Sabtu, 16 Juni 2012

(Inspirasi Hidup) Kami Bertiga, Kamu Bertiga

KAMI BERTIGA, KAMU BERTIGA

Ketika kapal seorang Uskup berlabuh untuk satu hari di sebuh pulau yang terpencil, ia bermaksud menggunakan hari itu sebaik-baiknya. Ia berjalan-jalan menyusur pantai dan menjumpai tiga orang nelayan sedang memperbaiki pukat. Dalam bahasa Inggeris pasaran mereka menerangkan bahwa berabad-abad sebelumnya mereka telah dibaptis oleh para misionaris. “Kami orang kristen,” kata mereka sambil dengan bangga menunjuk dada.

Uskup amat terkesan. Secara iseng Uskup bertanya kepada mereka apakah mereka tahu doa Bapa Kami? Ternyata mereka belum pernah mendengarkannya. Uskup terkejut sekali. Bagaimana mungkin orang-orang ini dapat menyebut diri mereka kristen jika mereka tidak mengenal sesuatu yang begitu dasariah seperti doa Bapa Kami.

“Lantas, apa yang kamu ucapkan bila berdoa?”

“Kami memandang ke langit. Kami berdoa: kami bertiga, kamu bertiga, kasihanilah kami. Amin.” 

Uskup heran akan doa mereka yang primitif dan jelas bersifat bidaah ini. maka sepanjang hari ia mengajar mereka berdoa Bapa Kami. Nelayan-nelayan itu sulit sekali menghafal, tetapi mereka berusaha sebisa-bisanya. Sebelum berangkat lagi pada pagi hari berikutnya, Uskup merasa puas. Sebab, mereka dapat mengucapkan doa Bapa Kami dengan lengkap tanpa satu kesalahan pun.

Beberapa bulan kemudian kapal Uskup kebetulan melewati kepulauan itu lagi. Uskup mondar-mandir di geladak sambil berdoa malam. Dengan rasa senang ia mengenang, bahwa di salah satu pulau yang terpencil itu ada tiga nelayan yang mampu berdoa Bapa Kami dengan lengkap berat usahanya yang penuh kesabaran. Sedang ia termenung, secara kebetulan ia melihat seberkas cahaya di arah Timur. Cahaya itu bergerak mendekati kapal. Sambil memandang keheran-heranan, Uskup melihat tiga sosok tubuh manusia berjalan di atas air, menuju ke kapal. Kapten kapal menghentikan kapalnya dan semua pelaut berjejal-jejal di pinggir geladak untuk melihat pemandangan ajaib itu.

Ketika mereka sudah dekat, barulah Uskup mengenali tiga sahabatnya, para nelayan dulu. “Bapak Uskup,” seru mereka, “Kami sangat senang bertemu dengan Bapak lagi. Kami dengar kapal Bapak melewati pulau kami, maka cepat-cepat kami datang.”

“Apa yang kamu inginkan?” tanya Uskup tercengang-cengang.

“Bapak Uskup,” jawab mereka, “Kami sungguh-sungguh amat menyesal. Kami lupa akan doa yang bagus itu. Kami berkata: Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu; datanglah kerajaan-Mu ... lantas kami lupa. Ajarilah kami sekali lagi seluruh doa itu.”

Uskup merasa rendah diri. “Sudahlah, pulang saja, saudara-saudaraku yang baik. Dan setiap kali kamu berdoa, katanlah saja: kami bertiga, kamu bertiga, kasihanilah kami. Amin.”
 ð   Aku kadang-kadang melihat wanita-wanita tua berdoa rosario tak habis-habisnya di gereja. Bagaimana mungkin Tuhan dimuliakan dengan suara berguman yang tidak keruan ini? Tetapi setiap kali aku melihat mata mereka atau memandang wajah mereka menengadah, di dalam hati aku tahu bahwa mereka lebih dekat dengan Tuhan daripada banyak orang terpelajar.

