Senin, 25 Maret 2019

PAUS FRANSISKUS: KORUPSI MENGHANCURKAN MASYARAKAT


Godaan dan kanker korupsi yang terus menerus adalah salah satu penyakit paling menghancurkan yang menimpa masyarakat. Demikian ungkap Paus Fransiskus dalam audensi dengan pada hakim, administrator dan staf dari pengadilan audit Italia, sebuah kantor akuntabilitas pemerintah dengan kekuatan yudisial pada 18 Maret lalu.. Korupsi menyebabkan kerusakan besar baik secara moral maupun ekonomi.
Kepada para hadirin, Paus Fransiskus mengatakan bahwa korupsi, dengan ilusi mendapat keuntungan dengan cepat dan mudah, pada kenyataannya memiskinkan semua orang, menghapus kepercayaan, transparansi dan integritas dari seluruh sistem. “Korupsi merusak martabat individu dan menghancurkan semua cita-cita baik dan indah,” ujar Paus Fransiskus.
Asset public harus dijaga agat bermanfaat bagi semua orang, terutama yang miskin. Setiap kali asset Negara digunakan secara tidak bertanggung jawab, Negara harus menjalankan fungsi kewaspadaan dan memberikan sanksi yang layak terhadap perilaku yang bertentangan dengan hokum.
Paus Fransiskus mengatakan pemeriksaan anggaran yang cermat dapat menghentikan godan -- yang terus berulang pada mereka yang memegang jabatan politik atau administrasi – untuk mengelola sumber daya berdasarkan patronase atau konsensus pemilihan belaka daripada dengan prinsip kehati-hatian..
Kekuatan yudisial kantor audit memainkan peran yang sangat penting, tutur Paus Fransiskus, khususnya dalam perjuangan tanpa henti melawan korupsi yang merupakan salah satu penyakit yang paling menghancurkan di masyarakat. Setiap orang, terutama individu-individu administrator, dipanggil untuk bertanggung-jawab dan menjalankan tugas dengan transparansi dan kejujuran, memperkuat rasa percaya antara warga Negara dan pemerintah, suatu kepercayaan yang mengungkapkan salah satu tanda paling parah dari krisis demokrasi.
Orang-orang Kristen percaya bahwa Yesus sendiri “mendesak kita untuk secara terbuka menghadapi kejahatan ini dan masuk sampai ke akar masalah,” jelas Paus Fransiskus. “Yesus mengajari kita untuk secara pribadi mengambil resiko dalam pertarungan ini, bukan karena mengejar kepahlawanan yang tidak realistis atau mencari perhatian secara terbuka, tetapi melalui keuletan masing-masing orang yang melakukan pekerjaannya, yang seringkali tidak diketahui publik, melawan tekanan dunia,” pungkas Paus Fransiskus.