Tak
bisa dipungkiri terorisme dewasa kini selalu diidentikkan dengan islam. Hal ini
dapat dimaklumi bukan saja karena para pelaku teror itu adalah pemeluk islam,
tetapi juga terorisme itu berideologi islam. Dengan kata lain, aksi terorisme
didasarkan pada ajaran agama. Robert Spencer, dalam bukunya The Truth About Muhammad (jika tak bisa dibuka coba di sini), mengatakan
bahwa orang muslim pendukung teror hanyalah sebuah minoritas kecil, tapi justru
mereka ini mengontrol kepemimpinan mayoritas muslim. Ternyata mayoritas muslim
yang menolak kekerasan/jihad tidak dapat melakukan apa-apa untuk menyingkirkan
mereka.
Tentulah,
banyak umat islam menolak pernyataan yang mengaitkan terorisme dengan islam.
Ada banyak argumentasi yang dibangun sebagai bentuk kontra terorisme. Kami akan
coba menampilkannya sekaligus tanggapannya.
01.
“Dalam semua agama tindakan apa pun dalam
bentuk teror tidak akan dapat dibenarkan.” Pernyataan ini lahir dari mulut
mantan wakil presiden 2014 – 2019, yang menanggapi aksi terorisme di Gereja
Katedral Makasar pada 28 Maret 2021.
Pernyataan senada pernah juga dilontarkan oleh tokoh islam lainnya setiap kali
ada aksi terorisme.
Dengan mengatakan “semua agama” biasanya
orang ingin menutupi agama islam sebagai agama teror. Padahal semua orang tahu
bahwa para teroris itu bukan saja beragama islam tetapi juga mendasarkan
aksinya pada ajaran islam. Tanggapan seperti ini jamak ditemui. Hanya
sayangnya, tak ada satu tokoh islam yang berani menjelaskan bahwa memang
terorisme sungguh bertentangan dengan ajaran islam. Tunjukkan dimana dalilnya,
dan kenapa dalil yang dipakai para teroris itu salah.
02.
“Terorisme muncul karena ada yang menjual
surga dengan murah.” Kata-kata ini lahir dari mulut Jusuf Kalla saat
mengunjungi Gereja Katedral yang dibom para pelaku teror. Pernyataan dengan nada
seperti ini pernah juga disampaikan tokoh islam lainnya.
Tentulah sebagian orang langsung paham dengan maksud pernyataan di atas. Memang salah satu motivasi terorisme adalah janji surga bagi para pelakunya. Namun menjadi pertanyaan balik atas pernyataan ini adalah siapa yang menjual surga dengan murah. Bukankah Allah SWT sendiri yang telah bersabda demikian? Dengan kata lain, Allah SWT sendirilah yang menjual surga dengan murah. Para teroris hanya membelinya. apakah mereka harus disalahkan?