Para umumnya, kata ‘tauhid’ diidentikkan dengan monoteisme. Dengan konsep ini, maka islam disejajarkan dengan Yahudi dan Kristen. Akan tetapi, pemaknaan dan pemahaman ‘tauhid’ ini ternyata tidak berhenti pada pengertian SATU saja. Patut diakui bahwa monoteisme islam berbeda dengan monoteisme Yahudi dan Kristen. Dari perkataan-perkataan Allah sendiri, yang tertuang di dalam Al-Qur’an, kita akan memahami makna tauhid tersebut.
1. Mengakui Allah lain di luar islam
Konsep tauhid, dimana Allah itu hanya ada SATU hanya berlaku bagi umat islam saja. Artinya, Allah umat islam itu memang hanya satu, dan tidak ada allah lain dalam islam. Dalam islam, adalah dosa berat jika orang menduakan atau mempersekutukan Allah. Ini dikenal dengan dosa musyrik, dan yang melakukan itu disebut kaum musyrikin. Untuk membela ketauhidan, Allah SWT sudah memperintahkan umat islam untuk menangkap dan membunuh orang musyrikin itu dimana saja dijumpai (QS at-Taubah: 5).
Meskipun demikian, harus diakui bahwa ternyata islam mengakui juga Allah-allah lain di luar islam. Islam percaya ada Tuhan pada umat agama lain selain islam; bahwa tiap-tiap agama mempunyai Allah-nya sendiri. Hal ini dapat dilihat dari wahyu Allah SWT sendiri. Misalnya, QS al-Baqarah: 62 berbunyi,
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Sabiin, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya….