Renungan
Hari Sabtu Biasa IX, Thn B/I
Sabda
Tuhan dalam bacaan liturgi hari ini berbicara tentang persembahan. Dalam Injil
hari ini Tuhan Yesus menerangkan mengenai persembahan janda miskin. Dikatakan bahwa
Tuhan Yesus duduk di dekat peti persembahan dan memperhatikan orang-orang
yang memberikan persembahannya. Ada orang kaya yang memberi persembahan dalam
jumlah yang besar. Namun ada seorang janda miskin yang hanya memasukkan satu
duit. Dari sini Tuhan Yesus menegaskan bahwa janda miskin itu memberikan
persembahan yang lebih besar ketimbang persembahan orang-orang kaya. Alasanya,
selain ia memberikan seluruh nafkahnya, ada ketulusan dan kejujuran di dalam
persembahannya.
Pengajaran
Tuhan Yesus mengenai persembahan kembali terlihat dalam bacaan pertama yang
diambil dari Kitab Tobit. Dalam bacaan pertama ditampilkan pernyataan Rafael
kepada Tobit dan Tobia. Salah satu poin yang disampaikannya adalah “Lebih
baiklah doa benar dan sedekah jujur daripada kekayaan orang lalim.” (ay. 8). Di
sini Rafael hendak menekankan bahwa sedekah itu harus lahir dari kejujuran dan
ketulusan hati.
Dalam
kehidupan kita sering diajak untuk memberi sedekah atau persembahan kepada
Tuhan dan sesama. Tak jarang dalam memberikan sedekah atau persembahan itu kita
sering membuat berbagai perhitungan. Sering perhitungan ekonomis selalu masuk
dalam kriteria. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk memberi dengan jujur
dan tulus. Tuhan menghendaki supaya persembahan dan sedekah itu lahir dari hati
kita. Sedekah atau persembahan dari hati pertama-tama bertujuan demi kemuliaan
Allah.***
by:
adrian