Jumat, 23 November 2018

ADA YANG ANEH DARI SURAH JILBAB


Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa setiap wanita islam identik dengan kerudung, atau biasa disebut jilbab. Bahkan jilbab menjadi suatu kewajiban bagi seorang muslimah. Karena itu, sejak anak-anak pun, perempuan mengenakan jilbab; dan polisi wanita yang beragama islam pun menanggalkan seragam lazimnya dan mulai memakai jilbab. Perintah mengenakan jilbab ini datang dari Allah dengan perantaraan Nabi Muhammad, sehingga wajib untuk diikuti.
Pendasaran kewajiban mengenakan jilbab ini dapat dijumpai dalam QS al-Ahzab: 59. Bunyi surah tersebut adalah demikian, “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dalam islam, selalu ada peristiwa yang mendasarkan turunnya firman Allah kepada Nabi Muhammad. Dan ada ilmu yang khusus mempelajari asal usul ayat-ayat Al-Quran, yang dikenal dengan istilah Asbabun Nuzul. Terkait dengan kewajiban jilbab, ada dua peristiwa yang menjadi sebab turunnya surat ini.
Pertama, peristiwa yang dialami oleh seorang istri Muhammad bernama Siti Saudah. Dikisahkan bahwa pada suatu hari Saudah keluar rumah untuk keperluan. Pada waktu itu, Umar melihatnya dan berkata, “Hai Saudah. Demi Allah, bagaimana pun kamu akan dapat mengenalmu. Karenanya cobalah pikir mengapa engkau keluar?” Dengan tergesa-gesa ia pulang. Ketika bertemu dengan Muhammad, ia berkata, “Ya Rasulallah, aku keluar untuk sesuatu keperluan, dan Umar menegurku (karena ia masih mengenalku).” Karena peristiwa inilah maka turun surah al-Ahzab: 59.

MEMBACA BUKU “KERUDUNG YANG TERKOYAK”

Buku "Kerudung yang Terkoyak" merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, The Torn Veil. Kata “kerudung” di sini dapat mengacu pada jilbab atau hijab, dapat pula bermakna tradisi islam bagi kaum perempuan. Karena itu, buku ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang perempuan islam atau biasa disebut muslimah.
Buku “Kerudung yang Terkoyak” memaparkan kisah hidup Gulshan Fatima. Karena itu, buku ini lebih merupakan autobiografi. Gulshan merupakan putri bungsu dari sebuah keluarga islam yang adalah keturunan langsung dari Nabi Muhammad melalui putrinya Fatima. Nama “Fatima” didapat dari nama putri Muhammad. Kisah hidup yang disajikan dalam buku ini sangat dramatis dan menyentuh hati.
Dengan menggunakan terjemahan bahasa Indonesia yang cukup memadai, penulis kisah ini menyajikan alur cerita yang sangat menarik, mengharukan dan sedikit menegangkan. Konflik demi konflik dalam cerita benar-benar diramu dengan sangat bagus sehingga pembaca dibuat hanyut dalam kisah ini. Untuk dapat membaca (atau juga men-download) buku ini, silahkan klik di sini. Selamat membaca!
by: adrian