia pastilah berdosa. Yohanes dalam suratnya yang pertama menulis, “Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.” (1Yoh 1: 8). Karena itu, St. Yohanes Maria Vianney berkata, “Setelah jatuh, segeralah bangkit kembali! Jangan biarkan dosa di dalam hatimu bahkan untuk sejenak!” Pastor dari Ars ini mengajak kita untuk menggunakan sarana yang ada, yaitu Sakramen Tobat. “Allah sangat menghargai pertobatan sehingga sekecil apa pun pertobatan di dunia, asalkan itu murni, menyebabkan Dia melupakan segala jenis dosa, bahkan setan pun akan diampuni semua dosanya, jika saja mereka memiliki penyesalan,” demikian kata St. Fransiskus de Sales.
“Pertobatan yang tulus adalah menghindari kesempatan untuk berbuat dosa,” ujar St. Bernardus Clairvaux. Dengan bertobat, kita diminta untuk tidak mengulangi dosa-dosa yang telah diakukan. Yang penting kita mau datang ke ruang pengakuan dengan rasa sesal dan niat untuk bertobat. Jangan suka menunda. Yohanes Maria Vianney menasehati, “Kita selalu menunda pertobatan kita lagi dan lagi sampai ajal tiba. Tapi siapa bilang bahwa kita masih akan memiliki waktu dan kekuatan untuk itu?” Karena itu, bertobatlah sekarang!
Mgr Ignatius Suharyo, dalam bukunya The Catholic Way (2009: 25), mengatakan ada tiga proses pertobatan. ketiga proses itu adalah [1] Pengakuan Pujian. Proses tobat diawali dengan menyadari dan mengalami kebaikan/anugerah Allah dalam hidup. Namun anugerah ini tidak ditanggapi dengan baik. Kita sering gagal dan jatuh. Pengakuan inilah yang diungkapkan dalam [2] Pengakuan Mengenai Hidup. Kita sadari dan akui kegagalan dan kejatuhan kita. Namun, sekalipun sering jatuh, kita tetap percaya bahwa kasih setia dan kerahiman Allah tanpa batas. Inilah yang dinyatakan dalam [3] Pengakuan Iman. Dengan demikian Sakramen Tobat pertama-tama membantu kita untuk mengalami kasih setia dan kerahiman Allah, bukan untuk menuduh diri kita.
Apa saja yang harus dipersiapkan untuk pertobatan/pengakuan? Pertama-tama kita harus mengadakan pemeriksaan batin. Dari sini muncullah perasaan bersalah dalam hati. Banyak orang berpikir bahwa perasaan bersalah dapat diatasi secara psikologis. Tetapi, pentinglah mengamati rasa bersalah yang asli. Perasaan bersalah menghasilkan kerinduan untuk menjadi lebih baik; inilah yang disebut penyesalan. Dari penyesalan ini muncul niat untuk mengubah hidup menjadi lebih baik dan menaruh semua harapan pada pertolongan Allah. Kemudian kita datang ke bapa pengakuan, menyatakan dosa dan mengakui telah melakukannya. Terakhir imam akan memberikan penitensi.

