Ketika
wabah corona merebak, bukan hanya ketakutan dan kecemasan yang muncul,
melainkan juga pertanyaan dari mana virus corona (covid-19) itu berasal.
Jawaban atas pertanyaan ini tentulah beragam, berdasarkan tingkatan manusia.
Jika pertanyaan ini diajukan ke anak SD, mereka mungkin akan menjawab: “dari
Wuhan”. Anak SMP mungkin akan menjawab: “dari kalelawar”, sedangkan jawaban
anak SMA mungkin: “dari kebiasaan buruk manusia yang tak jaga kebersihan.”
Kaum
agamawan tentu punya jawaban sendiri. Pasti ada yang mengatakan bahwa virus itu
datang dari Tuhan. Hal ini didasarkan pada kata-kata Allah dalam kitab suci
bahwa setiap bencana, musibah atau juga wabah terjadi atas kehendak atau izin
Allah (QS 10: 107 dan QS 57: 22). Virus Covid-19 tidak akan muncul jika tidak
diizinkan Allah. Dan kaum agamawan mengaitkan bencana ini dengan dosa manusia.
Karena itu, tak heran bila ada tokoh agama yang mengajak umatnya untuk tidak
takut akan wabah corona, karena umat hanya takut kepada Allah saja.
Bagi
para ilmuwan tentulah semua jawaban di atas tidak sangat memuaskan. mereka
tidak mau mencari kambing-hitam, dengan hanya menyalahkan orang Wuhan atau
kalelawar atau bahkan Tuhan. Maka dari itu, para ilmuwan ini masih terus
melakukan pencarian dan penelitian.
Pertanyaan
ini sebenarnya bukan baru pertama kali muncul di saat adanya wabah corona.
Sejak muncul berbagai penyakit menakutkan yang disebabkan virus, seperti
HIV-AIDS, ebola, sars dan mers, pertanyaan dari mana datangnya virus sudah ada.
Namun hingga kini tak ada jawaban yang cukup memuaskan. Untuk itulah, kami
hendak berspekulasi.
Satu asumsi dasar yang pasti diterima umum adalah “dalam kehidupan manusia ada banyak bibit atau benih penyakit di sekitarnya. Ketika manusia berhasil mengelola bibit tersebut dengan baik dan benar, maka penyakit akan terhindari. Namun jika benih penyakit tidak ditangani dengan baik dan benar, maka muncullah aneka penyakit.” Jadi, harus disadari bahwa saat ini, kapan dan dimana saja kita berada, kita hidup bersama dengan bibit-bibit penyakit (kecuali kalau kita berada di daerah steril). Penanganan atau pengelolaan itu menyangkut internal dan eksternal. Internal adalah ketika manusia menjaga kesehatan dirinya dengan pola hidup dan pola makan yang baik dan benar sehingga membangkitkan ketahanan tubuhnya. Eksternal adalah ketika manusia menjaga kebersihan lingkungannya dengan baik dan benar.