 ð  Dari dulu doa umat di kelompok selalu diidentikkan dengan rosario. Dalam doa itu aku melihat adanya keterlibatan semua umat, dari yang usia 5 tahun sampai yang usia 60-an tahun. Sebagai imam muda yang mendapat banyak ilmu di sekolah aku mau membuat perubahan agar tidak ada kebosanan. Lalu aku “memaksakan” pertemuan dengan sharing Kitab Suci. Yang datang mulai berkurang. Anak-anak dan orang tua pun lebih memilih diam.

by: Anthony de Mello, Burung Berkicau
Baca juga refleksi lainnya:

Katekese Tentang Bunda Maria

KATEKESE TENTANG SANTA PERAWAN MARIA
oleh: St. Yohanes Maria Vianney
Bapa bersukacita memandang hati Santa Perawan Maria Tersuci, sebagai karya tangan-Nya yang paling agung; sama seperti kita selalu senang akan karya kita sendiri, terlebih apabila hasilnya sungguh baik. Putra bersukacita atas hati Bunda-Nya, sumber darimana Ia mendapatkan Darah-Nya yang telah menebus kita. Roh Kudus bersukacita atas Bait-Nya. Para nabi mewartakan kemuliaan Maria sebelum kelahirannya; mereka memperbandingkannya dengan matahari. Sungguh, kehadiran Santa Perawan dapat diperbandingkan dengan seberkas sinar matahari yang cemerlang di pagi yang berkabut.
Sebelum kedatangan Maria, murka Allah menggelantung di atas kepala kita bagaikan sebilah pedang yang siap menebas kita. Segera setelah kehadiran Santa Perawan di dunia, murka-Nya reda…. Maria tidak tahu bahwa ia akan menjadi Bunda Allah. Ketika masih kanak-kanak, ia biasa berkata, “Bilakah aku memandang ciptaan agung yang akan menjadi Bunda Allah?” Santa Perawan dihadapkan kepada kita dua kali: dalam Inkarnasi dan di kaki salib; dengan demikian ia Bunda kita dua kali lipat. Santa Perawan seringkali diperbandingkan dengan seorang ibu, namun demikian ia tetap jauh lebih mengagumkan daripada seorang ibu terbaik sekalipun; sebab ibu terbaik kadang-kadang menghukum anaknya apabila anaknya itu mengecewakan hatinya, dan bahkan menghajarnya: ia pikir ia melakukan hal yang tepat. Tetapi, Santa Perawan tidak melakukan itu semua; ia begitu lembut hati hingga ia memperlakukan kita dengan penuh kasih sayang dan tak pernah sekali pun menghukum kita.
Hati Bunda yang amat lemah-lembut ini sepenuhnya adalah cinta dan belas kasihan; ia hanya menginginkan kita bahagia. Kita hanya perlu datang kepadanya agar ia mendengar kita. Putra memiliki keadilan-Nya, tetapi Bunda tak memiliki apa-apa kecuali kasih sayangnya. Tuhan begitu mengasihi kita sehingga Ia rela wafat bagi kita; tetapi dalam hati Kristus ada keadilan-Nya, yang adalah atribut Allah; dalam hati Santa Perawan Tersuci, tak ada yang lain selain belas kasihan. Putranya siap menghukum mereka yang berdosa, Maria menengahi, ia menahan pedang keadilan, memohon dengan sangat pengampunan bagi pendosa yang malang. “Ibu,” demikian Kristus berkata kepada Bunda-Nya, “Aku tak dapat menolak apa pun permohonanmu. Bahkan jika neraka bertobat, engkau akan beroleh pengampunan baginya.”
St. Perawan Tersuci menempatkan dirinya di antara Putranya dan manusia. Semakin berdosa kita, semakin besar kelemahlembutan dan belaskasihan yang ia rasakan bagi kita. Anak yang menyebabkan ibunya meneteskan paling banyak airmata adalah anak yang paling dicintainya. Tidakkah seorang ibu senantiasa bergegas menolong anaknya yang paling lemah dan paling rentan terhadap bahaya? Tidakkah seorang dokter di rumah sakit lebih memperhatikan mereka yang menderita sakit yang paling serius? Hati Bunda Maria begitu lemah lembut terhadap kita, hingga andai saja hati segenap ibu di seluruh dunia digabung menjadi satu akan serupa sekeping es saja dibandingkan dengan hatinya. Lihat, betapa amat baiknya Perawan Tersuci! Hambanya yang mengagumkan, St. Bernardus, biasa menyapanya, “Salam bagimu, Maria”. Suatu hari, Bunda yang baik ini menjawabnya, “Salam bagimu, puteraku Bernardus.”
Ave Maria adalah doa yang tak pernah membosankan. Devosi kepada Perawan Tersuci begitu nikmat, begitu manis dan begitu menyegarkan jiwa. Apabila kita membicarakan masalah-masalah duniawi atau politik, kita akan merasa bosan; tetapi apabila kita membicarakan Perawan Tersuci, kita akan selalu bersemangat. Semua orang kudus memiliki devosi yang mendalam kepada Bunda Maria; tak ada rahmat datang dari surga tanpa melalui tangan-tangannya. Kita tak akan dapat masuk ke dalam rumah tanpa berbicara kepada penjaga pintunya; nah, Perawan Tersuci adalah penjaga pintu Surgawi.
Apabila kita hendak menyampaikan sesuatu kepada seorang tokoh yang kita hormati, kita menyampaikannya melalui orang yang dekat dengannya, agar pemberian kita itu berkenan padanya. Demikian juga doa-doa kita akan memperolehkan manfaat yang berbeda apabila disampaikan melalui Bunda Maria, sebab ia adalah satu-satunya makhluk yang tidak pernah menghina Allah. Perawan Tersuci seorang saja yang memenuhi perintah pertama - mengagungkan Tuhan saja dan mengasihi-Nya dengan sempurna. Ia melakukannya dengan sempurna tanpa cela.

