Ketika sedang mengajar, beberapa kaum pria datang dengan membawa seorang
perempuan. Menurut mereka perempuan itu kedapatan berpenampilan seksi sehingga
menggoda seorang pemuda untuk berbuat mesum. Bahkan penampilan seksi itu
menyebabkan banyak kaum pria jatuh ke dalam dosa. Karena itu, perempuan itu
harus dihukum. Mereka minta pendapat Sang Guru.
Sang Guru menatap wajah mereka satu per satu dengan wajah memelas. Dengan
tenang ia kembali duduk dan membisu. Kaum pria tadi terus bertanya mendesak.
Mereka ingin mendengarkan pendapat Sang Guru yang terkenal bijak. Sementara si
perempuan sudah pasrah ketakutan. Dia siap menerima hukuman, sekalipun ia
merasa tak bersalah. Bukankah wanita punya hak untuk berpenampilan seksi. Ia
sama sekali tidak punya niat untuk menggoda siapa pun.
Karena terus menerus didesak, akhirnya Sang Guru berdiri. Setelah kembali
menatap wajah mereka satu per satu dengan wajah berbelas, ia berkata, “Siapa di
antara kalian yang tidak berdosa, silahkan menjatuhi hukuman kepada perempuan
ini.” Setelah berkata demikian, ia kembali duduk dan membisu.
Para kaum pria tadi saling pandang satu sama lain. Semua merasa berdosa.
Akhirnya mereka pergi meninggalkan perempuan itu dan Sang Guru. Tak ada satu
orang pun yang menjatuhkan sanksi kepada perempuan, yang bagi kaum pria dilihat
sebagai biang dosa.
Sang Guru menatap ke sekitar, tak ditemukannya siapapun selain dirinya dan
perempuan itu. Ia bertanya, “Kemana mereka tadi?”
“Sudah pergi.” Sahut si perempuan dengan nada harap-harap cemas.
“Tidak adakah yang menghukum kamu?”
“Tidak ada Guru.”
“Pergilah! Aku pun tidak menghukum engkau.”
diambil dari tulisan 7 tahun lalu