Umat
kristiani mengenal paradoks kehidupan bahwa ada begitu banyak kejahatan dan
godaan di dunia, tetapi bahwa Allah juga selalu hadir, siap membantu dan
memberi kekuatan kepada manusia untuk bertahan, demikian pernyataan Paus
Fransiskus. Setiap orang telah diberikan kehidupan, impian akan cinta dan kebaikan,
namun kemudian kehidupan itu terus menerus diekspos pada setan, yang ingin
merongrong dirinya dan orang-orang di sekitarnya, sedemikian rupa sehingga
manusia dapat tergoda untuk putus asa.
“Faktanya,
doa orang kristen tidak menutup matanya dari kenyataan. Orang-orang kristiani
tahu bahwa kehidupan bisa sangat sulit, menyakitkan, atau tidak adil dan mereka
berdoa agar Tuhan – yang lebih besar dan lebih kuat daripada kejahatan apa pun
– akan memberikan kekuatan untuk terus maju dan akan membebaskan kita dari
kejahatan,” kata Paus Fransiskus. Melanjutkan katekese tentang doa Bapa Kami,
Paus Fransiskus merenungkan bagian doa “bebaskanlah kami dari yang jahat.”
Yesus
mengajar orang-orang untuk selalu berbalik kepada Tuhan, terutama ketika mereka
merasakan kehadiran setan yang mengancam, yang dikatakan Santo Petrus seperti
singa yang marah, yang selalu mengincar dan siap untuk menerkam kita, ujar Paus
Fransiskus.
Baris
terakhir doa Bapa Kami yang menyerukan kepada Tuhan untuk “tidak meninggalkan
kita dan membebaskan kita” adalah permohonan bagi semua yang menemukan diri
mereka dalam kesulitan: dalam situasi dosa, penganiayaan, keputus-asaan atau
bahkan kematian. Kehadiran setan yang misterius adalah “kepastian mutlak” dalam
kehidupan manusia, karena iblis tidak menyelamatkan siapa pun ketika ia
bergerak diam-diam seperti ular, membawa racun.