Rabu, 18 Maret 2015

Soal Pakaian pada Masa Dewasa Dini

PERAN PAKAIAN PADA MASA DEWASA DINI
Meningkatkan Penampilan
Orang-orang muda memilih pakaian yang menonjolkan segi-segi positif dan menutupi segi negatifnya. Ketika tanda-tanda ketuaan mulai tampak, mereka memilih pakaian yang membuatnya tampak lebih muda dari usia sebenarnya.

Indikasi Status Sosial
Orang dewasa muda, terutama mereka yang banyak bergaul dalam lingkungan kerja maupun lingkungan sosial, memakai pakaian sebagai simbol status yang mengidentifikasikannya dengan suatu kelompok sosial tertentu.

Individualitas
Meskipun pakaian dimaksudkan untuk menggolongkan seseorang dalam suatu kelompok sosial tertentu, orang juga berupaya agar pakaiannya tetap menunjukkan identitasnya sebagai individu agar diperhatikan dan dikagumi oleh anggota-anggota kelompoknya.

Prestasi Sosio-ekonomi
Pakaian dapat juga menunjukkan keberhasilan ekonomi seseorang secara cepat dan subtil. Pakaian yang mahal, persediaan pakaian yang berlimpah, pakaian yang dirancang oleh desainer-desainer atau produk pabrik yang terkenal menunjukkan bahwa pemakai memiliki banyak uang untuk membeli pakaian-pakaian mewah.

Meningkatkan Daya Tarik
Orang yang memiliki tubuh yang kurang seksi biasanya memilih pakaian untuk meningkatkan daya tarik.

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 256
Baca juga:
2.      Pendidikan Seks
4.      Menyikapi Putus Cinta

Orang Kudus 18 Maret: St. Salvator Horta

SANTO SALVATOR HORTA, PENGAKU IMAN
Salvator dilahirkan di Santa Colomba, Gerona (Spanyol) sekitar tahun 1530. Riwayat hidup masa kecilnya kurang diketahui dengan pasti. Namun, sejak kecil Salvator sudah menjadi yatim piatu. Untuk menghidupi dirinya ia bekerja sebagai tukang sepatu sebelum bergabung dengan Ordo Fransiskan di Barcelona, sebagai seorang saudara awam.

Ia bekerja selama bertahun-tahun sebagai seorang tukang masak yang sederhana di Horta, dekat Tortosa. Salvator memiliki sifat rendah hati. Sebagai anggota saudara dina, Salvator banyak menjalani hidup matiraga. Karena sifat-sifat dan keutamaannya itu, ia dikaruniai kemampuan menyembuhkan orang sakit. Banyak orang datang kepadanya sehingga terasa menganggu ketenangan biara. Karena itu, ia sering disuruh pindah tempat tinggal.

Salvator dari Horta meninggal tahun 1567 di biara saudara-saudara dina di Caliari, Sardina. Tahun 1938 dia dikanonisasi.

by: adrian, dari beberapa sumber
Baca juga riwayat orang kudus 18 Maret:

Renungan Hari Rabu Prapaskah IV - B

Renungan Hari Rabu Prapaskah IV, Thn B/I
Bac I    Yes 49: 8 – 15; Injil              Yoh 5: 17 – 30;

Hari ini bacaan pertama diambil dari Kitab Nabi Yesaya. Dalam kitabnya, Yesaya menjelaskan kepada umat Israel bahwa Tuhan Allah tidak pernah meninggalkan mereka. Tuhan akan menolong dan menyelamatkan umat-Nya. Malah dikatakan bahwa Tuhan telah membentuk Yesaya sebagai perjanjian dengan umat manusia. Tuhan senantiasa menghibur umat-Nya dan menyayangi mereka yang tertindas. Oleh karena itu, Yesaya menyampaikan pesan Tuhan kepada umat manusia untuk bergembira.

Apa yang disampaikan dalam bacaan pertama, tersirat juga dalam Injil hari ini. Yesus adalah sosok seperti yang dikatakan dalam kitab Yesaya, yaitu orang yang menjadi perjanjian bagi manusia, yang akan mengeluarkan orang yang terkurung dan yang menjadi terang bagi mereka yang tinggal dalam kegelapan. Seharusnya orang bergembira dengan kehadiran Yesus ini. Akan tetapi, segelintir orang malah menentang-Nya. Mereka berasal dari kalangan imam, ahli Taurat dan kaum Farisi. Injil hari ini mengungkapkan juga perdebatan Yesus dengan kelompok orang yang menentang-Nya. Pokok persoalan bukan hanya tindakan Yesus menyembuhkan orang pada hari sabat, tetapi juga menyamakan diri-Nya dengan Allah.

Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita bahwa Tuhan Yesus adalah Allah, yang menjadi sumber keselamatan. Tuhan Yesus datang untuk membebaskan kita dari kungkungan dosa dan dari kegelapan maut. Kehadiran Tuhan Yesus menjadi bukti bahwa Allah tidak mati atau tak peduli kepada manusia. Maka dari itu, sudah selayaknya kita bergembira dan bersorak-sorai karena Allah masih mengasihi kita. Di sini tampak jelas bahwa Allah tidak akan membiarkan kita sendirian. Melalui sabda-Nya ini, Tuhan menghendaki supaya kita percaya kepada-Nya, bukan malah mengambil sikap seperti para imam, ahli Taurat dan kaum Farisi.

by: adrian