Rabu, 01 April 2015

Soal Rekreasi pada Masa Dewasa

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REKREASI ORANG DEWASA
Kesehatan
Orang-orang muda yang sehat dapat mengikuti bentuk rekreasi yang lebih luas serta fisik lebih melelahkan daripada mereka yang fisiknya lemah. Namun orang-orang yang sehatpun mengurangi bentuk-bentuk rekreasi yang melelahkan apabila mereka sudah setengah baya dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan hiburan dan bentuk-bentuk rekreasi yang tidak begitu menguras tenaga.

Waktu
Meskipun waktu kerja per minggu sudah diperpendek, orang-orang muda tetap kurang waktu untuk rekreasi dibandingkan dengan sewaktu masih remaja dulu. Hal ini disebabkan karena tanggung jawab rumah tangga dan keluarga, kewajiban-kewajiban terhadap organisasi atau perkumpulan mereka, atau keharusan untuk mencari pekerjaan tambahan supaya dapat memperoleh lambang status dianggap penting. Jadi mereka memilih bentuk-bentuk rekreasi yang paling memuaskan, atau paling praktis dari segi waktu dan uang.

Status Perkawinan
Orang-orang muda yang belum menikah umumnya tidak saja memiliki lebih banyak waktu dan uang untu berekreasi daripada mereka yang sudah berkeluarga tetapi selain itu banyak bentuk kegiatan tersebut yang dilakukan di luar rumah. Bagi keluarga-keluarga besar, kebanyakan rekreasi keluarga dilaksanakan di dalam rumah – menonton televise atau permainan-permainan yang melibatkan anggota-anggota keluarga.

Status Sosio-ekonomi
Orang-orang muda dari golongan menengah mempunyai lebih banyak waktu untuk rekreasi serta dapat mengikuti lebih banyak bentuk rekreasi, lebih banyak menghabiskan waktu luang sebagai penonton dan sebagian dari kegiatan rekreasi ini berhubungan dengan pekerjaan, misalnya, membaca. Bentuk-bentuk rekreasi keluarga golongan menengah umumnya mengambil tempat di rumah, sedangkan orang-orang muda golongan bawah umumnya ikut serta dengan bentuk-bentuk hiburan komersial di luar rumah.

Jenis Kelamin
Lepas dari soal apakah mereka itu sudah berkeluarga atau belum, bentuk rekreasi orang muda akan berubah secara drastis apabila ia sudah dewasa. Sebagian besar rekreasi wanita yang sudah bereluarga terbatas ada bentuk-bentuk rekreasi di rumah, disesuaikan dengan perannya sebagai isteri dan ibu.

Penerimaan Sosial
Orang-orang dewasa muda yang popular yang mempunyai banyak teman di sekolah atau di tempat kerja mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mengikuti bentuk-bentuk rekreasi sosial sesudah ia tamat sekolah daripada orang yang sewaktu bersekolah kurang popular atau yang bertempat tinggal jauh dari teman-temannya di sekolah. Orang-orang muda yang sedang menyelesaikan pendidikannya mempunyai lebih banyak kesempatan untuk rekreasi daripada orang yang tidak lagi bersekolah. Orang yang mempunyai mobilitas tinggi tidak mempunyai banyak kawan dan tidak cepat diterima dalam lingkungan masyarakat baru. Dengan sendirinya, bentuk rekreasinya terutama solitair atau terbatas pada lingkungan keluarga.

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 259
Baca juga:
4.      Efek Tambah Usia

Orang Kudus 1 April: St. Hugo Grenoble

SANTO HUGO GRENOBLE, PENGAKU IMAN
Hugo lahir pada sekitar tahun 1053 di Chateauneuf, Dauphine, Perancis. Ia adalah putera dari Odilio, seorang tentara yang kemudian menjadi biarawan Sistersian. Ibunya dikenal karena tobat dan dermanya.
Hugo merupakan paman dari Hugo dari Bonnevaux. Ia menjadi seorang kanonis di Katedral Valence katika berusia duapuluh lima tahun. Pada tahun 1080 ia diangkat sebagai Uskup Grenoble dan ditahbiskan oleh Paus Gregorius VII. Usahanya untuk melakukan reformasi tidak berhasil, sehingga ia pensiun dari jabatannya dan menjadi seorang biarawan Benediktin di Chaise-Dieu di Auvergne, Perancis.
Satu tahun kemudian. Paus Gregorius VII memerintahkan dia untuk kembali ke Grenoble. Kali ini usahanya untuk memperbaiki kehidupan religious di Grenoble berhasil. Banyak orang hadir untuk mendengarkan kotbahnya, banyak orang miskin memperoleh pelayanannya.
Hugo juga bersahabat dengan Santo Bruno, dan ia pun memberikan tanah untuk mendirikan biara Grande Chartreuse dan juga membantu St. Bruno mendirikan Ordo Kartusian (O.Cart). Hugo memberikan Sakramen Pengurapan kepada kedua orang tuanya. Hugo meninggal pada 1 April 1132 di Grenoble, Perancis. Pada 22 April 1134 ia dikanonisasi oleh Paus Innocentius II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Rabu Pekan Suci, Thn B

Renungan Hari Rabu sesudah Minggu Palma, Thn B/I
Bac I    Yes 50: 4 – 9a; Injil               Mat 26: 14 – 25;

Kitab Nabi Yesaya masih menjadi bacaan pertama hari ini. Sama seperti dua hari sebelumnya, hari ini juga Nabi Yesaya kembali menyampaikan nubuat Allah tentang seorang hamba Allah yang setia dan taat. Dalam kitabnya, Nabi Yesaya mewartakan Hamba Allah, yang sekalipun tahu penderitaan akan menghampirinya, ia “tidak berontak, tidak berpaling ke belakang.” (ay. 5). Hamba Allah itu menerima semua penderitaan dengan tabah sebagai wujud ketaatannya kepada Allah. Ia hanya berserah diri kepada Allah agar kehendak Allah-lah yang terlaksana.

Injil hari ini menampilkan kisah Tuhan Yesus makan bersama dengan para murid-Nya. Dalam perjamuan itu Tuhan Yesus menyampaikan bahwa akan ada yang mengkhianati Diri-Nya. Tuhan Yesus tahu bahwa ia akan menghadapi penderitaan dan sengsara. Tuhan Yesus juga tahu akan ada pengkhianat dari antara murid-Nya. “Seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” (ay. 21). Semua itu dihadapi Tuhan Yesus dengan tenang. Ia tidak lari. Ia tidak menghindar.

Dari sabda Tuhan hari ini kita melihat ada kemiripan antara hamba Allah yang disampaikan Nabi Yesaya dengan Tuhan Yesus. Keduanya menunjukkan ketaatan menghadapi penderitaan. Baik hamba Allah dalam Kitab Nabi Yesaya, maupun Tuhan Yesus, sama-sama tidak lari dari masalah yang akan datang. Di sini sabda Tuhan ingin mengajari kita bagaimana menghadapi masalah. Setiap manusia tentu tak lepas dari masalah. Sabda Tuhan menghendaki agar kita tidak lari atau menghindar dari masalah, melainkan menghadapinya. Dan dalam menghadapi masalah itu, kita diajak juga untuk berserah kepada Tuhan, atau melibatkan Tuhan dalam persoalan hidup kita.

by: adrian