Jumat, 18 November 2022

KAJIAN ISLAM ATAS SURAH AL-ANAM AYAT 114

 


Pantaskah aku mencari hakim selain Allah, padahal Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu secara rinci? Orang-orang yang telah Kami beri kitab mengetahui benar bahwa (Al-Qur’an) itu diturunkan dari Tuhanmu dengan benar. (QS 6: 114)

Tak bisa dipungkiri bahwa umat islam percaya bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang langsung disampaikan kepada Muhammad, yang kemudian ditulis di atas kertas. Sekalipun ada di kertas, tapi umat islam yakin bahwa itu adalah kata-kata Allah sendiri. Karena Allah itu suci, maka kertas yang ditulisi perkataan Allah itu adalah suci juga. Maka tak heran ketika ditemukan lembaran-lembaran Al-Qur’an di tempat sampah, yang sebagiannya sudah terbakar, umat islam merasa marah. Hal itu dilihat sebagai bentuk penghinaan terhadap Allah. Allah sendiri sudah meminta umat islam untuk membunuh mereka yang menghina-Nya (QS al-Maidah: 33).

Dasar keyakinan umat islam bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang langsung disampaikan kepada Muhammad adalah perkataan Allah sendiri. Allah sudah mengatakan bahwa Al-Qur’an itu berasal dari diri-Nya. Berhubung Allah itu mahabenar, maka apa yang dikatakannya juga adalah benar. Mana mungkin Allah yang mahabenar itu berbohong? Tak mungkin Al-Qur’an itu ciptaan manusia, karena manusia bisa berbohong. Logika pikir orang islam kira-kira begini: bahwa Al-Qur’an itu wahyu Allah karena Allah sendiri yang mengatakannya adalah benar, sebab Allah itu mahabenar yang tak bisa berbohong.

Berangkat dari premis ini, maka kutipan ayat Al-Qur’an di atas haruslah dikatakan berasal dari Allah dan merupakan satu kebenaran. Apa yang tertulis di atas (kecuali kata “Al-Qur’an”), semuanya diyakini merupakan kata-kata Allah, yang kemudian ditulis oleh manusia. Seperti itulah kata-kata Allah ketika diucapkan. Dan perkataan Allah ini disampaikan kepada Muhammad, karena hanya Muhammad saja sebagai penerima wahyu. Jadi, bisa dikatakan bahwa konteks seluruh Al-Qur’an adalah Allah berbicara dan Muhammad mendengar. Karena surah ini masuk dalam kelompok surah Makkiyyah, maka bisa dipastikan bahwa Allah menyampaikan wahyu ini saat Muhammad ada di Mekkah.

Jika kutipan kalimat Allah di atas dilepaskan dari konteksnya, maka pembaca akan dengan sangat mudah memahaminya; dan kalimat Allah itu sangatlah indah dan baik. Akan tetapi, akan berbeda jika kutipan teks di atas ditempatkan pada konteksnya. Orang yang mempunyai nalar akal sehat akan langsung menemukan keanehan dan persoalannya. Akar persoalan terletak pada 4 kata kunci, yaitu aku, Dialah, Kami dan Tuhanmu.