Segala yang diminta Putra dari Bapa diberikan kepada-Nya. Segala yang diminta Bunda dari Putra, demikian juga, diberikan kepadanya. Jika kita menggenggam sesuatu yang harum, maka tangan kita akan mengharumkan apa saja yang disentuhnya: biarlah doa-doa kita melewati tangan-tangan Perawan Tersuci; ia akan mengharumkan doa-doa kita. Aku pikir bahwa pada akhir dunia Perawan Tersuci akan sangat tenang dan damai; tetapi sementara dunia berakhir, kita menarik-nariknya ke segala penjuru …. Perawan Tersuci bagaikan seorang ibunda dengan begitu banyak anak - ia terus-menerus sibuk memeriksa dan memelihara anak-anaknya satu per satu.

sumber : “Catechism on the Blessed Virgin by Saint John Vianney”; www.catholic-forum.com (“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”)



Maria & Liturgi


Romo Frans Harjawiyata OCSO (Romo Abbas)
Pengantar
Tulisan ini dimaksud untuk menguraikan penghormatan kepada Santa Perawan Maria (=SPM) menurut liturgi Gereja Katolik. Kata "liturgi" mengacu pada peribadatan resmi Gereja. Liturgi terdiri dari perayaan sakramen-sakramen, khususnya Ekaristi atau misa perayaan ibadat harian dan berbagai macam upacara pemberkatan. Dalam liturginya "Gereja mempersembahkan ibadat pujian kepada Bapa" dengan pengantaraan Yesus Kristus dalam persatuan dengan Roh Kudus. Dalam liturginya Gereja juga sekaligus menerima pengudusan dan mendapatkan santapan sabda Allah sebab Kitab Suci memainkan peran besar sekali dalam liturgi.

Liturgi menduduki tempat utama dalam kehidupan Gereja. Liturgi juga mencerminkan pemahaman dan pengajaran Gereja tentang imannya. Tetapi peribadatan Gereja tidak terdiri dari liturgi saja. Gereja juga memberikan perhatian dan penghargaan kepada peribadatan di luar liturgi. seperti misalnya: acara doa bersama, doa rosario, jalan salib, adorasi Sakramen Mahakudus, ziarah dan lain sebagainya.

Catatan tentang Liturgi
Pokok utama yang dirayakan di dalam liturgi adalah karya keselamatan yang dikerjakan oleh Allah dengan perantaraan Yesus kristus dalam sejarah umat manusia. Yang menjadi puncak liturgi adalah perayaan misteri wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus yang dirayakan tiap tahun dalam Pekan Suci yang dimahkotai oleh Trihari Paskah. Selanjutnya rincian karya keselamatan Allah dirayakan sepanjang tahun secara bertahap dalam "masa khusus" (yang terdiri dari masa-masa Adven, Natal, Prapaskah, Paskah) dan dalam "masa biasa" (yaitu antara masa Natal dan Rabu Abu, serta sesudah Pentakosta dan masa Adven berikutnya). Kebangkitan Tuhan juga dirayakan tiap hari Minggu sepanjang tahun. Rangkaian perayaan-perayaan itu disebut "lingkaran tahun liturgi".

Liturgi juga memberikan tempat kepada penghormatan para kudus, yang dipandang sebagai buah-buah karya keselamatan Allah. Mereka dihadiahkan oleh Allah kepada kita sebagai pelindung dan teladan. Rangkaian perayaan para kudus disebut "lingkaran para kudus".

