Pasca
serangan islam teroris, muncul wanita muslimah bercadar di beberapa lokasi
dengan nada pesannya sebagai berikut: “Peluklah aku, jika kau merasa nyaman.” Aksi
ini merupakan sebuah sosial eksperimen. Kiranya apa yang dilakukan beberapa
wanita islam bercadar itu sekadar mau membuktikan bahwa mereka bukanlah
sekelompok teroris yang menakutkan. Dengan kata lain, mereka mau menghilangkan image masyarakat bahwa muslimah bercadar
adalah kelompok islam radikal yang harus dicurigai, diwaspadai atau ditakuti. Lebih luas lagi mau dikatakan bahwa terorisme itu bukan islam.
Ternyata
image tersebut bukan hanya milik
orang non islam saja, tetapi juga ada di kalangan umat islam sendiri. Hal ini
terbukti dalam salah satu tayangan di media sosial, dimana muslimah bercadar
berpelukan dengan wanita berjilbab sambil mengusap air mata. Pelukan
membuktikan bahwa pikiran negatif selama ini adalah keliru.
Masalah
muslimah bercadar juga sempat menghebohkan dunia pendidikan beberapa bulan lalu.
Ada kampus yang melarang wanita islam mengenakan cadar di kampus. Sontak
kebijakan tersebut menuai protes. Sebenarnya larangan tersebut hadir sejalan
dengan munculnya hasil survei bahwa banyak pelajar dan mahasiswa sudah terpapar
paham radikalisme islam. Ada kesan bahwa larangan itu merupakan jawaban atas
hasil survei.