Senin, 22 Juli 2024

RENUNGAN PESTA ST. MARIA MAGDALENA

Renungan Pesta Santa Maria Magdalena

Bac I Kid 3: 1 – 4a; Injil Yoh 20: 1, 11 – 18

Hari ini (22 Juli), Bunda Gereja mengajak kita untuk merayakan pesta Santa Maria Magdalena. Bacaan pertama hari ini terkesan sama sekali tidak ada kaitan dengan orang kudus yang kita rayakan hari ini. Sepintas Kidung Agung ini menguraikan ungkapan perasaan orang yang sangat merindukan kekasihnya. Dia pergi kemana-mana untuk mencarinya. Bertemu dengan para peronda, ia bertanya, “Apakah kamu melihat jantung hatiku?” (ay. 3). Akan tetapi, baru saja dia meninggalkan para peronda itu, ia menemukan kekasihnya itu, dan ia memegangnya (ay. 4). Karena kitab ini masuk dalam Kitab Suci, maka kisah tersebut hendaknya dibaca dalam konteks rohani, bukan profan. Kisah ini merupakan kisah pencarian manusia akan Tuhan. Ketika telah menemukan Tuhan, hendaklah terus “kupegang dan tak kulepadkan dia.” (ay. 4).

Sangat menarik kalau kita meletakkan kisah bacaan pertama ini berdampingan dengan Injil hari ini. Ada kemiripan pola ceritanya. Subyek “aku” dalam bacaan pertama sejajar dengan tokoh Maria Magdalena dalam kisah Injil. Dalam Injil dikisahkan Maria Magdalena berusaha mencari-cari Yesus. Kata-kata Maria Magdalena, “Aku tidak tahu dimana Ia diletakkan.” (ay. 13b) ini sejajar dengan “Kucari, tetapi tak kutemui dia.” (ay. 1b dan 2b). Pertanyaan subyek “aku” dalam Kidung Agung kepada para peronda, “Apakah kamu melihat jantung hatiku?” (ay. 3b) sejajar dengan pertanyaan Maria Magdalena kepada Yesus, yang dikiranya penunggu taman, “Tuan, jika tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, dimana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” (ay. 15b). Lalu, sama seperti subyek “aku” dalam Kidung Agung, yang setelah bertemu memegang kekasihnya (ay. 4), demikian pula Maria Magdalena, namun dicegah oleh Yesus (ay. 17).

Berangkat dari kesejajaran warta Kidung Agung dalam bacaan pertama dengan kisah Maria Magdalena dalam Injil, dapatlah dikatakan warta Kidung Agung itu memang hendak menggambarkan peristiwa hidup orang kudus yang dirayakan pestanya hari ini. Akan tetapi, penggambaran Kidung Agung itu tidak hanya ditujukan buat Maria Magdalena saja, melainkan juga gambaran semua umat manusia yang memiliki kerinduan mencari Tuhan. Dan karena ada kesejajaran kisah dua bacaan liturgi ini, maka pesannya juga sama. Sejalan dengan perayaan pesta Santa Maria Magdalena, kita dapat meneladani sikap dan cinta kasih orang kudus ini kepada Yesus Kristus. Sekalipun para murid lari ketakutan, ia tetap setia hingga di kaki salib; meski para murid pergi meninggalkan makam, ia tetap tinggal. Ia tetap mencari Kristus. Kesetiaannya lahir dari kecintaannya kepada Tuhan Yesus. Teladan inilah yang hendak ditawarkan Maria Magdalena kepada kita, agar kita tetap mencintai dan tidak pernah meninggalkan Yesus Kristus.

by: adrian