Beberapa Tingkat Perayaan
Di dalam liturgi ada tingkatan perayaan berbeda-beda. Makin tinggi tingkat suatu perayaan, makin tinggi pula penilaian Gereja terhadapnya. Penentuan tingkat perayaan berlaku bagi seluruh Gereja. Tetapi Gereja juga dapat memberikan izin kepada wilayah (misalnya negara atau keuskupan) tertentu atau kelompok (misalnya Tarekat) tertentu, untuk memberikan kepada suatu perayaan "tingkat lebih tinggi" daripada tingkat yang berlaku umum untuk seluruh Gareja. Hal itu terjadi bila seorang kudus memainkan "peranan khusus" terhadap wilayah atau kelompok yang bersangkutan.

Tingkat paling tinggi disebut "hari raya" , tingkat berikutnya disebut "pesta" , tingkat ketiga disebut "peringatan" , yang terdiri dari "peringatan wajib" (artinya: wajib di seluruh Gereja Katolik) dan "peringatan fakultatif" (artinya: "boleh" tetapi "tidak wajib" dirayakan). Jika dua perayaan jatuh pada hari yang sama, perayaan yang tingkatnya lebih rendah dibatalkan. Hari Minggu dalam "masa biasa" dirayakan sebagai "pesta", dalam "masa khusus" sebagai "hari raya". Bila dua "hari raya" jatuh pada hari yang sama, hari raya Tuhan Yesus dipertahankan, hari raya seorang kudus dipindah ke hari lain.

Daftar Perayaan Santa Perawan Maria
Daftar perayaan berikut diberikan sebagai "bahan informasi" atau "bahan acuan" dan hanya menyangkut perayaan yang berlaku bagi seluruh Gereja.

Perayaan Santa Perawan Maria harus dilihat dalam kaitannya dengan perayaan-perayaan lainnya. Oleh sebab itu daftar perayaan Santa Perawan Maria yang diberikan di sini dilengkapi dengan catatan tentang beberapa perayaan lainnya.

Perayaan yang bertingkat "hari raya" berjumlah 17. Di antaranya lebih dari separo menyangkut Tuhan Yesus, yaitu: Kelahiran Tuhan, Penampakan Tuhan, Kabar Sukacita, Kebangkitan Tuhan, Kenaikan Tuhan, Pentakosta, Tritunggal Mahakudus, tubuh dan Darah Tuhan, Hati Yesus yang Mahakudus, Yesus Kristus Raja Semesta Alam.

Santa Perawan Maria mendapatkan penghormatan istimewa karena ia dipilih Allah menjadi Bunda Yesus. sungguh Allah dan sungguh manusia, Perayaan Santa Perawan Maria yang bertingkat "hari raya" adalah sebagai berikut: Santa Perawan Maria Bunda Allah (1 Januari = 01/01), Santa Perawan Maria dikandung tanpa dosa (08/12} dan Santa Perawan Maria diangkat ke sorga (15/08). Orang kudus lain yang mendapatkan tingkat perayaan "hari raya" adalah: S Yusuf (19/03), Kelahiran St Yohanes Pembaptis (24/06), St Petrus dan Paulus (29/06) dan Semua Orang Kudus (01/11).

Ada "hari raya" yang hanya berlaku di Indonesia, yaitu: Kemerdekaan Republik Indonesia (17/08). Perayaan yaag bertingkat "pesta" berjumlah 25. Yang merayakan Tuhan Yesus ialah: Keluarga Kudus (Minggu sesudah Natal). Pembaptisan Tuhan (Minggu I masa biasa), Yesus Dipersembahkan di Kanisah (02/02), Yesus berubah Rupa (06/08). Salib Suci (14/09).

Adapun perayaan bertingkat "pesta" untuk Santa Perawan Maria adalah: Kelahiran Santa Perawan Maria (08/09) dan Santa Perawan Maria mengunjungi Elisabeth (31/05). "Pesta-pesta" lainnya dirayakan untuk menghormati para rasul dan pengarang Injil, para malaikat agung, dan beberapa orang kudus lain. Di Indonesia masih ditambahkan dua pelindung karya misi, yaitu St Theresia dari Kanak-Kanak Yesus (01/10) dan St Fransiskus Xaverius (03/12).

