
Namanya Vera
Monica. Apakah itu nama asli atau bukan, aku tidak peduli. Apalah arti sebuah
nama! Umurnya, menurut perkiraanku, sekitar 25 tahunan, Mungkin lebih sedikit. Yang jelas tidak lebih dari tiga
puluh. Masih muda dan cantik. Rambutnya dipotong pendek model Demi Moore (era
awal 90-an), selaras dengan postur tubuhnya yang tinggi langsing. Di antara
teman-temannya ¾ semua berjumlah enam orang (cewek
semua) ditambah satu orang bapak ¾ dia dianggap sebagai leader (mereka menyebutnya Mak Geng).
Barangkali karena faktor usia dan postur tubuhnya tadi.
Kami berkenalan di atas kapal Bukit
Siguntang. Ternyata kami sama-sama naik dari pelabuhan Kijang dan
tujuan pun sama, yaitu Tanjung Priok. Vera bersama rombongannya tidur di lantai
dek lima beralas tikar yang mereka beli dari pedagang yang selalu lalu lalang
sebelum kapal berangkat. Aku juga tidur di lantai, tapi bukan dek lima.
Persisnya di putaran tangga, pertengahan antara dek empat dan lima. Antara
tempatku dan rombongan Vera tak ada batasan. Karena itulah dengan mudah aku
memperhatikan mereka, termasuk bila ada yang lagi ganti pakaian. Dari aktivitas
memperhatikan inilah akhirnya aku berkenalan dengan Vera.