Renungan HR Kristus Raja Semesta Alam - B

Renungan HR Kristus Raja Semesta Alam, Thn B/I
Bac I  Dan 7: 13 – 14; Bac II               Why 1: 5 – 8;
Injil    Yoh 8: 33 – 37;
Tema bacaan hari ini adalah Raja. Sosok raja dalam bacaan liturgi hari ini mengacu pada diri Tuhan Yesus. Bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Nabi Daniel, berkisah tentang penglihatan Daniel. Dalam penglihatan itu, Daniel melihat sosok anak manusia yang diberi kekuasaan sebagai raja (ay. 14). Penglihatan Daniel akan Anak Manusia diperjelas oleh Yohanes dalam bacaan kedua, yang diambil dari Kitab Wahyu. Dalam kitabnya itu, Yohanes melihat bahwa anak manusia dalam penglihatan Daniel adalah sosok Yesus Kristus.
Dan dalam Injil, dalam dialog Tuhan Yesus dengan Pilatus, tampak jelas penegasan akan diri Tuhan Yesus sebagai Raja. Namun Tuhan Yesus menjelaskan bahwa "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini." (ay. 36). Dapat dikatakan bahwa kerajaan yang dimaksud oleh Tuhan Yesus bukan semata kerajaan duniawi, melainkan juga rohani.
Jadi, bisa dikatakan bahwa semua bacaan-bacaan liturgi hari ini mau mengatakan kepada kita bahwa Tuhan Yesus adalah Raja. Ini dikaitkan dengan perayaan yang kita rayakan, yaitu Kristus, Raja Semesta Alam. Akan tetapi, kita tetap harus menyadari, sekalipun dikatakan bahwa Yesus Kristus adalah Raja Semesta Alam, ke-raja-an-Nya bukan dalam artian politik duniawi, melainkan dalam pengertian spiritual rohani.
Sabda Tuhan menghendaki agar kita menyadari akan ke-raja-an Tuhan Yesus. Dialah Raja Semesta Alam. Sebagai raja Dia menguasai alam. Kita adalah bagian dari alam. Karena itu, kita juga termasuk hal yang dikuasainya. Akan tetapi, itu pun tergantung pada kesediaan diri kita membuka hati kita. Lewat sabda-Nya hari ini dan dengan perayaan Kristus Raja Semesta Alam ini, Tuhan mengajak kita untuk mau membuka hati dan diri kita agar Tuhan Yesus masuk dan merajai diri kita. Tuhan juga mau mengajak keluarga-keluarga katolik untuk bersedia membuka hatinya agar Tuhan Yesus dapat masuk dan merajai keluarganya.***
by: adrian

Sabtu, 21 November 2015

Lomba Koor OMK Paroki Se-Batam

Renungan Hari Sabtu Biasa XXXIII - Thn I

Renungan Hari Sabtu Biasa XXXIII, Thn B/I
Bac I  1Mak 6: 1 – 13; Injil        Luk 20: 27 – 40;

Bacaan pertama hari ini diambil dari Kitab pertama Makabe. Di sini mau diceritakan tentang Allah Israel yang mahakuasa. Kemahakuasan Allah pertama-tama terlihat dari kekuatan pasukan Israel yang berhasil mengalahkan bala tentara Persia yang kuat. Kemenangan itu disebabkan karena penyertaan Allah, bukan semata-mata kekuatan manusiawi tentara Israel. Selain itu, Allah yang mahakuasa tampak juga dalam pengaruh-Nya pada Raja Persia. Setelah mengetahui situasinya, sang raja menjadi takut dan tak berdaya. “Sungguh aku jatuh binasa dengan sangat sedih hati di negeri yang asing.” (ay. 13). Di sini tampak bahwa Allah yang mahakuasa diakui bukan hanya oleh bangsa Israel saja, melainkan juga oleh bangsa lain.
Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menunjukkan juga kemahakuasaan Allah. Akan tetapi, gambaran Allah yang mahakuasa dalam Injil tidak seperti gambaran Kitab Makabe. Kemahakuasaan Allah tidak terlihat dalam kehebatan-Nya mengalahkan musuh-musuh bangsa Israel. Kemahakuasaan Allah terlihat dari hidup. Hal ini terkait dengan kebangkitan. Ada pandangan bahwa kematian merupakan suatu kekalahan. Tuhan Yesus menyebutkan bahwa salah satu ciri kemahakuasaan Allah tampak bahwa Dia adalah Allah yang hidup, bukan mati. “Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.” (ay. 38).
Apa pesan sabda Tuhan hari ini? Lewat sabda-Nya, Tuhan mau menyadarkan kita bahwa Allah itu mahakuasa. Kemahakuasaan Allah ini bukan bertujuan membuat kita manusia menjadi takut, melainkan membuat kita menjadi kecil di hadapan-Nya. Dengan kekecilan diri ini diharapkan tumbuh sikap penuh rasa hormat kepada Allah, sehingga kita bisa senantiasa menyampaikan syukur dan pujian.***
by: adrian