Sesudah itu ada "peringatan wajib" , yang berjumlah sekitar 60. Yang dirayakan untuk menghormati Santa Perawan Maria ialah: Hati tersuci Santa Perawan Maria (Sabtu lll sesudah Pentakosta), Santa Perawan Maria Ratu (22/08), Santa Perawan Maria berdukacita (15/09), Santa Perawan Maria Ratu Rosario (07/10) , Santa Perawan Maria dipersembahkan kepad Allah (21/11). Untuk Indonesia ada tambahan "peringatan wajib", yaitu B Dionisius dan Redemptus (01/12).

Akhimya ada "peringatan fakultatif" yang lebih banyak lagi jumlahnya. Termasuk di antaranya: Santa Perawan Maria di Lourdes (11/02), Santa Perawan Maria di Fatima (13/05), Santa Perawan Maria Gunung Karmel (16/07) dan Santa Perawan Maria Hari Sabtu (tiap hari Sabtu di 'masa biasa').

Di hari-hari sebelum dan sesudah Natal dibacakan Injil tentang masa kanak-kanak Yesus. Dalam bacaan itu Santa Perawan Maria dan St Yusuf sering disebutkan. Oleh sebab itu di hari-hari itu banyak nyanyian dan doa mengacu pada Santa Perawan Maria. Hal itu juga berlaku bagi hari raya "Kabar Sukacita" (25/03), pesta "Keluarga Kudus" dan pesta "Yesus Dipersembahkan di Kanisah.

Kecuali dalam perayaan-perayaan khusus yang disebutkan di atas, Santa Perawan Maria juga disebutkan tiap hari di beberapa upacara liturgi sepanjang tahun, khuslrsnyadalam perayaan misa dan ibadat harian.

Santa Perawan Maria dalam Misa Sepanjang Tahun
Perayaan misa terdiri dari Pembuka, Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi dan Pengutusan. Dalam acara tobat di awal misa didapati kalimat "Saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita".

Dalam Liturgi Sabda di hari Minggu dan Hari Raya diucapkan Syahadat singkat atau Syahadat panjang. Dalam kedua syahadat tersebut terdapat kalimat tentang Yesus Kristus, yang "dilahirkan oleh Perawan Maria".

Dalam Liturgi Ekaristi nama Santa Perawan Maria dijumpai di hampir semua "Doa Syukur Agung". Sebagai contoh dapat dikutip kalimat berikut: "..... kami memuliakan semua orang kudus, terutama Santa Perawan Maria, bunda Yesus Kristus, Allah dan Tuhan Kami" (DSA I), "Kami semua mohon.... supaya kami boleh mengambil baglan dalam kebahagiaan abadi, bersama Santa Maria, Perawan dan bunda Allah bersama para rasul dan semua orang kudus"

Santa Perawan Maria dalam lbadat Harian Sepanjang Tahun
Ibadat harian dirayakan tiap hari dan terdiri dari lbadat Pagi, Ibadat Siang Ibadat Sore, Ibadat Penutup. Di samping itu masih ada lbadat Bacaan yang waktu perayaannya bisa ditentukan sendiri oleh pihak yang bersangkutan.

Ibadat-ibadat itu sebagian besar terdiri dari pendarasan mazmur. Di samping itu ada bacaan dari Kitab Suci, bacaan dari para penulis gerejani, madah, antifon dan doa.

Tiap hari dalam lbadat Sore dinyanyikan Kidung Maria (Lk 1:46-55). Di samping itu Ibadat Penutup selalu dimulai dengan acara tobat yang menyebutkan Santa Perawan Maria seperti pada pembukaan misa. Ibadat Penutup selalu diakhiri dengan salah satu antifon Santa Perawan Maria. Di kalangan tertentu ada yang menyanyikan salah satu antifon Santa Perawan Maria itu di akhir tiap ibadat.

Penutup

Dari cara Gereja menghormati Santa Perawan Maria di dalam liturginya, kita dapat menarik kesimpulan, bahwa penghorrnatan kita kepada Santa Perawan Maria harus membantu kita makin mencintai Tuhan Yesus, tanpa mengurangi perhatian kita kepada orang-orang kudus lainnya.

Cara liturgi memberikan penghormatan kepada Santa Perawan Maria dapat dipakai sebagai petunjuk bagi cara memberikan penghormatan kepada Santa Perawan Maria dalam peribadatan di luar liturgi.

