John
Locke, filsuf berkebangsaan Inggris, yang hidup pada abad XVII, pernah
mengembangkan pemikiran bahwa manusia terlahir seperti kertas putih polos. Ini dikenal
dengan istilah tabula rasa. Dalam perjalanan waktu kemudian muncullah tulisan
atau coretan-coretan pada kertas tersebut. Dan yang paling berperan dalam
coretan tersebut adalah orangtua.
Kertas
putih polos itu, yang akhirnya berisi coretan-coretan, mau menggambarkan siapa
manusia itu di kemudian hari. Artinya, kertas putih polos itu bisa berisi
tulisan indah nan rapi, bisa juga berisi tulisan kacau balau tak beraturan. Dengan
kata lain, dalam perkembangan hidup, seorang anak bisa tumbuh menjadi “domba
atau serigala”, menjadi anak yang lemah lembut atau teroris. Semua itu ada di
tangan orangtua, karena orangtualah yang pertama mengguratkan tulisan dalam
kertas putih polos tersebut. Dan di atas semua itu, ajaran agama punya andil.
Coba
perhatikan gambar berikut ini.