Renungan
Hari Sabtu Biasa IV, Thn C/II
Bac
I 1Raj 3: 4 – 13; Injil Mrk 6: 30 – 34;
Hari ini sabda Tuhan diambil
dari Kitab Pertama Raja-raja. Di sini dikisahkan tentang komunikasi antara
Allah dan Salomo, putra Daud. Komunikasi ini berawal dari tawaran Allah kepada
Salomo mengenai apa yang dibutuhkannya. Allah yang memberikannya. (ay. 5). Yang
menarik adalah Salomo tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa
musuh. Ketiga hal ini semata-mata demi kepentingan pribadi; dan ini yang tidak
diminta. Salomo lebih memilih meminta “Hati yang paham menimbang perkara untuk
menghakimi … dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat.” (ay. 9).
Memang permintaan itu untuk dirinya, namun penggunaannya untuk orang lain.
Sikap seperti Salomo ini
dapat terlihat pada diri Tuhan Yesus dan para rasul-Nya. Dalam Injil hari ini
dikisahkan para rasul berkumpul kembali bersama Tuhan Yesus setelah mereka
melaksanakan tugas perutusan. Tuhan Yesus mengajak mereka untuk ke tempat sepi
supaya bisa beristirahat. Alasannya adalah selama berkarya mereka benar-benar
memberikan diri kepada umat “sehingga makanpun mereka tidak sempat.” (ay. 31). Di
sini mau ditunjukkan nilai pengorbanan demi orang lain. Demi melayani orang lain, mereka sampai lupa akan dirinya sendiri. Sama seperti permintaan Salomo, mereka lebih berorientasi ke luar dari dirinya sendiri.
Sabda Tuhan hari ini mau
berbicara soal dedikasi dan pengorbanan tanpa pamrih. Sikap ini rasanya semakin
sulit dijumpai pada manusia dewasa ini, apalagi pada para imam yang memang
terpanggil untuk melayani bukan dilayani. Banyak orang, ketika bekerja atau “melayani”
masih mempertimbangkan uang atau kepentingan dirinya. Melalui sabda-Nya hari
ini Tuhan mengajak kita untuk lebih berorientasi keluar dari diri sendiri. Kita
diajak untuk lebih memperhatikan orang lain, umat yang dilayani. Tuhan menghendaki
agar kita mau memberi diri demi orang lain dalam tugas dan peran kita.***
by:
adrian