Cara terbaik untuk menghormati Santa Perawan Maria ialah dengan hidup sebagai saudara-saudari Yesus dan putera-puteri Santa Perawan Maria. Untuk itu Tuhan Yesus sendiri sudah memberikan petunjuk yang jelas."Siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku" (Mt 12:50).

Kita menghormati Santa Perawan Maria, bukannya dengan tujuan supaya Bapa mengabulkan semua permohonan kita, melainkan supaya kita makin mengutamakan kehendak Bapa di atas segalanya. Dengan itu kita juga mengikuti teladan yang telah diberikan oleh Santa Perawan Maria sendiri. Ketika diminta memberikan jawaban kepada malaikat Gabriel yang menyampaikan kehendak Allah, Santa Perawan Maria berkata: "Sesungguhnya aku itu adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu" (Lk 1:38).

sumber: http://www.bpksurabaya.com/m.php?j=66 (16 Juni 2012, jami 7: 35)

Renungan Hati Tersuci SP Maria

Renungan Hati Tersuci SP Maria B/II
Bac I       : Yes 61: 9 – 11; Injil            : Luk 2: 41 – 51

Kemarin kita merayakan Hati Yesus Mahakudus. Sekarang Bunda Gereja mengajak kita untuk berpesta bersama Bunda Maria dalam peringatan Hati Tersuci Santa Perawan Maria. Baik kemarin maupun hari ini pusat perhatiannya adalah H A T I. Di sini kita diajak untuk meneladani Bunda Maria, karena dia memang teladan hidup kaum beriman. Teladan apa yang Maria tunjukkan hari ini?

Menarik kalau kita simak kisah dalam Injil tadi. Maria dan Yosep diliputi kecemasan dan ketakutan setelah terpisah dari Yesus. Mereka terpaksa kembali lagi ke Yerusalem yang jaraknya tidaklah dekat. Tentulah sebagai seorang ibu, ketika mencari-cari Yesus di antara saudara-saudara lainnya yang pulang dari Yerusalem, Maria sambil berurai air mata.

Tapi, apa yang didapat Yosep dan Maria ketika akhirnya bertemu dengan Yesus? Maria bertanya baik-baik kepada Yesus. Pertanyaan itu wajar, meski terkesan menegur. Namun apa jawaban Yesus?
"Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di rumah Bapa-Ku?" Demikian jawaban Yesus. Tentulah jawaban ini sangat menyakitkan hati. Yosep tentu akan terpukul ketika dikatakan bahwa Yesus harus berada di rumah bapa-Nya. Tentu dalam hatinya dia bertanya, "Lalu saya ini siapa?" Bunda Maria juga pasti sangat kecewa dengan jawaban itu. Reaksi yang lumrah atas jawaban Yesus itu adalah marah. Karena kata-kata yang diucapkan Yesus sebagai seorang anak dinilai tidak sopan, tidak menghargai orang tua yang begitu cemas dan letih mencarinya.

Akan tetapi apa yang terjadi dengan Bunda Maria? Di sinilah letak kesucian hati Maria, "Menyimpang semua perkara itu dalam hatinya." Di sinilah Maria menunjukkan teladan hidupnya. Injil hari ini, dengan menampilkan sosok Bunda Maria, mau mengajak dan mengingatkan semua umat beriman untuk meneladani Bunda Maria dalam menghadapi berbagai macam masalah hidup.

Tentulah dalam kehidupan setiap manusia pasti memiliki masalah. Kita selalu dihadapi berbagai perkara hidup. Dalam mengadapi masalah dan perkara-perkara itu tak jarang kita sering mengeluh, menggerutu dan bahkan sampai marah-marah. Kemarahan bisa saja kita limpahkan kepada orang lain, diri sendiri dan tak jarang Tuhan juga menjadi sasaran kemarahan.

Meneladani Bunda Maria yang hatinya suci berarti setiap kali kita menerima dan menghadapi masalah dalam hidup kita tak perlu menggerutu dan marah-marah tetapi berusaha membawanya dalam doa dan merenungkannya. "Menyimpannya dalam hati" bukan berarti mendendam, menyimpan kemarahan di dalam hati, melainkan merupakan ungkapan bentuk doa: menyerahkan semua perkara kepada penyelenggaraan Ilahi. Kita menyerahkan semua permasalahan hidup dalam doa sambil merenungkan dan memohon untuk bisa memahami cara untuk mengatasi masalah itu.

by: adrian