
Pusat
iman umat islam ada dalam Al Quran. Umat islam menyakini Al Quran langsung
berasal dari Allah SWT. Ada dua versi pemaknaan dari kata “langsung” ini. Ada
segelintir orang memahami bahwa Al Quran, sebagai sebuah kitab, langsung
diberikan utuh kepada Nabi Muhammad SAW. Hal ini didasarkan pada kisah turunnya
wahyu pertama, saat Muhammad bersemedi di gua Hira. Saat itu suatu malaikat
menampakkan diri kepada Muhammad dan memberi perintah singkat: Bacalah! Penafsir mengartikan bahwa pada
waktu itu sudah ada kitab, yang kemudian dikenal dengan nama Al Quran.
Pemaknaan seperti ini mirip dengan kisah pertobatan Agustinus, yang mendengar
suara anak kecil: Bangkit dan bacalah!
Agustinus kemudian bangkit dan mengambil Kitab Perjanjian Baru dan dibukanya
pada Surat Paulus kepada Jemaat di Roma (13: 12 - 14).
Akan
tetapi, ada juga yang memahami bahwa wahyu Allah diturunkan secara bertahap
dalam kurun waktu 23 tahun. Ada dua lokasi besar turunnya wahyu, yaitu Mekkah
dan Madinah. Makna “langsung” di sini adalah bahwa ayat-ayat yang ada dalam Al
Quran sekarang langsung berasal dari Allah. Keyakinan ini diperkuat dengan
pernyataan Allah sendiri, yang dapat dibaca dalam QS 32: 2 dan QS 39: 1 – 2,
41. Jadi, ayat-ayat Al Quran tidak hanya dinilai sebagai suci oleh umat islam,
tetapi juga benar, karena Allah, yang mewahyukannya, adalah mahabenar. Karena
itu, dalam QS 69: 51 dikatakan bahwa “Al Quran itu kebenaran yang meyakinkan.”
Agama
islam mengajarkan kepada umatnya bahwa Adam dan Hawa itu nyata ada. Hal ini
dapat dipahami karena Adam dan Hawa itu ada dalam Al Quran, dan Al Quran itu
merupakan perkataan Allah. Karena itu, mereka tidak hanya diyakini sebagai
manusia pertama, tetapi juga sebagai nabi (khusus Adam). Bagaimana kisah kejatuhan Adam dan Hawa ke
dalam dosa dalam Al Quran?