Jumat, 20 November 2015

Alasan 10 Perintah Allah ada di Israel

Inilah awal mula cerita kenapa 10 perintah Allah itu awalnya ada di Israel.
Pada suatu ketika, Tuhan mengutus malaikat-Nya menawarkan perintah-Nya itu. Pertama-tama ia datang ke tanah Arab.
Malaikat      : Hei, kalian orang Arab. Apa kalian mau perintah Tuhan?
Italia            : Apa isinya?
Malaikat      : Jangan membunuh
Italia            : Maaf, kami ini teroris. Membunuh adalah profesi kami.
Lalu terbanglah malaikat itu ke Rusia.
Malaikat      : Hei, kalian orang Rusia. Apa kalian mau perintah Tuhan?
Rusia          : Apa isinya?
Malaikat      : Sembahlah Tuhanmu
Rusia          : Wow, kami ini ateis. Kami tak percaya adanya Tuhan. Jadi, gimana kami mau menyembah?
Malaikat itu tak menyerah. Ia langsung terbang ke China.
Malaikat      : Hei, kalian orang China. Apa kalian mau perintah Tuhan?
China          : Apa isinya?
Malaikat      : Jangan berdusta
China          : Sori, kami ini pedagang. Agar dapat untung, kami harus menipu pembeli.
Akhirnya malaikat itu mengalami kekecewaan. Dalam kekecewaannya itu, ia terbang dan mendarat di negeri orang Israel yang terkenal bandel, kikir dan penuh perhitungan.
Malaikat      : Hei, kalian orang Israel. Apa kalian mau perintah Tuhan?
Israel           : Bayar gak?
Malaikat      : Gratis!
Israel           : OK, kami minta sepuluh
edited by: adrian
Baca juga humor lainnya:
Yesus Lahir

Renungan Hari Jumat Biasa XXXIII - Thn I

Renungan Hari Jumat Biasa XXXIII, Thn B/I
Sabda Tuhan hari ini berbicara soal tindakan pentahiran atau pembersihan Bait Allah. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Makabe yang pertama, dikisahkan bahwa Yudas mengajak saudara-saudaranya untuk membersihkan Bait Allah setelah mereka mengalahkan musuh mereka. Pembersihan ini bukan cuma sekedar dalam arti fisik, seperti membersihkan dari kotoran dan sampah, melainkan juga, dan ini yang utama, membersihkan dari kenajisan. Maklum, ketika penguasa asing berkuasa di negeri Israel, Bait Allah telah dicemari dengan berbagai kenajisan. Karena itulah, Yudas mengajak orang Israel untuk membersihkan Bait Allah itu. Dengan ini, Bait Allah siap digunakan sebagaimana fungsinya.
Demikian pula halnya dalam Injil. Dikisahkan dalam Injil bahwa Tuhan Yesus membersihkan Bait Allah. Tindakan membersihkan ini tampak dalam kalimat “mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ.” (ay. 45). Sama seperti dalam bacaan pertama, tindakan pembersihan ini bukan hanya dalam arti fisik, melainkan juga batiniah. Para pedagang telah menyalahgunakan fungsi Bait Allah. Karena itu, Tuhan Yesus berusaha mengembalikan fungsi itu. “Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.” (ay. 46).
Lewat sabda-Nya hari ini, Tuhan menghendaki agar kita senantiasa menjadikan Bait Allah (gereja dan tubuh kita) sebagaimana seharusnya. Di sanalah kita bisa berjumpa dengan Tuhan dan sesama (lewat perjamuan). Gereja bukan menjadi sarana ajang pamer kemewahan atau talk show fashion. Namun perlu juga diingat adalah bahwa diri kita juga merupakan Bait Allah yang hidup (1Kor 3: 16). Oleh karena itu, hendaklah kita menjaga kebersihan diri kita dari kekotoran dosa.***
by: adrian